KBR (kantor berita): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Penambahan konteks nama perusahaan. |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 80:
Pada 2000, KBR mulai menerapkan teknologi satelit dalam penyebaran informasi radio. KBR mendapat kanal di saluran [[Satelit Palapa]] C2 yang belum terpakai. Radio-radio yang berminat mendapatkan informasi dari KBR cukup menggunakan antena parabola dan peralatan penerima. Cara semacam ini juga dipakai radio-radio asing seperti VOA, BBC, Radio Nederland dan Deutsche Welle. Hanya saja KBR menggunakan satelit domestik.
== Perusahaan ==
Pada awalnya KBR dikelola di bawah lembaga swadaya masyarakat (LSM) Institut Studi Arus Informasi (ISAI). Kantor berita KBR merupakan satu unit kegiatan LSM yang aktif untuk meningkatkan kualitas jurnalisme dan lancarnya arus informasi di Indonesia. Kegiatan operasional KBR awalnya mengandalkan bantuan dari lembaga donor seperti [[Media Development Loan Fund]], [[The Asia Foundation]], [[Open Society Institute]], [[Free Voice]], dan Kedutaan Besar Belanda.
Selanjutnya, ISAI membentuk perusahaan untuk mengelola secara mandiri KBR, karena jumlah staf KBR terus bertambah dan biaya operasional terus membengkak. Perusahaan ini diberi nama [[PT Media Lintas Inti Nusantara]] (Melin). Saham perusahaan dimiliki Koperasi Utan Kayu, Yayasan ISAI, lembaga dan individu. Komisaris Utama PT Melin dipercayakan pada Goenawan Mohammad.
== Asia Calling ==
Sejak 2003, KBR memproduksi program [[Asia Calling]], yang menyajikan informasi-informasi terkini dari kawasan regional Asia dalam dwibahasa, [[Bahasa Inggris]] dan [[Bahasa Indonesia]]. Hingga 2013, [[Asia Calling]] merupakan satu-satunya program radio di Indonesia yang mengangkat isu-isu kawasan, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, keberagaman budaya dan lain-lain. Sekitar 30 koresponden menyajikan liputan program-program pemerintah yang mempengaruhi kehidupan masyarakat banyak. Pada Juni 2013, Asia Calling diterjemahkan ke dalam 10 bahasa di Asia dan disiarkan di 321 stasiun radio di kawasan Asia. Laporan Asia Calling memenangkan sejumlah penghargaan jurnalistik. Pada 2009, koresponden Asia Calling di [[Beijing]] [[Cina]], Elise Potaka memenangkan penghargaan kedua dalam ''[[Asia Pacific Environmental Journalism Award]]'', melalui tulisannya yang berjudul ''"The Murky World of Coal Mining in China"'' (Suramnya Dunia Pertambangan Batubara di Cina).<ref>[http://www.environmentaljournalists.org/Elise%20Potaka.htm ASIA-PACIFIC 2009 CO - WINNER OF ENVIRONMENTAL JOURNALISM AWARD]</ref>
== Penghargaan ==
=== Penghargaan Lembaga ===
* 2009, [[King Baudouin Foundation]] International Development Prize]], dari Kerajaan Belgia, atas usahanya memajukan taraf hidup masyarakat melalui penguatan demokrasi, pengembangan toleransi dan partisipasi aktif masyarakat dengan cara memproduksi dan menyebarkan informasi berkualitas lewat radio jaringan di daerah. <ref>[http://www.tempo.co/read/news/2009/05/08/078175115/Kantor-Berita-Radio-68H--Raih-King-Baudouin-Award Kantor Berita Radio 68H Raih King Baudouin Award]</ref>
* 2004, penghargaan dari [[Gateway Foundation]], Jerman.
Baris 95:
* 2003, [[The Tech Museum Award]], atas perannya membuka akses informasi untuk masyarakat luas, dengan menggunakan perkembangan teknologi.
