Portal:Pertanian/Berita terkini/Maret: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nigeria is now world's largest cassava producer
Asian food is too cheap compared to its ecological footprint left on the ecosystem
Baris 4:
|box-width=10em|}}</noinclude>
 
<noinclude>;31 Maret 2016</noinclude>
{{berita
|tgl = 31 Maret 2016
|ber = "Pertanian tropis di Asia mengalami kerugian ekologis jika dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkan dari perdagangan internasional. Sebuah riset dari [[National University of Singapore]] menyimpulkan hal tersebut dengan membandingkan secara kuantitatif kerugian ekologis dari pertanian seperti hilangnya hutan dan ekosistem hewan liar. Karena selama ini peningkatan nilai perdagangan yang dituju dilakukan dengan cara mengeliminasi hutan dan ekosistem hewan liar. Mereka berharap hasil penelitian ini dapat mengubah kebijakan perdagangan negara-negara di Asia."
|gbr = Riau_deforestation_2006.jpg
|cap = [[Deforestasi]] Riau
|wid = 100px
|u1 = http://www.asianscientist.com/2016/03/in-the-lab/nus-tropical-ecosystem-international-trade/
|n1 = Asian Scientist
|u2 = http://www.foodnavigator-asia.com/Policy/Study-Tropical-ecosystems-pay-the-price-for-underpriced-agriculture
|n2 = Food Navigator
}}{{clear}}<br>
<noinclude>;30 Maret 2016</noinclude>
{{berita
Baris 40 ⟶ 52:
|n2 = Tech Times
}}{{clear}}<br>
<noinclude>;27 Maret 2016</noinclude>
{{berita
|tgl = 27 Maret 2016
Baris 51 ⟶ 63:
|u2 = https://ecowatch.com/2016/03/26/big-food-label-gmos/
|n2 = Ecowatch
}}{{clear}}<br><noinclude>
{{berita
|tgl = 27 Maret 2016