Hubungan Indonesia dengan Prancis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Baris 16:
Hubungan tidak langsung antara Perancis dan Indonesia dimulai pada awal abad ke-19 di masa kolonial [[Hindia Belanda]]. Selama [[Perang Napoleon]] negeri [[Belanda]] jatuh di bawah [[Kekaisaran Pertama Perancis|Kekaisaran Perancis]], dengan demikian maka tanah jajahan mereka di [[Hindia Timur]] juga secara tak langsung jatuh ke tangan Perancis. Selama periode yang singkat antara 1806-1811, Indonesia atau Nusantara sempat berada di bawah kekuasaan Perancis.<ref name="Britannica">{{cite web | title=The French and the British in Java, 1806–15| publisher=Britannica | author = Asvi Warman Adam | url = http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15}}</ref> Selama pemerintahan Gubernur Jenderal [[Herman Willem Daendels]] (1808-1811), Prancis menerapkan pengaruh politiknya di Hindia Timur melalui perantara [[Republik Belanda]]. Daendels adalah seorang Belanda pengagum Perancis, dan selama pemerintahannya di Jawa ia membangun [[Istana Daendels|istana megah]] dikenal sebagai '' Het White Huis '' (Gedung Putih) atau '' Het Groote Huis '' (Gedung Besar), hari ini gedung ini difungsikan sebagai Kantor Kementerian Keuangan Indonesia, yang menunjukkan pengaruh arsitektur [[Gaya Imperium]] Perancis.<ref name="Heuken2000">{{cite book|last=Heuken|first=Adolf|date=2000|title=Historical sites of Jakarta|place=Jakarta|publisher=Cipta Loka Caraka|pages=199–200}}</ref> Ia juga mengganti nama ''Buffelsveld'' (lapangan banteng) menjadi ''Champs de Mars'' (kini [[Medan Merdeka]]). Pertempuran memperebutkan Jawa terjadi antara Inggris melawan gabungan Republik Belanda dan Perancis disebut [[Penyerbuan Jawa 1811|Perang Inggris-Belanda]] yang pecah pada tahun 1811.
 
[[Revolusi Perancis]] dan bentuk pemerintahan [[Republik]] kemudian menginspirasi [[Kebangkitan Nasional Indonesia|gerakan nasionalis Indonesia]] pada awal abad ke-20. Konsep politik Republik Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh model Republik Perancis. Indonesia juga mengadopsi [[Hukum sipil (sistem hukum)| sistem hukum Kontinental]] Napoleon melalui perantara Belanda. Hukum Indonesia sering digambarkan sebagai bagian dari 'hukum sipil' atau kelompok hukum 'Kontinental'; sistem hukum yang lazim ditemukan di negara-negara Eropa seperti Perancis dan Belanda.<ref name="Indonesia Law">{{cite book|title= Indonesia, Law and Society|editor=Timothy Lindsey|publisher= Federation Press|year=2008|isbn=9781862876606|page=2|url=https://books.google.co.id/books?id=VaLzpe5pK9cC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false|accessdate=9 November 2015}}</ref> After the independence of Indonesia, the diplomatic relations was established in 1951.<ref>{{cite news|title=France celebrates Bastille Day in iconic style|newspaper= The Jakarta Post |location=Jakarta|date=15 July 2011|url=http://www.thejakartapost.com/news/2011/07/15/france-celebrates-bastille-day-iconic-style.html}}</ref>
 
==Kunjungan tingkat tinggi==
Baris 60:
=== Hukuman mati ===
Pada 2015, seorang warga negara Perancis [[Serge Atlaoui]], menghadapi ancaman [[hukuman mati]] di penjara Indonesia.<ref>{{cite news|title=Indonesia rejects French death row convict Serge Atlaoui clemency|date=22 June 2015|work=BBC|url=http://www.bbc.com/news/world-asia-33220239}}</ref> Dalam penggerebekan di sebuah pabrik yang memproduksi ekstasi di Tangerang, pada tahun 2005, polisi Indonesia menangkap Atlaoui di lokasi kejadian. Dia kemudian dihukum pada tahun 2007 atas kejahatan kepemilikan 138 kilogram shabu-shabu, 290 kg ketamin dan 316 drum zat prekursor. Atlaoui telah berulang kali membantah tuduhan tersebut; mengatakan bahwa ia tengah memasang mesin industri di lokasi yang dikiranya adalah pabrik akrilik.<ref name="Atlaoui">{{cite news|title=France-RI relations 'normal'
despite Atlaoui case|author=Dylan Amirio |newspaper=The Jakarta Post |date= 5 May 2015|url=http://www.thejakartapost.com/news/2015/05/05/france-ri-relations-normal-despite-atlaoui-case.html|accessdate=9 November 2015}}</ref>
 
Pada 22 April 2015, Presiden Perancis [[Francois Hollande]] memperingatkan Indonesia bahwa eksekusi akan merusak hubungan antara kedua negara.<ref>{{cite news|title=France warns Indonesia against executing French citizen |date= 22 April 2015 |work=Channel News Asia |url=http://www.channelnewsasia.com/news/asiapacific/france-warns-indonesia/1801342.html|accessdate=9 November 2015}}</ref> Atlaoui terhindar dari eksekusi pada tanggal 29 April 2015, dan saat ini, hukumannya tengah ditunda.<ref>{{cite news|title=The inmates executed or spared by Indonesia |date= 29 April 2015|work=BBC|url=http://www.bbc.com/news/world-asia-31851707}}</ref> Perancis menentang keras segala bentuk [[hukuman mati]] di manapun dan dalam konteks apapun, dan tidak hanya ketika kehidupan salah satu warga negaranya yang dipertaruhkan. Prancis telah menghapuskan hukuman mati sejak tahun 1981.<ref name="AmbFR"/> Hubungan diplomatik digambarkan sebagai 'normal' meskipun kedua negara tengah menghadapi kasus Atlaoui.<ref name="Atlaoui"/>
 
== Catatan dan referensi ==