Hari Sabat dalam Gereja Advent: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Pranala luar..: minor cosmetic change |
k Clean up, replaced: sekular → sekuler (2) using AWB |
||
Baris 4:
{{Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh}}
Orang-orang Advent percaya, hari Sabat merupakan hari khusus berhubungan dengan Jesus dan di dalamnya semua manusia diundang supaya merayakannya dengan penuh kegembiraan atas perbuatan Tuhan dalam penciptaan dan penebusan. Pada hari Sabat mereka menghindani apapun yang cenderung menghilangkan suasana kesucian itu. Mereka menghindari segala pekerjaan yang bersifat mencari nafkah dan segala transaksi bisnis (Nehemia 13:15-22). Mereka juga menghindarkan kegiatan yang menyenangkan diri sendiri, melibatkan diri dalam pelbagai keperluan yang bersifat
“Sabat tidak dimasukkan untuk menjadi saat yang tanpa aktivitas secara sia-sia. Hukum melarang pekerjaan-pekerjaan
Hari Sabat dimulai pada saat matahari terbenam pada hari Jum’at petang dan berakhir pada matahari terbenam hari Sabtu petang (Kejadian 1:5; Markus 1:32). Pada hari Jum’at orang-orang Advent menyediakan makanan untuk hari Sabat sehingga selama jam-jam hari yang kudus itu mereka dapat berhenti dan segala pekerjaan mereka ( Kel 16:23; Bil 11:8).
Pada hari Jum’at senja, apabila hari Sabat itu mendekat, anggota keluarga atau kelompok umat percaya berkumpul bersama¬-sama sebelum matahari terbenam, dengan menyanyi, berdoa dan membaca Firman Allah, supaya dengan demikian mereka mengundang Tuhan datang sebagai tamu yang dihormati. Begitu pula mereka lakukan pada penutupan Sabat, mengadakan kebaktian bersama pada had Sabat, Sabtu petang, seraya memohon kepada Allah agar hadir dan menuntun sepanjang minggu berikutnya.
== Ajaran tentang Hari Sabat ==
Baris 21:
=== Hari Sabat dan Sejarah Kekristenan ===
Perubahan dari hari [[Sabat]] kepada [[Minggu]] sebagai Hari berbakti muncul perlahan-lahan. Tidak ada bukti perbaktian [[Kristen]] pada hari Minggu dalam minggu itu sebelum [[abad]] kedua, akan tetapi bukti menunjukkan bahwa pada pertengahan abad itu beberapa orang [[Kristen]] secara sukarela memelihara Hari Minggu sebagai hari perbaktian, bukan sebagai hari perhentian.
Pada abad-abad pertama, di [[Roma]], yang menjadi ibukota [[Kekaisaran Romawi]], rasa anti [[Yahudi]] sangat kuat, dan dan waktu ke waktu semakin kuat saja. Reaksi terhadap sentimen kebangsaan ini, orang-orang Kristen yang diam di kota itu berusaha membedakan diri mereka dari orang Yahudi. Mereka mulai meninggalkan beberapa kebiasaan yang dilakukan orang Yahudi dan mulai cenderung menjauh dan pemeliharaan hari Sabat sehingga menuju kepada pemeliharaan hari Minggu secara eksklusif.
Dan abad kedua sampai abad kelima, pengaruh hari Minggu mulai bangkit, orang-orang Kristen masih terus memelihara Sabat Hari ketujuh di hampir seluruh Kerajaan Roma. Sejarawan abad kelima, Socrates, menulis sebagai berikut: “Hampir semua gereja di seluruh dunia memelihara Sabat yang kudus setiap minggu, namun orang Kristen yang di Alexandria maupun di
Baris 30:
Pada [[abad ke-4]] dan [[abad ke-5]] banyak orang Kristen yang berbakti baik pada hari Sabat maupun hari Minggu. [[Sozomen]], seorang sejarawan lain pada kurun waktu yang sama, menulis, “Penduduk [[Konstantinopel]], dan hampir semua dimana-mana pun, berkumpul bersama-sama pada hari Sabat, dan juga pada hari pertama dalam minggu itu, kebiasaan yang tidak pernah dipelihara di Roma atau di [[Aleksandria]].” <ref>Sozomen, '''Ecclesiastical History''', buku 5, bab 22, terjemahan dalam ''Nicene and Post-Nicene Fathers'' seri kedua (Grand Rapids: Wm.B. Eerdmans, 1979),jilid 2, hlm 390.</ref>