=== Penghargaan Karya Jurnalistik ===
Karya-karya jurnalistik KBR banyak meraih penghargaan, baik yang diberikan lembaga [[Aliansi Jurnalis Independen]] AJI, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), lembaga-lembaga internasional, hingga ajang apresiasi jurnalistik yang diadakan kementerian, BUMN dan perusahaan swasta.
Baris 104:
* '''2013'''
** Yudi Rachman meraih Juara I kategori Radio dalam [[Apresiasi Jurnalistik Jakarta]], yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen AJI Jakarta. Laporannya berjudul berjudul "Bidan Bergaji Rp 15 Ribu". <ref>[http://www.portalkbr.com/nusantara/jakarta/2685434_4260.html Jurnalis KBR68H Raih Penghargaan Jurnalistik dari AJI Jakarta]</ref>
** Yudi Rachman meraih Juara II kategori Radio dalam Apresiasi Jurnalistik Pertamina 2013
** Irvan Imamsyah meraih penghargaan [[Anugerah Adinegoro]] 2012, untuk laporan berjudul "Petaka Tambang Pasir di Tasik Selatan." <ref>[http://adinegoroaward.wordpress.com/2013/01/31/pemenang-adinegoro-2012-kategori-jurnalistik-radio-jurnalistik-siber/ Pemenang Adinegoro 2012 Kategori Jurnalistik Radio dan Jurnalistik Siber]</ref>
* '''2012'''
** Erick Permana meraih Juara I kategori Radio, penghargaan MH Thamrin Award (PWI Award), dengan laporan berjudul "Rugi Triliunan Rupiah Akibat Macet. Solusinya?"
** KBR menyapu bersih penghargaan [[Jusuf Ronodipuro]] Award 2012 dalam ajang [[Indonesia Radio Award]] 2012. Nur Azizah meraih juara I dengan laporan berjudul “Birahi di Balik Jubah Habib". Mellie Cyntia meraih juara II dengan laporan berjudul "Keadilan untuk Perempuan Penyintas". Muhammad Irham meraih juara III dengan laporan berjudul "Sekolah Memaksaku Beragama".<ref>[http://www.ppmn.or.id/index.php/berita/176-pengumuman-pemenang-indonesian-radio-awards-2012
** Quinawaty Pasaribu meraih penghargaan I [[Apresiasi Jurnalis Jakarta]] 2012 dari [[Aliansi Jurnalis Independen]] AJI Jakarta, dengan laporan berjudul "Restorasi Hutan Jambi."
** Yudi Rachman meraih juara II Kategori Radio, dalam Penghargaan Jurnalistik Akses Keadilan dan HAM, dari [[UNDP]] dan [[Bappenas]], dengan laporannya berjudul "Buruh Menantang Ajal."
Baris 132:
* '''2007'''
** Tiga jurnalis KBR meraih penghargaan Karya Jurnalistik Terbaik Anak kategori Radio, yang diselenggarakan AJI Indonesia-UNICEF. Fariansyah meraih juara I dengan liputan berjudul "TK Seribu Perak". Sri Lestari memperoleh juara II untuk laporannya berjudul "Perdagangan Anak di Indramayu", dan Suryawijayanti merai juara III untuk karyanya berjudul "Perbudakan Anak di Sumba."
** Rebecca Henscke meraih juara I Apresiasi Jurnalis Jakarta, untuk kategori Radio, yang diselenggarakan AJI Jakarta melalui tulisannya berjudul "Indonesia Smokes Out the Lungs of The World" dan "Bio-diesel Fuels Conflict in Central Kalimantan". <ref>[http://www.vhrmedia.com/print.php?.g=corner&.s=agenda&.bk=939
* '''2005'''
** Nita Rosita meraih juara II, ajang The [[Friedrich-Naumann-Stiftung]] Radio Award, melalui laporannya berjudul "Direct Local Election".
|