Masjidil Haram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Syusuf2016 (bicara | kontrib)
perbaikan penulisan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes, replaced: dimana → di mana, adzan → azan
Baris 20:
| website = {{URL|www.gph.gov.sa}}
}}
 
 
'''Masjidil Haram''' ([[bahasa Arab]]: المسجد الحرام) adalah sebuah [[masjid]] di kota [[Mekkah]] yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat [[Islam]]. Masjid ini juga merupakan tujuan utama dalam ibadah [[haji]]. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah [[Salat]].
Masjid ini juga merupakan [[Masjid]] terbesar di dunia.
 
Pengertian Masjidil Haram tidak hanya diartikan sebagai masjid di kota [[Mekkah]] saja para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini ada yang mengatakan bahwa arti masjidil haram adalah semua tempat di kota [[Mekkah]].<ref name=":0">[http://www.kabarmakkah.com/2013/11/beberapa-pengertian-masjidilharam-dalam.html Pengertian Masjidil Haram] [http://www.kabarmakkah.com/2013/11/beberapa-pengertian-masjidilharam-dalam.html]</ref>
 
Imam Besar masjid ini adalah Syaikh [[Abdurrahman As-Sudais]] seorang [[imam]] yang dikenal dalam membaca [[Al Qur'an]] dengan artikulasi yang jelas dan suara yang merdu dan Syaikh [[Saud asy-Syuraim|Shuraim]].
 
Muadzin besar dan paling senior di Masjid Al-Haram adalah [[Ali Mulla]] yang suara adzannyaazannya sangat terkenal di dunia Islam termasuk pada media internasional
 
== Sejarah ==
{{utama|Ka'bah}}
[[Berkas:Mecca.JPG|thumb|Foto Masjidil Haram dan Ka'bah.]]
 
Menurut keyakinan umat [[Islam]], [[Ka'bah]] atau nama lainnya ''Bakkah'' pertama sekali dibangun oleh Nabi [[Adam]]. Dan kemudian dilanjutkan pada masa Nabi [[Ibrahim]] bersama dengan anaknya, Nabi [[Ismail]] yang meninggikan dasar - dasar Ka'bah, dan sekaligus membangun masjid di sekitar Ka'bah tersebut. Ka'bah kurang lebih terletak di tengah masjidil Haram: tingginya mencapai lima belas hasta; bentuknya kubus batu besar. <ref>Al-A'zami, M.M., (2005), ''Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu sampai Kompilasi'', (terj.), Jakarta: Gema Insani Press, ISBN 979-561-937-3.</ref>.
 
Selanjutnya perluasan Masjidil Haram dimulai pada tahun [[638]] [[Masehi]] sewaktu [[Khalifah]] [[Umar bin Khattab]], dengan membeli rumah-rumah di sekeliling Ka'bah dan diruntuhkan untuk tujuan perluasan, dan kemudian dilanjutkan lagi pada masa khalifah [[Usman bin Affan]] sekitar tahun [[647]] M.
Baris 41 ⟶ 40:
Menurut [[hadits]] shahih, satu kali salat di Masjidil Haram sama dengan 100.000 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali [[Masjid Nabawi]] dan [[Masjidil Aqsha]]. Satu kali salat di Masjid Nabawi sama dengan 1.000 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha. Adapun satu kali salat di Masjidil Aqsha sama dengan 250 kali salat di masjid-masjid lain, kecuali Masjidil Haram dan Masjid Nabawi..
 
Seluruh umat [[Islam]] diperintah untuk memalingkan wajahnya/hatinya kearah masjidil haram dimanapundi manapun berada, hal ini di perkuat dengan [[Surah Al-Baqarah]] ayat [[149]] dan [[150]]. perintah ini hampir sama derajatnya dengan perintah Allah yang lain seperti hal melakukan [[salat]], [[zakat]], [[puasa]], [[haji]] sebagai wujud hati yang terikat dan ingat kepada [[Allah]] dalam segala hal duniawi ini.
 
== Referensi ==
{{reflist}}{{Masjid-stub}}
 
[[Kategori:Masjidil Haram| ]]
Baris 50 ⟶ 49:
[[Kategori:Kakbah]]
[[Kategori:Tempat suci Islam]]
 
 
{{Masjid-stub}}