Sejarah Mesir Kuno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 151:
 
Setelah mundurnya Mesir dari [[Nubia]] di akhir zaman Kerajaan Baru, sebuah wangsa pribumi mengambil alih kendali atas Nubia. Di bawah kekuasaan Raja [[Piye]], orang Nubia pendiri [[Dinasti kedua puluh lima Mesir|Wangsa Kedua Puluh Lima]], bangsa Nubia menyerbu ke utara dengan maksud menghancurkan lawan-lawan Libya mereka yang memerintah di daerah muara. Piye berhasil merebut kekuasaan sejauh [[Memphis, Mesir|Memphis]]. Lawannya [[Tefnakht]] akhirnya bertekuk lutut namun diizinkan tetap berkuasa di Mesir Hilir dan mendirikan [[Dinasti kedua puluh empat Mesir|Wangsa Kedua Puluh Empat]] yang berumur pendek di [[Sais, Mesir|Sais]].
 
===Periode Akhir ===
{{Main|Periode Akhir Mesir Kuno}}
Sejak 671 SM sampai seterusnya, Memphis dan kawasan muara menjadi sasaran penyerbuan-penyerbuan bangsa [[Asyur]], yang menghalau bangsa Nubia dan menyerahkan kekuasaan kepada raja-raja [[Dinasti kedua puluh enam Mesir|Wangsa Kedua Puluh Enam]] yang merupakan sekutu mereka. [[Psamtik I]] adalah orang pertama yang diakui sebagai raja atas seluruh tanah Mesir, dan ia berhasil menjadikan Mesir semakin kokoh selama 54 tahun memerintah dari ibukota baru di [[Sais, Mesir|Sais]]. Empat raja Sais berturut-turut berhasil menuntun Mesir dalam damai mulai 610–526 SM, dengan memanfaatkan tenaga prajurit-prajurit upahan dari [[Yunani]] untuk menghalangi bangsa [[Babilonia]] mendesak masuk ke wilayah Mesir.
 
Menjelang akhir periode ini tumbuh suatu kekuatan baru di Timur Dekat yaitu [[Persia]]. Firaun [[Psamtik III]] terpaksa berhadapan dengan kekuatan Persia di [[Pelusium]]; ia dikalahkan dan sempat melarikan diri ke Memphis, tetapi dalam waktu yang singkat ia tertangkap dan kemudian dihukum mati.
 
===Ketuanan Persia===