Inilah alasan mengapa Indonesia "TIDAK AKAN" pernah maju! 1. Perihal tata tertib berlalulintas di jalan raya! MASA, kalo ada motor nyelonong nerabas lampu merah, dan saat mobil melaju kencang saat lampu hijau, lalu bila mobil nabrak motor, YANG SALAH ADALAH MOBIL!! BAYANGKAN BETAPA GOBLOKNYA NEGARA INI! Makanya kalo nyanyi Indonesia Raya harus bilang Matilah Tanahku, Modarlah negeriku! 2. PERIHAL POLISI SELALU BENAR! Nah gini gini nih yang kalo mau lagi nyari duit pasti semua pengendara ditangkep sama polisi trus dicari cari kesalahan bahkan DIMANIPULASI SUPAYA PENGENDARA MOBIL AKHIRNYA MENYERAH KEPADA POLISI! Inilah paradigma yang YANG BENAR BENAR ASU DAN ANJING KARENA NEGARA INI PENGENNYA CARI DUIT DENGAN CARA JOROK DAN JIJIK!
{{Untuk|koran (harian) dengan nama yang sama|Harian Indonesia Raya}}
{{Untuk|gagasan politik|Indonesia Raya (gagasan politik)}}
{{Infobox Lagu Kebangsaan
|judul = Indonesia Raya
|judul_indonesia =
|alt_title = Indonesia Raja<small>(ejaan lama)</small>
|en_alt_title =
|gambar = IndonesiaRaya-SinPo1928.jpg
|ukuran_gambar =
|keterangan = Salah satu dari dua terbitan asli lagu Indonesia Raya, di surat kabar [[Tionghoa]] berbahasa Melayu ''[[Sin Po]]'', edisi 10 November 1928.
|prefix =
|negara = {{IDN}}
|penulis= [[Wage Rudolf Supratman]]
|tanggal_lirik = 1924
|komposer= Wage Rudolf Supratman
|tanggal_musik = 1924
|first_perform = 28 Oktober 1928
|diadopsi= 17 Agustus 1945
|hingga=
|suara= Indonesiaraya.ogg
|judul_suara = '''Indonesia Raya'''
----
<sup>(tataan simfoni Jozef Cleber)</sup>
}}
[[Berkas:Indonesiaraya.ogg|thumb|Lagu Kebangsaan Republik Indonesia]]
[[Berkas:Idris Sardi - Indonesia Raya (Vokal).ogg|jmpl|Lagu Kebangsaan Republik Indonesia (Vokal)]]
'''''Indonesia Raya''''' adalah [[lagu kebangsaan]] '''[[Republik Indonesia]]'''. Lagu ini pertama kali diperkenalkan oleh [[komponis]]nya, [[Wage Rudolf Soepratman]], pada tanggal [[28 Oktober]] [[1928]] pada saat [[Kongres Pemuda II]] di [[Jakarta|Batavia]]. Lagu ini menandakan kelahiran pergerakan [[nasionalisme]] seluruh nusantara di [[Indonesia]] yang mendukung ide satu "Indonesia" sebagai penerus [[Hindia Belanda]], daripada dipecah menjadi beberapa koloni.
Akhir kata, saya mengucapkan KEPADA INDONESIA , "SELAMAT MENJADI NEGARA TERBELAKANG!!!! SELAMAT DIKUTUK OLEH NEGARA NEGARA LAIN DAN DIJADIKAN BUDAK OLEH NEGARA NEGARA ASING!"
Stanza pertama dari ''Indonesia Raya'' dipilih sebagai lagu kebangsaan ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal [[17 Agustus]] [[1945]].
''Indonesia Raya'' dimainkan pada upacara bendera. [[Bendera Indonesia]] dinaikkan dengan khidmat dan gerakan yang diatur sedemikian supaya bendera mencapai puncak tiang bendera ketika lagu berakhir. Upacara bendera utama diadakan setiap tahun pada tanggal 17 Agustus untuk memperingati [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|hari kemerdekaan Indonesia]]. Upacara ini dipimpin oleh [[Presiden Indonesia]].
