The Dictator (film 2012): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Adityaprahara (bicara | kontrib)
Baris 24:
 
= Sinopsis =
Selama bertahun-tahun, Republik Wadiya (terletak di Tanduk Afrika, menggantikan bangsa sebenarnya Eritrea) dipimpin oleh Laksamana Jenderal Haffaz Aladeen (Sacha Baron Cohen), seorang yang kekanak-kanakan, tirani, seksis, anti-Barat, dan despot antisemitisme yang mengelilingi dirinya dengan pengawal perempuan, mensponsori al-Qaeda (memberikan perlindungan bagi Osama Bin Laden setelah) dan bekerja pada pengembangan senjata nuklir untuk menyerang Israel. Ia seorang yang sangat khas dengan jenggot lebatnya. Aladeen juga menolak untuk menjual ladang minyak negeri Wadiya ini, demi melaksanakan pesan yang dibuat oleh ayahnya di ranjang kematiannya. Setelah Dewan Keamanan PBB memutuskan untuk campur tangan secara militer, Aladeen pun memutuskan ke Markas Besar PBB di New York.
Alkisah terdapat sebuah negara fiktif di Afrika bernama Wadiya. Wadiya dipimpin oleh seorang diktator yang ganas, kejam, namun bodoh yang bernama Laksamana Jenderal Haffaz Aladeen ([[Sacha Baron Cohen]]).
 
Tak lama setelah tiba, Aladeen diculik oleh Clayton (John C. Reilly), pembunuh bayaran yang sebenarnya disewa oleh pamannya, Tamir (Ben Kingsley). Tamir kemudian mengganti Aladeen dengan seorang yang sangat mirip dengannya yang bernama Efawadh. Tamir bermaksud untuk memanipulasi penandatanganan dokumen nominal demokratisasi Wadiya agar dapat membuka ladang minyak negara itu untuk Cina dan lainnya untuk kepentingan asing. Aladeen berhasil lolos dari Clayton yang malah membunuh dirinya sendiri. Namun, sebelumnya Clayton berhasil mencukur habis jenggot Aladeen. Dengan demikian, tak ada orang yang tahu siapa Aladeen sebenarnya. Melihat berita kebakaran, Tamir berpikir Aladeen telah tewas.
Suatu ketika Aladeen ingin mengembangkan senjata nuklir untuk menyerang negara-negara musuh. Ia didampingin oleh pamannya, Tamir ([[Ben Kingsley]]) beserta rombongannya mendatangi tempat pembuatan nuklir dan menemui kepala proyek ini. Ia marah karena rudalnya masih berbentuk bulatm, tidak runcing seperti yang diinginkannya. Melihat hal ini ia pun mencari Prof. Nadal ([[Jason Mantzoukas]]) yang ternyata sudah dieksekusi di bawah perintah Aladeen sendiri.
 
Mengembara di New York, Aladeen pertemuan Zoey (Anna Faris), seorang aktivis hak asasi manusia yang menawarkan dia pekerjaan padanya. Aladeen menolak tawaran dan tanpa sengaja bertemu dengan Nadal (Jason Mantzoukas), mantan kepala program senjata nuklir Wadiya. Dulu semasa masih di Wadiya, Aladeen pernah memerintahkan eksekusi mati untuk Nadal karena menolak permintaan Aladeen. Aladeen mengikutinya ke sebuah kedai bernama “Little Wadiya” yang dihuni oleh pengungsi dari negaranya—yang sebetulnya orang yang pernah dieksekusi.
Singkat cerita, seluruh dunia mengecam apa yang dilakukan Aladeen yang begitu semena-mena terhadap rakyatnya. Ia dipanggil oleh PBB. Akhirnya ia beserta rombongannya dari Wadiya berangkat ke Amerika dan disembut demonstrasi besar-besaran. Di malam hari ketika ia sedang tidur, ia diculik oleh Clayton ([[John C. Reilly]]), seorang pengawal yang disewa Tamir untuk menjaga Aladeen. Ternyata Clayton memang disuruh oleh Tamir untuk membunuh Aladeen. Aladeen harus rela jenggot tebal khasnya dipangkas oleh Clayton. Tanpa jenggot itu, orang-orang tak akan mengenali siapa dirinya. Bukannya Aladeen yang terbunuh, Clayton malah mati oleh kebodohannya sendiri.
 
Karena perbuatan bodohnya, Aladeen pun dengan mudah dikenali orang-orang di Little Wadiya tersebut. Ia hampir dibunuh oleh mereka sampai akhirnya diselamatkan oleh Nadal. Nadal memberitahu Aladeen bahwa semua orang yang pernah dieksekusi Aladeen berada di Little Wadiya dan tidak dibunuh, karena sang algojo sangat anti padanya.
Aladeen pun langsung pergi mengingat ia punya agenda untuk pidato. Ia melihat gerombolan orang yang menyambut Aladeen. Ia melihat Tamir ada di dalam mobil bersama tiruan Aladeen yang sangat mirip dengannya bernama Efawadh. Aladeen marah ia lari untuk mengejar mobil Tamir. Namun, ia malah direpresif dengan disemprot air. Tanpa jenggot, orang-orang menang tidak tahu bahwa ia seorang diktator yang bengis. Masa jadi kacau, Aladeen berhasil diselamatkan oleh Zoey ([[Anna Faris]]). Aladeen mengaku bernama Alison Burgers ditawari kerja oleh Zoey di toko miliknya yang berisikan para pengungsi politik dari berbagai negara. Bukannya berterima kasih, Aladeen malah menolak sambil memaki Zoey.
 
