Jabir bin Abdullah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: shalat → salat (2)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 43:
 
===== Awal Kehidupan =====
Jabir bin Abdullah lahir di kota Yatsrib (sekarang bernama Madinah) 15 tahun sebelum Nabi Muhammad [[Hijriah]]. Dia berasal dari keluarga yang miskin. Dia berasal dari suku Khazraj. Ibunya bernama Nasiba binti Uqba bin Uddi. Ayahnya pernah menikah dengan sepupunya.
 
===== Era [[Nabi Muhammad]] =====
Baris 50:
<span class="notranslate" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left">[[Perang Uhud]] </span></span>
 
<span class="notranslate" onmouseover="_tipon(this)" onmouseout="_tipoff()"><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left">Pada saat [[perang Uhud]], Jabir bin Abdullah tidak diizinkan oleh ayahnya untuk berjihad dikarenakan </span>Jabir memiliki tujuh saudara perempuan (beberapa sejarahwan mengatakan sembilan) dan ayahnya menginginkan Jabir untuk mengurus dan menjaga saudara-saudara perempuannya. Oleh karena itu, Jabir bertugas memberikan minum pada para prajurit yang kehausan. Abdullah Anshari (Ayah Jabir) mencapai kesyahidan dalam pertempuran Uhud bersama dengan saudara iparnya yakni Amru bin Jamu, umur keduanya hampir mendekati 100 tahun.</span>
 
===== Era [[Ali bin Abu Thalib]] =====
Dalam era ini, Jabir bin Abdullah selalu berada pada pihak 'Ali bin Abu Thalib dalam tiga perang sipil pertama dalam Islam, yaitu pada perang Jamal, [[Perang Siffin|Siffin]], dan [[Perang Nahrawan|Nahrawan]].
 
Baris 61:
 
===== Era [[Ali bin Husain]] (bin Ali) =====
Jabir bin Abdullah di anugrahi umur yang panjang hingga penglihatannya memudar di usia tuanya. Tapi dia taat menunggu kedatangan imam ke lima Syi'ah yakni Muhammad bin Ali yang dikenal dengan nama Muhammad al-Baqir. Setiap pagi ia keluar dari rumahnya, duduk di pinggir jalan dan menunggu setiap suara langkah kaki untuk mengenali Imam ke lima. Suatu hari saat ia menunggu sedang di suatu jalan di kota [[Madinah]], ia mendengarkan langkah kaki seseorang berjalan ke arahnya, suara langkah kakinya mengingatkannya pada cara [[nabi Muhammad]] berjalan. Jabir bin Abdullah pun berdiri menghentikan langkah pria itu menanyakan namanya. Pria itu menjawab, "[[Muhammad]]", Jabir bin Abdullah bertanya kembali, "Anak siapa?". Dia menjawab "[[Ali bin Husain]]". Jabir bin Abdullah langsung mengenali bahwa pria itu adalah Imam ke lima yang ia tunggu, ia adalah Muhammad bin Ali. Dia mencium tangannya dan menyampaikan pesan dari [[nabi Muhammad]].
 
===== Era Abdul Malik dan Akhir Kehidupan =====
Pada masa Abdul Malik, Jabir bin Abdullah meriwayatkan kembali pidato pelarangan mut'ah oleh khalifah Umar bin Khattab. Meskipun Jabir di anugrahi umur yang panjang, pada usia 94 tahun dia wafat karena di racun oleh Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi dikarenakan dukungan dan kesetiaan Jabir sebagai pengikut setia Ahlul Bait. Dia dikebumikan di [[Madain Shaleh|kota Madain]]. Dia meninggal pada tahun 78H (697).
 
[[Berkas:Makam Jabir bin Abdullah.jpg|thumb|left|Makam sebenarnya Jabir bin Abdullah]]
== Warisan ==
Pada tahun 1932 (atau tahun 1351 Hijriah), raja [[Iraq]] yang bernama [[Shah Faisal I]] bermimpi di mana dalam mimpinya ia ditegur oleh [[Hudhaifah al-Yamani]] (salah seorang sahabat [[Nabi Muhammad]]) yang berkata, "Wahai raja! Ambillah jenazahku ([[Hudhaifah al-Yamani]]) dan jenazah Jabir bin Abdullah dari tepian [[sungai Tigris]] dan kemudian kuburkan kembali di tempat yang aman karena kuburanku sekarang dipenuhi oleh air dan kuburan Jabir bin Abdullah juga sedang dipenuhi oleh air."