Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (1945): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
k Clean up, replaced: Dekrit → Dekret using AWB |
||
Baris 15:
'''Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia''' atau '''Masyumi''' adalah sebuah [[partai politik]] yang berdiri pada tanggal [[7 November]] [[1945]] di [[Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta]]. Partai ini didirikan melalui sebuah [[Kongres Umat Islam]] pada [[7 November|7]]-[[8 November]] [[1945]], dengan tujuan sebagai partai politik yang dimiliki oleh umat [[Islam]] dan sebagai partai penyatu umat Islam dalam bidang politik.
Masyumi pada akhirnya dibubarkan oleh [[Presiden Republik Indonesia|Presiden]] [[Soekarno]] pada tahun [[1960]] dikarenakan tokoh-tokohnya dicurigai terlibat dalam gerakan pemberontakan dari dalam [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI).
Melalui Badan Koordinasi Amal
Baris 52:
* [[Syafrudin Prawiranegara]], Menteri Kemakmuran dalam beberapa kabinet pada masa revolusi, Ketua [[Pemerintah Darurat Republik Indonesia]], Gubernur [[Bank Indonesia]] Pertama, terkenal dengan kebijakan [[Gunting Sjafrudin]]
* [[Mr. Mohammad Roem]], Diplomat ulung yang dikenal lewat inisiatifnya dalam perundingan yang kemudian dikenal sebagai Perundingan Roem - Royen
* [[Isa Anshari|Muhammad Isa Anshari]], Ketua Partai Masyumi di Parlemen yang dikenal lantang dan tegas dalam memegang teguh prinsip perjuangan, termasuk saat polemik tentang dasar negara berlangsung di Majelis Konstituante sebelum akhirnya dibubarkan dengan
* [[Kasman Singodimedjo]], Daidan [[PETA]] daerah [[Jakarta]], yang menjamin keamanan untuk diselenggarakannya [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Proklamasi Kemerdekaan NKRI]] dan [[Rapat Raksasa Lapangan Ikada|Rapat Umum IKADA]].
* [[Dr. Anwar Harjono]], merupakan juru bicara terakhir Partai Masyumi yang dibekukan oleh Pemerintah Orde Lama, sehingga lahirlah Keluarga Besar Bulan Bintang dan pada masa Orde Baru mendirikan Organisasi Dakwah, yakni [[Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia]] (DDII) yang pada masa Reformasi menjadi inspirator bagi lahirnya kekuatan politik baru penerus perjuangan Masyumi, yakni [[Partai Bulan Bintang]] (PBB).
|