Aladeen pun meminta Nadal untuk membantunya meraih kembali posisinya sebagai pemimpin Wadiya. Nadal setuju untuk membantu Aladeen menggagalkan rencana Tamir dan mendapatkan kembali posisinya sebagai diktator ‘sah’, dengan syarat bahwa Aladeen membuatnya ketua program nuklir Wadiya lagi.
Aladeen pun berjalan dengan kesedihan. Ia mulai putus asa. Ia bercermin di sebuah kaca toko sambil meratapi nasibnya kini. Namun, ketika tengah bersedih itu, ia melihat Nadal tengah berjalan keluar toko. Penasaran, ia pun membuntuti Nadal yang masuk ke sebuah rumah makan. Aladeen masuk rumah makan tersebut dan ternyata menjadi blunder bagi dirinya. Rumah makan itu bernama "Death to Aladeen Restaurant" dan di dalamnya terdapat semua orang yang pernah dia eksekusi di Wadiya. Aladeen merasa sedikit tenang, karena jenggotnya sudah tercukur dan orang tidak akan mungkin mengenalinya. Namun, semua orang di sana mencurigainya. Aladeen didesak untuk mengaku bahwa ialah sang diktator Wadiya. Hampir ketahuan dan dipukuli, Aladeen ditolong oleh Nadal yang mengaku bahwa itu sepupunya. Nadal yang tahu bahwa itu Aladeen bertanya apa yang terjadi padanya.
 
Aladeen pun akhirnya mau menerima tawaran pekerjaan Zoey, agar ia mendapatkan akses untuk ke hotel tempat rombongan dari Wadiya menginap. Aladeen yang mengaku bernama Alison Burgers ini menjadi lebih dekat dengan Zoey setelah dia menolak ajakan seksual dan mengajarkan kepadanya bagaimana masturbasi, dan akhirnya malah jatuh cinta. Demi Zoey, Aladeen mulai mengatur ulang toko  milik Zoey menjadi terkoordinasi dengan baik. Zoey pun senang dengan kinerja Aladeen.
Aladeen menceritakan semua yang terjadi padanya. Bergantian, Aladeen bertanya kenapa semua orang yang sudah dieksekusinya belum mati dan malah ada di sini. Ternyata, semua orang yang pernah dieksekusi oleh Aladeen tidak pernah dibunuh oleh algojo karena algojonya merupakan kubu pemberontak rezim kekuasaan Aladeen.
 
Namun, hubungan Aladeen dengan Zoey menjadi buruk setelah ia menyatakan cinta dan mengatakan bahwa ia sebenarnya adalah Aladeen sang diktator. Zoey pun menolak cinta Aladeen karena tidak bisa mencintai seorang pria yang begitu brutal untuk rakyatnya sendiri.
Aladeen pun meminta tolong kepada Nadal untuk kembali mendapatkan tampuk kekuasaannya. Nadal menerima asalanya ia dizinkan untuk mengembangkan rudal lagi. Aladeen setuju, dan mereka pun bekerja sama untuk mendapatkan kekuasaanya Aladeen kembali. Apakah usaha mereka akan berhasil? Kenapa Tamir mengkhianti Aladeen dan menggantinya dengan orang yang mirip Aladeen? Menarik untuk ditonton.
 
Aladeen patah hati dan ingin dibunuh diri sebelum akhirnya berhasil diselamatkan Nadal lagi dengan mengatakan bahwa ia adalah diktator terhebat yang pernah ada.
 
Setelah mendapatkan jenggot palsu, Aladeen pergi ke hotel dan meminta Efawadh—yang sebenarnya idiot—untuk segera pergi. Pada upacara penandatanganan, ia mengatakan bahwa  Tamir seorang penipu di depan delegasi PBB. Penandatangan dokumen perubahan sistem demokrasi di Wadiya pun batal. Aladeen malah menlanjutkan dengan pidato berapi-api memuji kebajikan dari kediktatoran. Namun, setelah melihat Zoey di dalam ruangan, ia menyatakan cintanya dan mengetahui Zoey sangat berpandangan, bersumpah untuk demokrasi bagi negaranya dan membuka ladang minyak Wadiya untuk bisnis. Marah dengan Aladeen, Tamir berusaha untuk membunuh dia tapi Efawadh melompat untuk melindungi Aladeen yang membut Efawadh tertembak.
 
Setahun kemudian, Wadiya melaksanakan pemilu demokratis untuk pertama kalinya, meskipun warga dipaksa mendukung Aladeen. Setelah itu, ia menikahi Zoey, tapi terkejut ketika dia menghancurkan kaca dan mengungkapkan Zoey adalah seorang Yahudi. Padahal  sepanjang film Aladeen ditampilkan bersumpah untuk “menghancurkan Israel”. Adegan selama kredit menunjukkan konvoi Aladeen ini, sekarang terdiri dari mobil ramah lingkungan, mengunjungi Nadal kembali. Kemudian Zoey mengungkapkan dalam sebuah wawancara televisi bahwa dia hamil tengah anak pertama. Aladeen menanggapi kabar itu dengan menanyakan apakah Zoey ingin memiliki anak laki-laki atau aborsi.<ref>{{Cite web}}</ref>
 
==Pemeran==
Baris 132 ⟶ 138:
* {{rotten-tomatoes|the_dictator_2012|The Dictator}}
* {{metacritic film|the-dictator|The Dictator}}
* (Indonesia) ''[[The Dictator (film 2012)|The Dictator]]'' di Kedaiputih
 
{{Sacha Baron Cohen}}