== Sejarah ==
Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun [[1928]], [[Wage Rudolf Soepratman]] dengan jelas menuliskan "lagu kebangsaan" di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh suratkabar [[Sin Po]], sedangkan rekaman pertamanya dimiliki oleh seorang pengusaha bernama [[Yo Kim Tjan]].
Setelah dikumandangkan tahun 1928 dihadapan para peserta [[Kongres Pemuda II]] dengan biola, pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya. <!--Belanda — yang gentar dengan konsep kebangsaan Indonesia, dan dengan bersenjatakan politik ''divide et impera'' — lebih suka menyebut bangsa Jawa, bangsa Sunda, atau bangsa Sumatera, melarang penggunaan kata "Merdeka, Merdeka!" {{fact}}--> Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka menyanyikan lagu itu dengan mengucapkan "Mulia, Mulia!" (bukan "Merdeka, Merdeka!") pada refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan.<ref name=pp28-30/> Selanjutnya lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai politik. Setelah Indonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu Kebangsaan perlambang persatuan bangsa.
Namun pada saat menjelaskan hasil [[Festival Film Indonesia]] (FFI) [[2006]] yang kontroversial dan pada kompas tahun 1990-an, [[Remy Sylado]], seorang budayawan dan seniman senior Indonesia mengatakan bahwa lagu Indonesia Raya merupakan jiplakan dari sebuah lagu yang diciptakan tahun [[1600-an]] berjudul ''Lekka Lekka Pinda Pinda''. Kaye A. Solapung, seorang pengamat musik, menanggap tulisan Remy dalam Kompas tanggal 22 Desember 1991. Ia mengatakan bahwa Remy hanya sekadar mengulang tuduhan [[Amir Pasaribu]] pada tahun 1950-an. Ia juga mengatakan dengan mengutip Amir Pasaribu bahwa dalam literatur musik, ada lagu Lekka Lekka Pinda Pinda di [[Belanda]], begitu pula [[Boola-Boola]] di Amerika Serikat. Solapung kemudian membedah lagu-lagu itu. Menurutnya, lagu Boola-boola dan Lekka Lekka tidak sama persis dengan Indonesia Raya, dengan hanya delapan ketuk yang sama. Begitu juga dengan penggunaan Chord yang jelas berbeda. Sehingga, ia menyimpulkan bahwa Indonesia Raya tidak menjiplak.<ref>[http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=17873 Remy Silado, Debat Lama Indonesia Raya Menjiplak], surya.net</ref>
=== Naskah pada koran Sin Po (1928) ===
Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh WR Supratman dan dikumandangkan pertama kali di muka umum pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 di Jakarta (pada usia 25 tahun), dan disebarluaskan oleh koran [[Sin Po]] pada edisi bulan November 1928. Naskah tersebut ditulis oleh WR Supratman dengan ''Tangga Nada C'' (natural) dan dengan catatan ''Djangan Terlaloe Tjepat'', sedangkan pada sumber lain telah ditulis oleh WR Supratman pada ''Tangga Nada G'' (sesuai kemampuan umum orang menyanyi pada rentang a - e) dan dengan irama ''Marcia'', Jos Cleber (1950) menuliskan dengan irama ''Maestoso con bravura '' (''kecepatan metronome 104'').<ref name=":0">[http://www.sumintar.com/lagu-indonesia-raya.html Lagu Indonesia Raya]</ref>
=== Aransemen simfoni [[Jos Cleber]] (1950) ===
Secara musikal, lagu ini telah dimuliakan — justru — oleh orang Belanda (atau Belgia) bernama [[Jos Cleber]] (pada waktu itu ia berusia 34 tahun) yang tutup usia tahun [[1999]] pada usia 83 tahun. Setelah menerima permintaan Kepala Studio [[Radio Republik Indonesia|RRI Jakarta]] adalah [[Jusuf Ronodipuro]] sejak pada tahun [[1950]], [[Jos Cleber]] pun menyusun aransemen baru, yang penyempurnaannya ia lakukan setelah juga menerima masukan dari Presiden [[Soekarno]].
