Gedung pengadilan tinggi agama merupakan salah satu bangunan bersejarah yang sering beralih fungsi.
tahun pendirian GPTA ini belum diketahui secara pasti, hal ini dikarenakan hilangnya monumen pendirian bangunan.
fungsi pertama kali digunakan sebagai rumah tinggal oleh '''NOGTJIK''', seorang peranakan tionghoa. tujuan pendirian bangunan untuk memperoleh kesetaraan pengakuan. setelah itu bangunan dibeli oleh saudagar kalimantan selatan, seorang saudagar yang sukses dengan jual beli emas.
== Benda Cagar Budaya ==
Berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 646 Tahun 1997 Tentang Penetapan Bangunan-Bangunan dan Kawasan Kuno Bersejarah di Kotamadya Surakarta yang Dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 Tentang Benda Bagar Budaya, maka terdapat 70 objek di Solo yang masuk kategori [[cagar budaya]]<ref>http://dtrk.surakarta.go.id/content/inventarisasi-kawasan-dan-bangunan-cagar-budaya</ref><ref>Agustianda, Putu Ayu P.; ''Public Policy on Urban Heritage Conservation. Case Study: The City of Solo, Indonesia''; paper for International Seminar on Urban Heritage Management, Cambodia, 11-21 January 2009</ref><ref>http://surakartakota.bps.go.id/Subyek%20Statistik/2010/12.Hotel%20&%20Pariwisata/Ska%20Dalam%20Angka_2010_247-252.pdf</ref><ref>http://solografi.com/1268/masih-banyak-cagar-budaya-di-solo-bernasib-malang/</ref>:
* Kelompok kawasan sebanyak 4 objek: [[Keraton Kasunanan]], [[Keraton Mangkunegaran]], [[Kampung Baluwarti]], [[Kampung Laweyan]]
* Kelompok bangunan rumah tradisional sebanyak 8 objek: [[Dalem Brotodiningratan]], [[Dalem Purwodiningratan]], [[Dalem Sasono Mulyo]], [[Dalem Suryohamijayan]], [[Dalem Wuryaningratan]], [[Dalem Mloyosuman]], [[Dalem Ngabean]], [[Dalem Kadipaten]]
* Kelompok bangunan umum kolonial sebanyak 19 objek: [[Pasar Gede]], [[Bank Indonesia (Surakarta)]], [[Kantor Pertani]], [[Pengadilan Tinggi Agama Surakarta]], [[Gedung Veteran Surakarta]], [[Gedung Banda Lumaksa]], [[Gedung UPD Perparkiran]], [[Sekolah Pamardi Putri]], [[Bruderan Purbayan]], [[Museum Radya Pustaka]], [[Stasiun Balapan]], [[Stasiun Purwosari]], [[Stasiun Jebres]], [[Benteng Vastenburg]], [[Kantor Kodim Surakarta]], [[Kantor Brigif VI]], [[Loji Gandrung]], [[Wisma Batari]], [[Rumah Sakit Kadipolo]]
* Kelompok bangunan peribadatan sebanyak 7 objek: [[Masjid Agung Surakarta]], [[Masjid Al Wustho]], [[Langgar Laweyan]], [[Langgar Merdeka]], [[Gereja St. Antonius Purbayan]], [[Vihara Avalokiteswara]], [[Vihara Po An Kiong]]
* Kelompok gapura, tugu, monumen dan perabot jalan sebanyak 24 objek: [[Gapura Batas Kota Surakarta]] (Kleco, Jurug, Grogol), [[Gapura Keraton Surakarta]] (Klewer, Gladang, Batangan, Gading), [[Tugu Lilin]], [[Tugu Cembengan]]<!--ejaan lain: Cembrengan-->, [[Tugu Talirogo]]/[[Tugu Kalirogo|Kalirogo]], [[Tugu Jam Pasar Gede]], [[Tugu Tiang Lampu Gladag]], [[Monumen 45 Banjarsari]], [[Monumen Pasar Nangka]], [[Monumen Panularan]], [[Monumen Sondakan]], [[Monumen Patung Pejuang]] (Tentara Pelajar), [[Monumen Gerilya]], [[Monumen Masetepe]], [[Monumen Stadion Sriwedari]], [[Patung Slamet Riyadi]], [[Patung Gatot Subroto]], [[Patung Ronggowarsito]], [[Jembatan Arifin]], [[Monumen Perisai Pancasila]], [[Patung Suratin]], [[Jembatan Pasar Gede]], [[Monumen Guru PGRI]], [[Jembatan Pasar Legi]]
* Kelompok ruang terbuka/taman sebanyak 8 objek: [[Makam Ki Ageng Henis]], [[Taman Sriwedari]], [[Patilasan Panembahan Senopati]], [[Taman Balekambang]], [[Taman Jurug]], [[Taman Banjarsari]], [[Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa]], [[Makam Putri Cempo]]
Dari ke-70 BCB tersebut, 11 di antaranya kemudian dinyatakan belum layak masuk daftar BCB, karena usianya masih kurang dari 50 tahun.<ref>http://www.solopos.com/2011/06/29/benda-cagar-budaya-solo-bertambah-54-buah-104829</ref> BCB yang dicoret tersebut yaitu Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Monumen Banjarsari, Patung Gatot Subroto, Monumen Pasar Nongko, Monumen Sondakan, [[Monumen Bhayangkara]] Panularan, [[Patung Ganesha]], Makam Putri Cempa, Patung Slamet Riyadi, [[Tugu Talirogo]], serta Monumen Gerilya.
|