Para Ahli [[sejarah]] menduga kepopuleran dan pengaruh penyembahan [[matahari]] dari [[budaya]] kekafiran Kekaisaran Romawi memegang penanan penting dalam pemeliharaan Hari Minggu, yang semakin bertumbuh penerimaannya sebagai hari perbaktian. Penyembahan matahari memegang peranan penting selama sejarah purbakala. Ini merupakan “sebuah komponen yang paling tua dari [[agama]] Romawi....dan bagian awal abad kedua [[Masehi]], aliran ''[[Sol Invictus]]'' sangat dominan di Roma dan di pelbagai bagian kerajaan itu.” <ref>Gaston H. Halsbcrghe, '''The Cult of Sol Invictus''' (Leiden: EJ. Brill, 1972), hlm. 26, 44.</ref>
Agama populer ini memberi dampak pada [[jemaat]] Kristen yang mula-mula melalui orang-onang yang baru bertobat. “Orang-orang Kristen yang ditobatkan dan kafir tetap tertarik pada pemujaan matahari. Ini diindikasikan bukan hanya oleh betapa seringnya penghakiman atas praktik semacam ini dan pihak bapa-bapa gereja tetapi juga oleh refleksi yang begitu bermakna dan penyembahan Matahani
di dalam liturgi [[Kristen]].” <ref>Bacciocchi, '''Rise of Sunday Observance''', hlm. 140.</ref>
Pada abad keempat [[undang-undang]] hari Minggu mulai diperkenalkan. Undang-undang hari Minggu yang pertama dikeluarkan dan kemudian menjadi undang-undang hari Minggu yang bersifat [[religius]]. Undang-undang [[sipil]] pertama mengenai hari Minggu didekritkan oleh kaisar [[Konstantinus I]] pada tanggal 7 Maret [[321 M]]. Dengan melihat bahwa hari Minggu itu sangat populer di kalangan pemuja matahari dan juga di kalangan Kristen, sehingga Konstantin berharap bahwa dengan menjadikan hari Minggu itu sebagai hari libur, ia dapat memastikan dukungan dan kedua konstituensi ini bagi pemerintahannya.
revisi., hlm. 1000.</ref>
Baris 45:
== Sejarah ==
Pengkudusan hari Sabat diperkenalkan kepada [[pergerakan Adventis]] yang dipimpin oleh [[William Miller]] oleh pengikutnya yang berasal dari [[Baptis Hari Ketujuh]]. Kelompok "Adventism pemelihara hari Sabat" muncul 1845-1849 dari kalangan pergerakan Adventis, yang dikemudian hari menjadi Advent Hari Ketujuh . [[Joseph Bates]] adalah penganjur utama pengkudusan hari Sabat di antara kelompok ini.
Baris 53 ⟶ 52:
Preble adalah orang yang pertama dari pengikut Millerit yang mempromosikan Sabat dalam bentuk cetak; melalui risalah yang berjudul "Hope of Israel" tanggal 28 Februari 1845 di Portland, Maine. Pada bulan Maret 1845, dia menerbitkan ajaran Sabat dalam risalah "A Tract, Showing that the Seventh Day Should be Observed as the Sabbath".<ref>http://www.aloha.net/~mikesch/tract.htm</ref> Ini menyebabkan pertobatan JN Andrews dan keluarga Adventis lainnya di Paris, Maine, serta dengan Joseph Bates (tahun 1845). Orang-orang ini kemudian meyakinkan James dan Ellen White, serta Hiram Edson dan ratusan orang lainnya.<ref>Light Bearers to the Remnant</ref> Preble telah memelihara Sabat hari ketujuh hingga pertengahan 1847. Dia kemudian menolak Sabat dan menentang Advent Hari Ketujuh.
Bates mengusulkan bahwa pertemuan harus diselenggarakan bagi pengikut Millerit di New Hampshire dan Port Gibson. Pada pertemuan ini, pengikut Millirate di Port Gibson menerima pesan Sabat dan pada saat yang sama Bates menjalin hubungan dengan dua orang dari New Hampshire yang kemudian menjadi sangat berpengaruh di Gereja Advent , James dan Ellen G. White. Antara April, 1848 dan Desember 1850, diselenggarakan 22 rapat tentang Sabat di New York dan New England. Pertemuan-pertemuan ini digunakan para pemimpin seperti James White, Joseph Bates, Stephen Pierce dan Hiram Edson untuk mendiskusikan dan untuk mencapai kesimpulan tentang isu-isu doktrinal.
Pada tahun 1846, sebuah pamflet yang ditulis oleh Bates menciptakan minat luas kalangan pemelihara hari Sabat. Tak lama kemudian Bates, James White, Ellen Harmon, [Hiram Edson], Frederick Wheeler dan [SW Rhodes] memimpin promosi ajaran Sabat melalui penerbitan-penerbitan berkala.<ref>"Seventh-day Adventists" section (p. 270–273) in Frank S. Mead, Samuel S. Hill and Craig D. Atwood, Handbook of Denominations in the United States, 12th edn. Nashville: Abingdon Press</ref>
|