Kesucian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Kekristenan: minor cosmetic change
Baris 16:
Dalam banyak tradisi [[Kristen]], kemurnian identik dengan kemurnian seksual. Kemurnian berarti tidak memiliki hubungan seksual apapun sebelum pernikahan. Selain itu juga berarti kesetiaan kepada suami atau istri dalam pernikahan. Dalam moralitas [[Katolik]], kemurnian ditempatkan sebagai lawan dari [[tujuh dosa pokok|dosa pokok]] [[hawa nafsu]], dan diklasifikasikan sebagai salah satu dari [[tujuh kebajikan]]. Pengendalian hasrat seksual diwajibkan demi kebajikan. Akal, kehendak dan hasrat dapat bekerja sama secara harmonis untuk melakukan apa yang baik.
 
Dalam [[pernikahan]], pasangan suami-istri berkomitmen untuk hubungan seumur hidup yang mana mengecualikan keintiman seksual dengan orang lain. Di dalam pernikahan, berbagai [[agama Abrahamik]] memandang beberapa praktik sebagai tidak murni, seperti keintiman seksual selama atau sesaat setelah [[siklus menstruasi|menstruasi]] atau [[kelahiran anak]].<ref>Imamat 12:2, 15:24, 20:18.</ref> Setelah pernikahan, bentuk ketiga dari kemurnian yang sering disebut "''vidual chastity''", diharapkan dari seorang wanita sementara ia sedang berduka atas almarhum suaminya. Sebagai contoh, Uskup Anglikan [[Jeremy Taylor]] mendefinisikan 5 aturan dalam ''Holy Living'' (1650), termasuk berpantang menikah "selama ia bersama anak dari suaminya terdahulu" dan "dalam tahun perkabungan".<ref>{{en}} {{cite book | title = Holy Living |chapter = Chapter II, Section III, Of Chastity | author = [[Jeremy Taylor]] | year = 1650 | url = http://www.anglicanlibrary.org/taylor/holyliving/index.htm }}</ref>
 
Sistem etika tertentu mungkin tidak menentukan beberapa hal tertentu. Sebagai contoh, Katolik Roma memandang seks dalam pernikahan adalah suci atau murni tetapi melarang penggunaan [[kontrasepsi buatan]] karena melanggar kemurnian; kontrasepsi buatan dipandang tidak wajar, bertentangan dengan kehendak dan rancangan Allah terkait seksualitas manusia. Banyak komunitas [[Anglikan]] yang mengizinkan kontrasepsi buatan, karena menganggap pembatasan besarnya keluarga dengan kontrasepsi buatan mungkin tidak bertentangan dengan kehendak Allah. Pandangan yang lebih keras dipegang oleh kaum [[Shaker]], yang mana melarang pernikahan (dan [[hubungan seksual]] dalam keadaan apapun) karena dianggap melanggar kemurnian. [[Gereja Katolik]] memiliki berbagai aturan terkait [[selibat klerikal]], sedangkan kebanyakan komunitas Protestan mengizinkan pendeta untuk menikah.