Hanindawan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 29:
Saat masuk SMAN 4 Surakarta, [[1977]], atas ajakan seorang teman, dia bergabung dengan kelompok teater remaja yang semua anggotanya siswa SMA setempat. Kelompok itu, Teater Gidag Gidig, didirikan pada 21 Desember 1976, dipimpin oleh Bambang Sugiarto, kakak kelas Hanin, yang juga sutradara. Lulus SMA, 1980, Hanindawan masuk Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra [[Universitas Sebelas Maret]] [[Solo]]. Padahal semasa SMA dia dari jurusan IPA. Sastra Indonesia dipilih karena paling dekat dengan hobinya, berteater.
 
Di kampus, aktivitas teater Hanin kian menjadi. Namun, dia malah merasa jenuh. Kejenuhan itu timbul, karena dorongan berteater dalam diri yang sangat kuat tapitetapi tak terwadahi dalam ekspresi kelompok yang stagnan. Maka, pada [[1982]], Hanin memutuskan berhenti dari Gidag Gidig. Tapi beberapa bulan kemudian, Bambang Sugiarto justru menghubunginya dan meminta aktif kembali, bahkan ditawari untuk memimpin dan melatih anggota-anggota baru.
 
Gidag Gidig dan Hanindawan selanjutnya bagai dua sisi mata uang. Anggotanya, kini tak lagi anak-anak SMA setempat tapitetapi bersama kelompok ini pula Hanin menyebarkan ’virus’ teater di sekolah-sekolah di Solo sekitarnya, dan tahun [[1990]] adalah saat di mana mencapai puncak kreativitas kelompok-kelompok teater di Solo.
 
Sejak [[1990]], Hanindawan tercatat sebagai karyawan di Taman Budaya Jawa Tengah Surakarta. Dia dipercaya mengurus komite teater yang bertugas melayani dan mengakomodasi kelompok teater yang hendak berpentas di TBJT.