Berhala (Islam): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ejaan, replaced: sedia kala → sediakala, ditempat → di tempat (3) |
k ejaan, replaced: di tempatkan → ditempatkan (2) |
||
Baris 69:
* '''[[Al-Fals]]''' {{br}} Berhala berbentuk manusia terbuat dari batu merah yang berada di tengah-tengah Gunung Aja. Pemelihara berhala ini adalah dari Bani Bawlan, Bawlan sendiri adalah salah seorang yang memulai penyembahan terhadap berhala ini. Keturunan dari Bani Bawlan terakhir yang menyembah berhala ini bernama Sayfi.
* '''[[Al-Ya'bub]]''' {{br}} Berhala para kaum Jadilah terletak di Thayyi. Sebelumnya mereka memiliki berhala yang berbeda, tetapi Bani Asad mengambilnya. Sehingga mereka mengadopsi al-Ya'bub sebagai penggantinya.
* '''[[Asaf dan Naylah|Asaf Naylah]]''' {{br}} Asaf bin Ya'la dan Naylah binti Zayd adalah sepasang kekasih dari Yaman, kemudian mereka melakukan ziarah ke Mekkah. Setibanya di Mekkah, mereka masuk kedalam Ka'bah dan mereka mengambil kesempatan untuk berzinah di dalamnya, ketika keadaan sepi. Kemudian mereka berubah menjadi 2 batu, yang pada akhirnya dibawa keluar dan
* '''[[At–Thuraiya]]''' {{br}} Berhala yang dianggap sebagai dewa yang melimpahkan hujan. Thuraiya memiliki arti "yang ada dalam jumlah banyak".
* '''[[Jadd]]''' {{br}} Berhala yang sangat dihormati oleh orang-orang semit. Namanya diambil dari prasasti Nabath, tetapi dalam bentuk ''Gadda.''
Baris 179:
Bangsa [[Mesir kuno]] menyembah beberapa [[hewan]] yang mereka yakini sebagai perwujudan dari tiap-tiap dewa tertentu. Hewan-hewan itu dipilih berdasarkan dari tanda-tanda suci tertentu yang diyakini menunjukkan peran tepat untuk hewan tersebut. Beberapa hewan yang dikultuskan akan dipertahankan sebagai dewa sampai akhir hidupnya, seperti [[banteng Apis]] yang disembah di [[Memphis, Mesir|Memphis]] dan dianggap sebagai perwujudan dari [[Ptah]]. Sedangkan hewan lainnya dipilih untuk periode yang jauh lebih singkat.
Pengkultusan ini kemudian tumbuh lebih populer di kemudian waktu, dan banyak tempat peribadatan mulai menaikkan saham dari hewan-hewan tersebut yang ditunjuk sebagai penjelmaan dewa. Praktek yang terpisah dikembangkan dalam [[Dinasti keduapuluh enam Mesir|Dinasti ke-dua puluh enam]], ketika orang mulai memumikan setiap anggota suatu spesies hewan tertentu sebagai korban kepada dewa yang mewakili spesies tersebut. Jutaan mumi [[kucing]], [[burung]], dan hewan lain dimakamkan di kuil-kuil untuk menghormati para dewa Mesir. Untuk mendapatkan [[mumi]] dari hewan yang terkait dengan dewa tersebut, para penyembah biasa membayar kepada pendeta dari dewa tertentu, yang kemudian mumi itu akan
[[Berkas:Egypte louvre 058.jpg|left|thumbnail|100px|[[Patung]] Bastet terbuat dari [[perunggu]] dalam wujud [[kucing]].]]
|