Ignatius Dewanto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 14:
|predecessor =
|successor =
|birth_date =
|birth_place = {{negara|
|death_date =
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Aceh]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|serviceyears =
Baris 40:
}}
'''[[Kolonel|Komodor]] [[Udara]] ([[Anumerta]]) Ignatius Dewanto''' (lahir di [[Yogyakarta]], [[Indonesia]], [[9 Agustus]] [[1929]] — [[1970]]) adalah seorang tokoh militer [[Indonesia]].<!-- satu-satunya penerbang ''fighter'' [[Indonesia]] yang menembak jatuh pesawat musuh.--> Ignatius Dewanto lahir dari pasangan penganut [[Katolik]] yang taat, M. Marjahardjana dan Theresia Sutijem di [[Kalasan]], [[Yogyakarta]]. Pemilik 16 Bintang Jasa ini, namanya diabadikan menjadi nama Auditorium '''''"Graha Dewanto"''''' di [[Lanud Iswahyudi|Pangkalan Udara Iswahyudi]], [[Madiun]]. Dan beliau berhak menyandang gelar "ACE".
== Awal karier militer ==
Baris 72 ⟶ 73:
Dewanto sempat menjabat Deputi Menteri/Pangau Urusan Operasi (diangkat 1 Juli 1965) menggantikan Marsekal Muda Udara [[Sri Mulyono Herlambang]] yang dipromosikan sebagai Menteri Negara diperbantukan Presiden. Seperti banyak nama lainnya, Dewanto sempat diamankan usai Gerakan September 1965. Dewanto ditahan beberapa bulan di kantor Pertahanan Udara Halim. Sementara Sri Mulyono di Nirbaya. Sebelum benar-benar terjun ke penerbang sipil, Dewanto sempat menjadi Atase Udara di [[Moskow]] (1966). Hanya setahun, dia kembali ke Indonesia dan akhirnya diberhentikan dengan hormat dari dinas tentara terhitung 31 Maret 1967.
Pada tahun 1970, Dewanto diterima bekerja sebagai pilot pesawat sipil. Dia menerbangkan Piper PA-23 Aztec milik SMAC dari Medan ke Aceh. namum Karena kerusakan mesin, pesawat tersebut jatuh dan menewaskan seluruh penumpangnya termasuk Dewanto.<ref>[https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-tragis-komodor-dewanto-pilot-terbaik-tni-au-jadi-sopir-truk.html "Kisah tragis Komodor Dewanto, pilot terbaik TNI AU jadi sopir truk"]</ref> Dewanto meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat terbang PA-23 Aztec milik Sabang Merauke Raya AC pada tahun [[1970]]. Jenazahnya baru ditemukan delapan tahun kemudian. Atas izin [[Soeharto]] (waktu itu presiden), jenazah pahlawan AURI yang namanya diabadikan di gedung serbaguna "Dewanto" di [[Bandar Udara Iswahyudi|Lanud Iswahyudi]], [[Madiun]], dan pemegang 16 tanda kehormatan ini dikebumikan di [[TMP Kalibata]] setelah disemayamkan di Mabes TNI AU Pancoran.
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Pranala luar ==
|