Kerapatan Gereja Protestan Minahasa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up using AWB
Baris 22:
 
==Sejarah==
[[KGPM]] lahir sebagai bentuk kesaksian kepada [[Indische Kerk]] yang dinilai hadir sebagai alat untuk mengukuhkan dominasi pemerintahan penjajah di [[Indonesia]]. Didorong oleh rasa nasionalisme yang kuat, maka pada [[25 Maret]] [[1933]] dalam suatu rapat di Manado, diputuskan untuk mendirikan satu sinode gereja dengan nama [[Kerapatan Gereja Protestan Minahasa]]. Pengurus yang terpilih pertama kali pada waktu itu adalah J. Jacobus (ketua), Z. Talumepa (wakil ketua), [[B. W. Lapian]] (Sekretaris), dan N. B. Pandean (Bendahara). Kemudian, KGPM melepaskan diri dari Indische Kerk pada [[29 Oktober]] [[1933]] dan sejak itu menyatakan diri sebagai gereja yang berdiri sendiri.
 
===Situasi Yang Mempengaruhi Berdirinya KGPM===
Baris 94:
### J. L. Tambajong (pensiunan Kepala Distrik).
 
Pada 11 Maret 1933 bertempat di [[Sicieteit Harmoni]] (sekarang Bank BNI 1946) yang dulunya dikenal dengan jalan [[Juliana Lau]] kemudian jalan Hatta, berkumpullah 75 orang tokoh gereja dan tokoh masyarakat seperti: J. U. Mangowal, J. Jacobus, F. E. Kumontoy, dr. C. Singal, d.r A. B. Andu, Z. Talumepa, N. B. Pandean, B. W. Lapian, R. C. Pesik dan lain-lain. Mereka bertemu dengan GSSJ Ratulangi yang memimpin pertemuan. Pertemuan itu membicarakan pemisahan gereja dan Negara dan tuntutan untuk segera mendirikan Gereja Protestan Minahasa.
 
Meski belum mendapat restu dari pemerintah Belada untuk mendirikan gereja berdiri sendiri, namun para peserta telah sepakat mendirikan gereja otonom. Dengan memilih Josep Jacobus menjadi formatur tunggal sebagai ketua badan dan membentuk pengurusnya. Hasil ini diminta disampaikan oleh Sam Ratulangi pada sidang Volksraad berikut. Pertemuan ini sempat heboh setelah diberitakan dalam media melalui Mingguan Pikiran Pangkal Setia, Keng Hwa Poo, Menara, Pewarta dan media lain.
Baris 120:
Setelah peristiwa 23 April 1933 yang berbuntut pada larangan yang dilakukan pemerintah Belanda, tapi tertolong oleh karena KGPM masuk dalam organisasi binaan Pangkal Setia, keinginan untuk mendirikan gereja otonom semakin kuat. Malahan Pangkal Setia sejak 8 Juni 1933 memulai pertumbuhannnya dengan tetap melaksanakan ibadah setiap hari Minggu dan hari-hari biasa. Ibadah masih dilaksanakan di rumah-rumah. Sewaktu-waktu dilaksanakan juga kebaktian Padang seperti di [[Wawonasa]] bertempat di kebun N. B. Pandean. Sementara itu, pada beberapa jemaat Indische Kerk di Minahasa mulai terjadi perselisihan-perselisihan atau masalah-masalah lain yang mendorong jemaat untuk mencari jalan keluar seperti yang terjadi di desa [[Tetey]] dan desa Wakan. Akibatnya banyak jemaat yang meminta agar Badan Pengurus KGPM bisa menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Tapi Ketua Badan Pengurus KGPM Joseph Jacobus tetap pada pendiriaannya menunggu keputusan dari Batavia.
 
