Amsal 30:4: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: hakekat → hakikat (7) using AWB
Baris 108:
"Anak" di sini dalam [[bahasa Ibrani]] ''{{Strong|bən|01121}}'' merujuk kepada "anak laki-laki" atau "putra". Pembicara mencari jawaban untuk teka-teki mengenai alam semesta dalam kata-kata yang mengingatkan akan tantangan Allah kepada Ayub dalam {{Alkitab|Ayub 38:4-9}}. Dia mencari Allah. Pertanyaan mengenai anak Allah adalah aneh. Greenstone membantah bahwa nama itu dipakai untuk [[Israel]] atau [[Musa]] atau [[Yesus|sang Firman]], tetapi dia tidak memberikan pendapat positif untuk menjelaskan hal itu. Menurut Delitzsch, nama itu merujuk pada sang perantara dalam penciptaan, yang pada akhirnya menyatakan diri sebagai Anak Allah. Delitzsch dengan baik mengemukakan, "Dia tentu tidak akan mengajukan pertanyaan ini kalau dia tidak beranggapan bahwa Allah bukanlah satu kesatuan, yang tanpa banyak pribadi di dalam Diri-Nya".<ref>Kyle M. Yates, Sr. Th.D., Ph.D.; Philip C. Johnson, Th.D.; dll. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Wycliffe Bible Commentary of the Old Testament. Chicago: Moody Press, 1962.</ref>
 
Tidaklah cukup untuk mengetahui kekuatan dan cara kerja maupun kekuasaan Sosok misterius ini; Agur (si penulis) rindu untuk mengenal lebih jauh hakekathakikat-Nya, esensi-Nya. Tentunya Ia memiliki kepribadian; Ia bukan sosok yang abstrak, suatu daya, suatu kualitas; Ia adalah suatu Pribadi. Maka, siapa Nama-Nya? Nama yang menunjukkan siapa dia sendiri? Manusia mempunyai penyebutan (''appellation'') berbeda-beda untuk Sosok Mahatinggi ini, menurut sifat-sifat tertentu yang diperhatikan mereka; apakah ada satu nama yang mencakup semuanya, yang memberikan keterangan memadai akan Pencipta yang tak terjangkau akal? Pertanyaan ini tidak dapat dijawabnya secara tegas dalam hidupnya. "...Kita tahu, bahwa apabila [[Kristus]] menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya."<ref name=pulpit/><ref>{{Alkitab|1 Yohanes 3:2}}</ref>
 
Pertanyaan selanjutnya, "Siapa nama putranya?" telah menyebabkan banyak kesulitan dalam penafsiran. [[Septuaginta]] menerjemahkan sebagai, "Siapa nama anak-anaknya (τοῖς τέκνοις αὐτοῦ)?" seakan-akan merujuk kepada bangsa Israel, yang oleh [[Midrash]] dan Zohar disebut "anak sulung Allah". Namun naskah aslinya tidak mendukung interpretasi ini, yang juga bertentangan dengan ide teka-teki yang diajukan. Pertanyaan ini mungkin bermakna - Apakah kita menerapkan kepada Sosok Ilahi istilah hubungan alami yang sama dengan hubungan kekeluargaan kita? Tetapi ini nampaknya konsep yang rendah dan tidak layak. Atau sang "putra" dapat berarti manusia yang pertama ({{Alkitab|Ayub 15:7}}) atau orang bijak; namun jawabannya nampak tidak memuaskan, atau tidak memecahkan pertanyaan agung itu. Ada dua jawaban yang dapat diberikan atas penyelidikan Agur. Melihat pemerian yang menakjubkan dari "Hikmat" pada {{Alkitab|Amsal 8:22}} dan seterusnya, kita dapat mempertimbangkan "Hikmat" sebagai penyebutan Anak Allah, dan si penanya ingin tahu nama dan sifat pribadi ini, yang kehadirannya sudah dipastikannya. Atau ia sampai pada pengetahuan bahwa Anak Tunggal Allah, karena ide mengenai "Firman" (''Logos'') lebih kurang dikembangkan dalam Kitab Hikmat, dalam tulisan-tulisan [[Filo]], dan dalam sekolah Alexandrian; serta menginginkan pengetahuan yang lebih sempuran. Sesungguhnya, hal ini tersembunyi: "... pada-Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri." ({{Alkitab|Wahyu 19:12}}). Sia-sia menanyakan hal ini pada sesama manusia; pikiran manusia tidak dapat memahami hakekathakikat Allah, atau melacak tindakan-tindakan-Nya (Kebijaksanaan 18:4, dan seterusnya).<ref name=sacredtext/><ref name=pulpit/>
 