=== Rekaman asli (1950) dan rekam ulang (1997) ===
Rekaman asli dari [[Jos Cleber]] sejak pada tahun [[1950]] dari Jakarta Philharmonic Orchestra dimainkan perekaman secara ber[[stereo|suara stereo]] di [[Bandar Lampung]] sejak peresmian oleh [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Soeharto]] sejak pada tanggal [[1 Januari]] [[1992]] dan direkam kembali secara digital di [[Australia]] sejak bertepatan pada [[Kerusuhan Mei 1998]] yang diaransemen oleh [[Jos Cleber]] yang tersimpan di [[Radio Republik Indonesia|RRI Jakarta]] oleh Victoria Philharmonic Orchestra di bawah konduktor oleh [[Addie MS|Addie Muljadi Sumaatmadja]] yang berkerjsama oleh Twilite Orchestra yang diletak debut album pertama oleh [[Simfoni Negeriku]] yang durasi selama 1-menit 47-detik.<ref name=":0" />
== Lirik asli, ejaan 1958, dan EYD ==
{{col-begin}}
{{col-break}}
=== Lirik asli (1928) ===
'''INDONESIA RAJA'''<ref name=pp28-30>{{Harvnb|Panitia Penyusun Naskah Brosur Lagu Kebangsaan Indonesia Raya|1972|pp=28–30|Ref=none}}</ref>
'''I'''
<poem>
Indonesia, tanah airkoe,
Tanah toempah darahkoe,
Disanalah akoe berdiri,
Mendjaga Pandoe Iboekoe.
::Indonesia kebangsaankoe,
::Kebangsaan tanah airkoe,
::Marilah kita berseroe:
::"Indonesia Bersatoe".
Hidoeplah tanahkoe,
Hidoeplah neg'rikoe,
Bangsakoe, djiwakoe, semoea,
Bangoenlah rajatnja,
Bangoenlah badannja,
Oentoek Indonesia Raja.
</poem>
'''II'''
<poem>
Indonesia, tanah jang moelia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah akoe hidoep,
Oentoek s'lama-lamanja.
::Indonesia, tanah poesaka,
::Poesaka kita semoea,
::Marilah kita mendoa:
::"Indonesia Bahagia".
Soeboerlah tanahnja,
Soeboerlah djiwanja,
Bangsanja, rajatnja, semoeanja,
Sedarlah hatinja,
Sedarlah boedinja,
Oentoek Indonesia Raja.
</poem>
'''III'''
<poem>
Indonesia, tanah jang soetji,
Bagi kita disini,
Disanalah kita berdiri,
Mendjaga Iboe sedjati.
::Indonesia, tanah berseri,
::Tanah jang terkoetjintai,
::Marilah kita berdjandji:
::"Indonesia Bersatoe"
S'lamatlah rajatnja,
S'lamatlah poet'ranja,
Poelaoenja, laoetnja, semoea,
Madjoelah neg'rinja,
Madjoelah Pandoenja,
Oentoek Indonesia Raja.
</poem>
'''Refrain'''
<poem>
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Tanahkoe, neg'rikoe jang koetjinta.
Indones', Indones',
Moelia, Moelia,
Hidoeplah Indonesia Raja.
</poem>
{{col-break}}
=== Lirik resmi (1958) ===
'''INDONESIA RAJA'''<ref>{{Harvnb|Panitia Penyusun Naskah Brosur Lagu Kebangsaan Indonesia Raya|1972|pp=54–55|Ref=none}}</ref>
'''I'''
<poem>
Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Disanalah aku berdiri,
Djadi pandu ibuku.
::Indonesia kebangsaanku,
::Bangsa dan tanah airku,
::Marilah kita berseru,
::Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku,
Hiduplah neg'riku,
Bangsaku, Rajatku, sem'wanja,
Bangunlah djiwanja,
Bangunlah badannja,
Untuk Indonesia Raja.