Namun pendiriannya ini berubah ketika datang utusan dari desa Wakan yang meminta perlindungan pada KGPM. Untuk memenuhi keinginan warga desa Wakan Joseph Jacobus tidak bisa karena menderita sakit, sehingga dia menugaskan Sekretaris Badan Pengurus KGPM B. W. Lapian untuk menunggu desa Wakan. Namun B. W. Lapian meminta mandat sebagai ketua untuk mengunjungi Wakan. Permintaan itu dipenuhi oleh Joseph Jacobus. Kepergian B. W. Lapian tidak terikat pada keputusan mau bekerjasama dengan Indische Kerk. Sehingga setelah melalui pertimbangan bahwa tidak kesepakatan dari rencana semula dan melihat geagat Belanda yang tidak peduli selama 6 bulan (pasca pertemuan 21 April 1933), maka pada tanggal 29 Oktober 1933 dia memproklamirkan KGPM sebagai gereja merdeka dan otonom dengan jemaat Wakan sebagai jemaat mula-mula dan lepas dari ikatan dengan Indische Kerk. Sejak itulah KGPM akhirnya resmi berdiri sebagai gereja otonom di Minahasa sebagaimana yang dicita-citakan sejak tahun 1800an oleh Lambertus Mangindaan.
 
====Pertumbuhan dan Perkembangan KGPM====
Baris 134:
=== Sidang Raya Ke-32 Tahun 2010 ===
Sidang Raya (SR) ke-36 KGPM berlangsung dari tanggal 30 Juni sampai 5 Juli 2010, bertempat di jemaat KGPM Sentrum, Kawangkoan. Sidang yang secara resmi dibuka oleh Gubernur Sulawesi Utara, Sinyo Harry Sarundajang itu diikuti seluruh pucuk pimpinan KGPM se-Indonesia, melibatkan sekitar 1000 peserta dan dihadiri ribuan anggota jemaat KGPM yang tersebar diseluruh pelosok Minahasa guna membicarakan program gereja kedepan.
Pada pemilihan Pucuk Pimpinan yang baru KGPM posisi Ketua Umum tetap dipercayakan kepada Gbl Tedius K Batasin, sementara Gembala Fetrisia Aling MTH terpilih sebagai Sekretaris Umum (Sekum) menggantikan Sekum lama Gembala Ferry Liow STh, Bendahara Umum Pnt Charles Tumbel SE Ak dan Ketua Majelis Gembala juga tetap dipercayakan kepada Gbl Joppy Laloan MTh., untuk pelayanan di tingkat Pucuk Pimpinan selama lima tahun ke depan.<ref name=swaramanado>[http://swaramanadonews.blogspot.com/2010/07/ribuan-jemaat-padati-sidang-raya-ke-32.html Ribuan Jemaat Padati Sidang Raya ke-32 KGPM]</ref><ref>[http://beritamanado.com/berita-utama/gbl-aling-sekum-baru-kgpm/12716/ Gbl Aling Sekum Baru KGPM] BeritaManado.com</ref><ref>[http://issuu.com/manadopost/docs/mp230710 ISSUU Manado Post] 23 Juli 2010.</ref>
 
==Pimpinan Pusat (2010-2015)<ref name="swaramanado" /><ref>[http://sulut.kemenag.go.id/file/dokumen/KGPM.pdf Hasil Pemilihan Pucuk Pimpinan KGPM periode 2010-2015]</ref>==
Baris 164:
* Wakil Sekretaris III: Pnt. Prof. Dr. Revolson Mege, M.S.
* Bendahara Umum : Pnt. Charles Tumbel SE.Ak.
 
* Ketua Majelis Gembala: Gbl. Joppy A. Laloan, M.Th.
* Ketua Bidang Persekutuan: Gbl. Rolly Liow, S.Th.
Baris 197 ⟶ 196:
* http://www.danielhherman.org/sejarah-kgbi/
 
{{gereja-stub}}
{{Portal|Kristen}}
 
Baris 203 ⟶ 201:
[[Kategori:Anggota PGI]]
[[Kategori:Gereja di Sulawesi Utara]]
 
 
{{gereja-stub}}