Para penafsir Yahudi menafsirkan kata "anak" atau "putra" (<big>בנו</big>) sebagai "sarana pencipta" (''causa media'') pada penciptaan dunia. Arama, dalam karyanya "<big>עקדת יצחק</big>", sect. xvi., berpendapat bahwa bahwa kata "anak" di sini dipahami sebagai elemen primordial (perdana) Rabbi Levi ben Gerson (Ralbag) menjelaskan "anak" ini berarti "penyebab yang disebabkan oleh penyebab utama" (''the cause caused by the supreme cause''), dengan kata lain: "the principium principaiatum" penciptaan dunia. Kami katakan: si penanya memaksudkan ini sebagai suatu kekuatan ilahi (''demiurgic might'') yang keluar dari Allah, dan melayani Putra Allah dalam penciptaan dunia; yang sama dengan "Hikmat" pada [[Amsal 8]] dan digambarkan sebagai "Anak yang dikasihi Allah".<ref name=sacredtext/> Mengenai nama Sang Putra ini setelah diketahui, ternyata "nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah daripada nama para malaikat."<ref>{{Alkitab|Ibrani 1:4}}</ref> (Catatan: Komentari itu mengemukakan: Adalah suatu "nama lengkap surgawi dari yang Maha Tinggi", {{lang-he|<big>שׁם המפורשׁ</big>}}, {{lang-la|nomen explicitum}}, yang di sisi sini tidak dapat memasuki hati (manusia) siapapun, dan tidak terucapkan oleh lidah siapapun, {{lang-el|ὄνομα ὁ οὑδεὶς οῖδεν εἰ μὴ ὁ αὐτός}}, {{Alkitab|Wahyu 19:12}}).<ref name=sacredtext/>
 
Jadi hanya Allah sendiri yang dapat melakukan semua hal dalam pertanyaan sebelumnya, dan Putra Tunggal-Nya, yang juga ditanyakan nama-Nya; yaitu hakekathakikat dan kesempurnaan-Nya yang tidak dapat dipahami dan tak terlukiskan; yang dikenal dengan nama-Nya "[[YHWH|Jehovah atau Yahweh]]" dan secara khusus nama-Nya ini diberitakan dalam [[Kristus]] dan dijelmakan di dalam-Nya serta dalam [[Injil]]-Nya. Melihat bahwa Allah memiliki seorang Putra dengan hakekathakikat yang sama dengan-Nya, dan memiliki kesempurnaan, esensi dan keberadaan yang sama, dan dalam segala hal setara dengan-Nya, dan merupakan Pribadi yang unik, juga menyatakan hakekathakikat dan kesempurnaan-Nya, yang di luar kemampuan pemikiran manusia dan tidak dapat dituturkan oleh lidah manusia maupun malaikat; lihat {{Alkitab|Matiuis 11:27}}. Meskipun untuk sementara waktu, nama-Nya ini dirahasiakan, dan hanya disebut "Benih Perempuan" ([[Kejadian 3#Ayat 15|Kejadian 3:15]]) dan "Benih Abraham", tetapi kepada-Nya sudah diberikan sejumlah nama dalam [[Perjanjian Lama]]: "Shiloh", "Imanuel", "Penasehat Ajaib", "Allah Mahakuasa", "Bapa yang Kekal", "Pangeran Damai"; "Tuhan Kebenaran kita", dan "Sang Manusia", "Sang Tunas"; juga dalam [[Perjanjian Baru]]: [[Yesus]] sang [[Juruselamat]], [[Kristus]] yang Diurapi; Kepala Gereja, Hakim seluruh Dunia, Firman Allah, Raja segala raja dan Tuan segala tuan. Alkitab adalah bukti keberadaan Kristus sebagai Anak Allah yang Kekal; kesetaraan-Nya dengan Bapa ilahi-Nya sedemikian, sehingga nama dan hakekathakikat mereka sama-sama tak terlukiskan; keberadaan-Nya bersama-sama menjadi satu dengan Bapa-Nya sedemikian pula tak terbayangkan; dan sifatnya Mahahadir dan Mahakuasa, dinyatakan di ayat ini dalam frasa "naik ke sorga" dan seterusnya, dan pertanyaan yang sama yang dilontarkan mengenai-Nya yang terpisah tetapi setara dengan Sang Bapa. Ada yang menerjemahkan bagian terakhir ayat ini sebagai "apakah engkau tahu?"<ref>Bahasa Latin: "ad nosti?" Noldius, p. 393. No. 1337. Dikutip dalam Gill's Exposition of the Entire Bible.</ref> Engkau tidak tahu Allah dan Putra-Nya, hakekathakikat dan kesempurnaan mereka tidak dikenali dengan terang alami, melainkan hanya dengan wahyu dan itupun tidak sempurna.<ref name=gill/>
 
== Lihat pula ==