Said Aqil Siroj: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 58:
 
== Pemilihan sebagai Ketua Umum PBNU ==
Said Aqil Siroj terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul 'Ulama (PBNU) periode 2010-2015 dalam Muktamar ke-32 [[Nahdlatul 'Ulama]] (NU) di Asrama Haji Sudiang, [[Makassar]], [[Sulawesi Selatan]]. Said unggul dengan perolehan 294 suara dari rivalnya [[Slamet Effendi Yusuf]] yang mendapat 201 suara. Sebelumnya, KH [[Sahal Mahfudz]], terpilih menjadi Rais Aam PBNU. Said Aqil Siradj Ketua Umum Pengurus Besar [[Nahdlatul 'Ulama]] (PBNU) 2010-2015. Said Aqil Siraj dan Slamet maju ke putaran kedua setelah memperoleh masing-masing 178 suara dan 158 suara. Keduanya dianggap memenuhi syarat untuk maju dalam putaran kedua pemilihan calon ketua umum PBNU. Dalam tata tertib muktamar seorang calon harus mengumpulkan 99 suara untuk ditetapkan sebagai calon ketua umum. Sementara itu, Sholahuddin Wahid (Gus Solah) hanya mendapatkan 83 suara, Ahmad Bagja (34), Ulil Absar Abdala (22), Ali Maschan Moesa (8), Abdul Aziz (7), Masdar Farid Mas’udi (6). Mereka gagal memperoleh angka 99 suara dari muktamirin sehingga tidak bisa mengikuti putaran kedua.
 
Pada Muktamar NU Ke 33 di Jombang, Said Aqil Siroj kembali terpilih sebagai Ketua Umum PBNU untuk periode kedua (2015-2020). Said Aqil Siroj meraih kemenangan dengan mengumpulkan 287 suara dari 412 suara muktamirin. Kandidat lainnya As'ad Said Ali meraih 107 suara, dan Salahudin Wahid 10 suara. Said Aqil Siroj kembali berjanji untuk konsisten tak akan menggunakan NU untuk kepentingan politik. Said mengatakan, agenda yang menjadi prioritasnya adalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
 
Di kalangan Nahdlatul Ulama, Said Aqil Siroj bukanlah orang baru. Ayahnya, Aqil Siroj Kempek adalah seorang kiai di Cirebon dan termasuk dalam jejaring ulama di Karesidenan Cirebon, seperti Benda Kerep, Buntet, Gedongan dan Babakan.