Harry Tjan Silalahi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Baris 8:
Setelah tamat SMA, Harry pindah ke Jakarta dan masuk ke Fakultas Hukum, [[Universitas Indonesia]], lulus tahun 1962. Uniknya, ia belum juga mengambil ijazahnya sebagai sarjana hukum. Menurut pendapatnya, yang penting adalah kemampuan, bukan selembar kertas yang dinamakan ijazah itu.
 
Semasa kuliah di Jakarta, ia aktif di perkumpulan [[Sin Ming Hui]], dan [[PerkumpulanPerhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia]] (PMKRI). Ia kemudian terpilih menjadi ketua organisasi itu, dan belakangan menjadi Sekjen [[Partai Katolik]]. Harry kemudian menjadi anggota anggota DPRGR
dan mengetuai Komisi I.
 
Baris 14:
G-30-S/PKI, dan menjadi Sekjen [[Front Pancasila]]. Giat dalam gerakan [[pembauran]], aktivitasnya di Partai Katolik mengantarkan ia ke kedudukan sebagai ketua, hingga peleburan ke dalam [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI).
 
Setelah [[Pemilu 1971]], Harry tidak lagi giat di dunia kepartaian. Ia memilih kegiatan di [[Centre for Strategic and International Studies]] dan Yayasan Pendidikan Trisakti. Di yayasan ini ia mengetuai bidang kemasyarakatan. Belakangan ia terpilih menjadi anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]] (DPA) dan menjabat direktur CSIS.
 
==Mendapat marga Silalahi==