Arnold Verstraelen: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 57:
<!--Mgr. Arnold Verstraelen, SVD lahir pada tanggal 19 Juli tahun1882 di Sevenum Provinsi selatan Limburg, Belanda. Beliau adalah putra seorang Kepala Sekolah Dasar. Ia belajar seminari menengah SVD di Steijl, kemudian belajar Filsafat dan Theologi di Wina dan ditahbisakan pada tanggal 24 Pebruari tahun 1907, ketika ia berumur 24 tahun enam bulan. Setelah tahbisannya ia dikirim ke misi SVD Jerman di Togo, Afrika Barat. Tahun 1912, ketika ia sedang berlibur, ia diminta untuk menemani P. Piet Noyen, SVD untuk pos misi baru di Hindia Belanda. Ia adalah pastor SVD ke dua yang tiba di Timor setelah Piet Noyen. Ia menemani P. Noyen selama berkeliling di Timor Tengah. Setelah perpindahan P. Piet Noyen ke Ndona, P. Verstraelen adalah pemimpin misi di Timor. Selama bertugas di Timor dari tahun 1913 – 1922, ia pernah bertugas di Lahurus, Halilulik, dan balik ke Lahurus.
Ia pernah menjadi satu-satunya imam di Timor selama perang Dunia pertama. Ia diangkat menggantikan Mgr. Noyen dengan jabatan gerejani yang lebih tinggi, yakni sebagai Vikaris Apostolik pada tanggal 14 Maret 1922. Saat itu ia berumur 39 tahun 7 bulan. Tanggal 1 Oktober 1922 ia ditahbiskan menjadi uskup Vikaris Apostolis Nusa Tenggara, saat ia berumur 40 tahun dua bulan. Mgr. Verstraelen adalah uskup yang setara dengan Vikaris Batavia. Walau demikian kalau ada keputusan penting dari pemerintahan kolonial Belanda tetap dipercayakan kepada koleganya di Batavia. Tanggal 16 Maret 1932 Mgr. Verstraelen meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil. Semua umat Katolik di vikariat Lesser Sunda bersedih. Mgr. Verstraelen bersama dengan P. Yohanes Bouma sebagai sopirnya sedang dalam perjalanan mereka untuk mengunjungi Seminari di Todabelu Mataloko. Sekitar 50 km di sebelah barat Ende, mobil yang ditumpangi Mgr. Verstraelen terbalik di lereng 10 meter tinggi. Mgr. Verstraelen terlempar keluar dari mobil dan tewas di tempat. P. Bouma patah tangan kirinya. Kematian Uskup di wilayah misionaris besar seperti Vikariat Sunda Kecil benar-benar sebuah kerugian besar sementara Paus di Roma itu terlalu jauh untuk mengetahui dan mengambil tindakan sedemikian acara mendadak. Saat meninggalnya ia berumur 49 tahun 7 bulan. Usia yang masih sangat produktif untuk bekerja.<ref>http://gemor2011.blogspot.co.id/2012/05/mgr-arnold-verstraelen-svd.html</ref>-->
<!--His successor was Arnold Verstraelen, born 1882 in the Netherlands and between 1907 and 1912 a missionary in the German colonial territory of Togo, West Africa. From 1913 until 1922 he was the leader (and for several years the only priest) in the Timor mission. He was the first to see the results of the great financial subsidies for education from the side of the colonial govern-ment. He died in 1932 because of a car accident on the new Flores 'highway A horse, not yet accustomed to the sound of cars, panicked and the bishop's driver could not control the car either. In the decade of the pastoral leadership of Verstraelen the number of schools rose from 137 to 287 and the number of baptised from 60,000 to more than 200,000. The number of chapels and churches for Flores increased from 96 to 333. Therefore we may consider this as the decisive decade for the future character of Flores society and culture.<ref>https://books.google.co.id/books?id=cUoGJSs9yOUC&pg=PA246&lpg=PA246</ref> -->
Ia menjabat sampai wafat pada tanggal 15 Maret 1932 karena kecelakaan mobil.
|