Joseph Theodorus Suwatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 39:
Uskup Suwatan adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Theodorus Chairwakim dan Chatarina Srilany.<ref>http://indonesia.ucanews.com/2016/04/12/ulang-tahun-ke-76-mgr-suwatan-sebenarnya-telah-memasuki-usia-purnakarya/</ref> Masa SD dan SMP Suwatan dihabiskan di Kota Tegal. Setelah lulus dari SMP Pius, ia memutuskan mendaftar ke [[SMA Kanisius]] di Jakarta sejak 1955 hingga 1959. Selama bersekolah, ia bertempat tinggal di asrama. Pada saat duduk di kelas tiga, ia menjadi ''praeses'' (Ketua Kongregasi Maria). Selama muda, Suwatan bercita-cita menjadi dokter, namun karena gagal tes, ia akhirnya sempat menjalani pendidikan di FIPIA (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam), [[Institut Teknologi Bandung]] (ITB), jurusan farmasi.
 
Di kampus ia ikut kegiatan [[Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia]] (PMKRI). Ia juga aktif dalam Kongregasi Maria untuk mahasiswa. Panggilan Suwatan ke dalam imamat terkait cerita oleh guru agamanya, Pater Kooymans OSC, yang menceritakan bahwa seorang imam muda telah meninggal dunia akibat kecelakaan. Hal ini membuat Suwatan bertekad untuk menggantikannya, dan kemudian ia memutuskan keluar dari ITB.
 
Dari mula, Suwatan hendak bergabung dengan tarekat MSC. Superior MSC Keuskupan Purwokerto, tempatnya mendaftar, langsung mengirimnya ke Purbalingga untuk belajar bahasa Latin. Setelah satu tahun, ia dinyatakan lulus dan dibolehkan masuk Novisiat MSC di Pineleng, Sulawesi Utara. Karena tahun 1960-an sedang berkecamuk [[Perdjuangan Semesta|perang Permesta]], ia dikirim ke [[Filipina]] untuk Novisiat. Setelah novisiat, ia belajar filsafat dan teologi di Pineleng, Sulawesi Utara.