Gereja Pantekosta di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Mekanisme Kependetaan: ejaan, replaced: di tempatkan → ditempatkan |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k tidy up, replaced: dimana → di mana (3), nasehat → nasihat (6), Jendral → Jenderal |
||
Baris 38:
== Ajaran ==
Pengajaran yang ditekankan di gereja ini, berbeda dengan gereja karismatik lainnya. yang paling dominan adalah mengenai [[Roh Kudus]] di dalam [[Kisah Para Rasul 2]]
GPdI saat ini dipimpin oleh [[Markus Daniel Wakkary|Pdt. DR. M.D. Wakkary]].
Baris 46:
Berdirinya Gereja Pantekosta di Indonesia tidak terlepas dari kedatangan dua keluarga missionaris dari Gereja Bethel Temple Seattle, USA ke Indonesia pada tahun 1921 yaitu Rev. Cornelius Groesbeek dan Rev. Richard Van Klaveren keturunan Belanda yang berimigrasi ke Amerika. Dari Bali maka pelayanan beralih ke Surabaya di pulau Jawa tahun 1922, kemudian ke kota minyak Cepu pada tahun 1923. Di kota inilah F.G Van Gessel pegawai BPM bertobat dan dipenuhkan Roh Kudus disertai/disusul banyak putera – puteri Indonesia lainnya antara lain : H.N. Runkat, J. Repi, A. Tambuwun, J. Lumenta, E. Lesnussa, G.A Yokom, R.Mangindaan, W. Mamahit, S.I.P Lumoindong dan A.E. Siwi yang kemudian menjadi pionir-pionir pergerakan Pantekosta di seluruh Indonesia.[http://gpdi.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=20&Itemid=33]
Karena kemajuan yang pesat, maka pada tanggal 4 Juni 1924 Pemerintah Hindia Belanda mengakui eksistensi “De Pinkster Gemeente in Nederlansch Indie” sebagai sebuah “Vereeniging” (perkumpulan) yang sah. Dan oleh kuasa Roh Kudus serta semangat pelayanan yang tinggi, maka jemaat-jemaat baru mulai bertumbuh
Tanggal 4 Juni 1937, pemerintah meningkatkan pengakuannya kepada pergerakan Pantekosta menjadi “Kerkgenootschap” (persekutuan gereja) berdasarkan Staatblad 1927 nomor 156 dan 523, dengan Beslit Pemerintah No.33 tanggal 4 Juni 1937 Staadblad nomor 768 nama “pinkster Gemente” berubah menjadi “Pinksterkerk in Nederlansch Indie”. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1942, nama Belanda itu diubah menjadi “Gereja Pantekosta di Indonesia”. Ketika itu Ketua Badan Pengoeroes Oemoem ( Majelis Pusat) adalah Pdt. H.N Runkat.
Selain perkembangan perlu juga dicatat beberapa perpecahan yang kemudian melahirkan gereja-gereja baru
Peranan para pioner pun patut dikenang, sebab karena perjuangan mereka pohon GPdI telah bertumbuh dengan lebat, mereka antara lain : Pdt. H.N. Runkat yang merambah ladang di Pulau Jawa, (Jakarta, Jabar, Jateng, dll), tahun 1929 Pdt. Yulianus Repi dan Pdt. A. Tambuwun disusul oleh Pdt. A. Yokom, Pdt. Lumenta, Pdt. Runtuwailan menggempur Sulawesi Utara, tahun 1939, dari Sulut / Ternante Pdt. E. Lesnussa ke Makasar dan sekitarnya. Tahun 1926 Pdt. Nanlohy menjangkau kepulauan Maluku (Amahasa) yang kemudian disusul oleh Pdt. Yoop Siloey, dll.
Baris 84:
* Sekretaris : Pdt. Paulus
* Bendahara : Pdt. G. Droop
Dengan Keputusan Gubernur
Disamping Pengurus di atas yang bertanggung jawab terhadap pemerintah, maka diadakan suatu Convent Hamba-hamba Tuhan senior, yang terdiri dari :
Baris 170:
* Komisaris II : Pdt. JMP Batubara
* Komisaris III : Pdt. RM. Suprapto
*
Pada tanggal 8 November 1969 komposisi Pengurus Pusat berubah setelah meninggalnya Pdt. RM. Soeprapto :
Baris 180:
* Komisaris II : Pdt. JMP. Batubara
* Komisaris III : Pdt. B. Manoah
*
Kemudian tanggal 8 Agustus 1970 dengan meninggalnya Pdt. E. Lesnussa maka terjadi perubahan susuanan Pengurus Pusat :
Baris 189:
* Komisaris I. : Pdt. JMP. Batubara
* Komisaris II : Pdt. B. Manoah
*
Tanggal 8 Februari 1973 terjadi lagi perubahan susuanan Pengurus Pusat :
Baris 197:
* Komisaris I. : Pdt. JMP Batubara
* Komisaris II. : Pdt. B. Manoah
*
=== Tahun 1973-1976 ===
Baris 207:
* Komisaris I. : Pdt. JMP. Batubara
* Komisaris II : Pdt. TH. Itaar
*
=== Tahun 1976-1980 ===
Baris 217:
* Komisaris I. : Pdt. JMP. Batubara
* Komisaris II : Pdt. S. Sriyoto
*
=== Tahun 1980-1984 ===
|