Betutu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Penyebaran: ejaan, replaced: sekedar → sekadar (2) |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k cosmetic changes, replaced: komersil → komersial, resiko → risiko, hakekat → hakikat |
||
Baris 44:
Genus : Oxyeleotris
Spesies : Oxyeleotris Marmorata (Bleeker)
Betutu memiliki nama lokal yang sangat beragam, yaitu bloso, ikan mals, ikan bodoh (jawa); Bakut, batutuk, belutu, ikan hantu (kalimantan) Bakut, beluru, bakutut (sumatra); ikan hantu, batutu, ubi, ketuu, belantok (malaysia); pla bu sai (thailand); ca bong twong (vietnam); Marbled goby, sand goby (nama internasional) Soon hock (cina). Nama yang paling populer adalah betutu, sekaligus digunakan sebagai nama resmi dalam dunia per ikanan, bahkan sudah menjadi nama
b. Morfologi dan ciri – ciri
Jika dilihat sepintas, tampang betutu cukup menyeramkan, bentuk mukanya cekung dengan ujung kepala picak (gepeng), mata yang besar menonjol keluar dan dapat digerak – gerakkan, mulut lebar, tebal, dengan gigi – gigi kecil tajam, cukup lah alasan jika betutu disebut sebagai ikan hantu.
Baris 153:
2. USAHA BUDIDAYA IKAN BETUTU
Indonesia mempunyai potensi sangat besar untuk mengembangkan usaha budi daya ikan betutu. Perairan umum sangat luas memberikan peluang sebesar – besarnya bagi pengembangan usaha tersebut. Pada
a. Peluang Usaha di Balik Kelangkaan.
Betutu mungkin belum sepopuler lel atau ikan mas. Di tempat – tempat penjualan ikan (pasar ikan), betutu jarang muncul sebagai komoditas yang diperjual belikan, kalaupun ada, hanya beberapa ekor saja. Mengingat harganya, betutu memiliki pangsa pasar yang cukup bergengsi, setidaknya untuk memasok restoran dan bahkan exsport. Pasar singapura masih terbuka lebar bagi para exsportir Indonesia, walaupun negara tetangga Thailand juga melakukannya. Dengan harga di tingkat pengumpul mencapai Rp. 85.000.- per kg, tidak di sangsikan lagi ikan ini akan menjadi primadona perikanan air tawar. Banyaknya permintaan exsport dengan harga yang cukup tinggi telah menempatkan betutu sebagai komoditas tangkapan yang selalu dicari, tanpa memperhitungkan dampak ekologinya.
Baris 207:
g. Tata Niaga.
Budi daya ikan dapat digolongkan sebagai usaha bermodal cukup besar yang perlu di dukung oleh keahlian dan teknolodi yang mantap. Kegiatan ini tentunya juga tidak sekadar memelihara ikan asal hidup, berbagai jenis input, prosedur produksi, dan nilai output yang dihasilkan harus di hitung secara cermat dengan pertimbangan untung – rugi, termasuk penguasaan terhadap tata niaganya. Singkatnya, budi daya ikan, termasuk ikan betutu, adalah sebuah bisnis.
Mengacu pada konsep bisnis tersebut, sudah selayaknya kegiatan budi daya ikan menerapkan pola market oriented. Seluruh sistem yang akan dibangun harus mengacu pada kebutuhan pasar. Dari runutan tersebut dengan sendirinya akan muncul berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomi tinggi, termasuk di dalamnya ikan betutu. Berdasarkan pertimbangan prospek pemasaran,
|