Ahmad Yunus Mokoginta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arif putra 2302 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 34:
'''[[Letnan Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) Ahmad Yunus Mokoginta''' ({{lahirmati|[[Kotamobagu]]|28|4|1921}}) adalah tokoh militer [[Indonesia]] yang juga menjadi salah satu penandatangan [[Petisi 50]]. Ia berasal dari keluarga aristokrat di [[Bolaang Mongondow]]. Pada tahun [[1926]] ia hijrah ke [[Jawa]] mengikuti ayahnya, [[Abraham Patra Mokoginta]], seorang Jogugu (Perdana Menteri) yang di asingkan oleh pemerintah kolonial [[Belanda]] karena mendukung gerakan [[Serikat Islam]] di Kotamobagu.
 
== Karier Militer ==
Pada masa perang Pasifik dia masuk Akademi Militer Breda di [[Bandung]]. Saat pendudukan [[Jepang]] dan masa-masa menjelang dan setelah Proklamasi, ia terlibat dalam gerakan pemuda. Mokoginta bergerilya di [[Jawa Barat]] saat terjadi perang Revolusi. Pada saat itu ia menjabat staf perwira pada Brigade III [[Divisi Siliwangi]]. Pada masa itu dia juga pernah menjadi ajudan Jenderal [[Urip Sumohardjo]]. Setelah itu ia menjabat Komandan Polisi Militer Daerah Jawa, menggantikan [[Gatot Soebroto]] pada periode 1948-1950. Pada tahun [[1949]], ketika terjadi penyerahan kekuasaan dari Belanda ke Republik Indonesia, Mokoginta dipiliih sebagai perwira yg bertanggung jawab atas Daerah Teritorial Indonesia Timur. Penyerahan dilakukan secara langsung oleh Kolonel Schootborg, seorang perwira [[KNIL]]. Pada tanggal [[20 Juni]] [[1950]] dibentuk tujuh Teritorium di seluruh Indonesia. Ia ditunjuk untuk memimpin Teritorium VII yang berkedudukan di [[Makassar]] dengan pangkat [[Letnan Kolonel]]. Teritorium VII/Indonesia Timur membawahi wilayah [[Sulawesi]] dan [[Maluku]] dan merupakan cikal bakal lahirnya [[Kodam VII/Wirabuana]]. Pada Agustus 1950 istilah Teritorium VII diubah menjadi Tentara dan Teritorium (TT) VII. Pada saat itu Letjen A.Y. Mokoginta menyerahkan tongkat Komando kepada komandan baru [[A.E. Kawilarang]].