</poem>
'''II'''
<poem>
Indonesia, tanah jang mulia,
Tanah kita jang kaja,
Disanalah aku berdiri,
Untuk s'lama-lamanja.
::Indonesia, tanah pusaka,
::P'saka kita semuanja,
::Marilah kita mendoa,
::Indonesia bahagia.
Suburlah tanahnja,
Suburlah djiwanja,
Bangsanja, Rajatnja, sem'wanja,
Sadarlah hatinja,
Sadarlah budinja,
Untuk Indonesia Raja.
</poem>
'''III'''
<poem>
Indonesia, tanah jang sutji,
Tanah kita jang sakti,
Disanalah aku berdiri,
Ndjaga ibu sedjati.
::Indonesia, tanah berseri,
::Tanah jang aku sajangi,
::Marilah kita berdjandji,
::Indonesia abadi.
S'lamatlah rakjatnja,
S'lamatlah putranja,
Pulaunja, lautnja, sem'wanja,
Madjulah Neg'rinja,
Madjulah pandunja,
Untuk Indonesia Raja.
</poem>
'''Refrain'''
<poem>
Indonesia Raja,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, neg'riku jang kutjinta!
Indonesia Raja,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raja.
</poem>
{{col-break}}
=== Lirik modern ===
'''INDONESIA RAYA'''<ref>{{Harvnb|Sularto|1982|pp=44–46|Ref=none}}</ref>
'''I'''
<poem>
Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri,
Jadi pandu ibuku.
::Indonesia kebangsaanku,
::Bangsa dan tanah airku,
::Marilah kita berseru,
::Indonesia bersatu.
Hiduplah tanahku,
Hiduplah neg'riku,
Bangsaku, Rakyatku, semuanya,
Bangunlah jiwanya,
Bangunlah badannya,
Untuk Indonesia Raya.
</poem>
'''II'''
<poem>
Indonesia, tanah yang mulia,
Tanah kita yang kaya,
Di sanalah aku berdiri,
Untuk s'lama-lamanya.
::Indonesia, tanah pusaka,
::P'saka kita semuanya,
::Marilah kita mendoa,
::Indonesia bahagia.
Suburlah tanahnya,
Suburlah jiwanya,
Bangsanya, Rakyatnya, semuanya,
Sadarlah hatinya,
Sadarlah budinya,
Untuk Indonesia Raya.
</poem>
'''III'''
<poem>
Indonesia, tanah yang suci,
Tanah kita yang sakti,
Di sanalah aku berdiri,
N'jaga ibu sejati.
::Indonesia, tanah berseri,
::Tanah yang aku sayangi,
::Marilah kita berjanji,
::Indonesia abadi.
S'lamatlah rakyatnya,
S'lamatlah putranya,
Pulaunya, lautnya, semuanya,
Majulah Neg'rinya,
Majulah pandunya,
Untuk Indonesia Raya.
</poem>
'''Refrain'''
<poem>
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Tanahku, neg'riku yang kucinta!
Indonesia Raya,
Merdeka, merdeka,
Hiduplah Indonesia Raya.
</poem>
{{col-end}}
== Notasi ==
{{Lagu/Indonesia Raya}}
== Protokol ==
Lagu kebangsaan Indonesia Raya dan penggunaannya diatur dalam [[Peraturan Pemerintah]] No.44 Tahun 1958.<ref>[http://kambing.vlsm.org/bebas/v01/RI/pp/1958/pp-1958-044.txt Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 1958]</ref>
== Lihat pula ==
* [[Daftar Lagu Kebangsaan]]
* [[Wage Rudolf Soepratman]]
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
{{Wikisource|Indonesia Raya}}
{{portal|Indonesia}}
* {{en}} [http://www.youtube.com/watch?v=6QvyLkdl1_s Indonesia Raya versi Lembaga Propaganda Militer Jepang 1945 di YouTube]
{{Lagu kebangsaan di Asia Tenggara}}
{{Lagu kebangsaan di Asia}}
[[Kategori:Lagu kebangsaan]]
[[Kategori:Indonesia]]
|