Musik tegalan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 17:
'''Musik Tegalan''' adalah musik khas daerah [[Jawa Tengah]], yang berpusat di [[Kota Tegal]] sebagai pionir munculnya jenis musik ini. Jenis musik ini diciptakan pada akhir era 70an sebagai promosi pariwisata yang sedang digalakkan oleh pemerintah daerah setempat. Pencetusnya adalah Lanang Setiawan, [[Nurngudiono]], Dhimas Riyanto, Najeeb Balapulang, dan Tri Widarti sebagai pelantun lagu-lagu tegalan generasi pertama.
== Awal Mula ==
Jenis musik yang satu ini dulunya dianggap musik bajakan oleh pendengarnya, terutama saat musik tegalan dipopulerkan oleh Najeeb Bahresy dengan single andalannya yang berjudul ''Man Droup Tukang Becak''. Sebenarnya lagu ''Man Droup Tukang Becak'' ini adalah versi bajakan dari Lagu India yang populer di era 50an, padahal lagu ini menjadi tonggak sejarah awal munculnya musik tegalan. Salah satu biangnya adalah Najeeb Bahresy, ia adalah penyanyi orkes melayu yang sudah lama malang melintang di dunia musik. Kebetulan [[Kota Tegal]] sedang merumuskan "Gerakan Tegal Pertiwi" sebagai ajang untuk memperoleh pendapatan daerah lewat pariwisata. Maka dari itu, untuk memuluskan niat baik pemerintah, Najeeb Bahresy lantas mengadakan sesi rekaman di salah satu studio musik di Jakarta. Dalam pembuatannya mereka menyewa studio rekaman yang biasa dipakai untuk mengisi suara iklan radio dengan biaya sewa yang murah. Tak disangka prosesnya berjalan lancar dan lagu "Man Droup Tukang Becak" siap dirilis dan diputar di stasiun radio yang satu-satunya di [[Tegal]] yakni Radio Raka 1440 AM. Lewat perusahaan MGM Record Jakarta, album "Teh Poci I" beredar luas di toko-toko kaset. Dan hasil penjualannya cukup fantastis, lagu-lagu yang terdapat dalam album tersebut menjadi trand mark.
== Perkembangan ==
Musik Tegalan mulai populer pasca melejitnya Najeeb Bahresy sebagai penyanyi musik tegalan pertama dalam sejarah. Selanjutnya tak hanya Najeeb yang sering menyanyikan lagu tegalan, tetapi rekannya yang bernama Tri Widarti turut serta bernyanyi lewat lagu ''Ketemu Maning'' yang direkam pada tahun 1979. Lalu disusul dengan lagu ''Man Pian Bakul Bakso'', ''Jaran Lumping'', ''Ketagihan'', ''Teh Poci Gula Batu'', ''Ayu Ayu Bisu'', ''Kembang Pitutur'', ''Alun Alun Tegal'', "Implang Impleng" dan "Tempe Mendoan".
== Kemunduran ==
Musik Tegalan sempat mengalami kemunduran di era pertengahan 90an, dikarenakan krisis ekonomi dan mahalnya biaya sewa studio rekaman. Ironisnya, selera orang pada masa itu mulai berpindah ke jenis musik lainnya. Misalnya rock, pop dan alternative yang pada masa itu digandrungi kawula muda di seantero tegal. Walaupun pada masa itu sekitar tahun 1995 ada penyanyi musik tegalan yang bernama Sony Muchson dari Cilacap, rupanya kehadiran musisi muda yang satu ini belum bisa mengangkat derajat musik tegalan yang sedang terpuruk. Lewat kedua singlenya yang berjudul ''Ana Crita Ana Kanda'' dan ''Nyong Cinta Padamu ''ciptaan Dhimas Riyanto, ternyata belum memaksimalkan perfoma musik yang satu ini ke orbit yang semestinya. Apalagi krisis moneter yang terjadi di [[Indonesia]] membuat beberapa orang seniman di tanah air harus merasakan imbasnya termasuk Musik Tegalan. Payahnya lagi album-album yang diedarkan tidak laku dan ditarik dari peredaran karena gagal mencapai target omset penjualan.
== Kebangkitan ==
Akhir era 90an menjadi keadaan yang menguntungkan bagi Musik Tegalan, pasalnya seusai krisis ekonomi yang melanda Indonesia' para seniman kembali beraksi dengan berbagai macam gebrakan ampuh. Seorang dalang wayang kulit dari desa [[Bengle, Talang, Tegal]], Ki [[Enthus Susmono]] dengan berani menciptakan album bergenre [[Campursari]] dengan lirik Bahasa Tegal yang berjudul "Topeng Monyet". Bersama grup musiknya, Sanggar Satria Laras ia membuat perubahan dan gebrakan unik dalam percaturan musik tegalan yang waktu itu baru bangkit. Apalagi musik tegalan yang Ki [[Enthus Susmono]] sajikan berbeda dengan musik tegalan di era sebelumnya, dia memadukan musik reggae, rock, dangdut dan jaipongan dalam satu lagu. Hal semacam itu dimanfaatkan dengan baik sehingga Industri musik tegalan kembali bangkit dan berjalan hingga kini.
== Kemajuan ==
Tidak sampai disini saja, musik tegalan kerap menghadirkan lagu-lagu baru yang terkesan lebih lucu, lebih segar dan lebih merakyat juga kritis. Di awal era 2000an saja ada beberapa penyanyi musik tegalan yang terbilang baru, kebanyakan mereka masih ada yang duduk di bangku sekolah atau menganggur sama sekali. Misalnya saja Amarrudin, seorang penganggur dari pedalaman [[Kabupaten Tegal]] ini berhasil sukses lewa lagu ''Poma Rong Poma'' yang ia bawakan pada tahun 2002. Selanjutnya ada lagu-lagu yang genre musiknya dipengaruhi musik disco yang sempat menjadi hits di awal era [[2000]]-an di antaranya ''Kondangan Wurung'', ''Aja Onggrongan'', ''Mas Waridin'', ''Gagal Maning'' dan ''Cinta Keder".
Baris 44:
Sayangnya, lomba semacam ini hanya ada di Kabupaten Tegal' sedangkan di Brebes, dan Kotamadya Tegal, perlombaan ini tidak begitu menarik lantaran kurang promosi dan minat orang dalam melestarikan musik tegalan.
== Lagu-lagu yang pernah muncul ==
Dibawah ini ada beberapa lagu yang sempat muncul di awal kehadiran musik tegalan, berikut ini adalah lagu-lagu yang diurutkan berdasarkan era kemunculannya.
{{col|2}}
=== Lagu Tegalan Klasik ===
* "Man Draup Tukang Becak" oleh Najeeb Bahresy ( 1979 )
* "Teh Poci Gula Batu" oleh Najeeb Bahresy ( 1979 )
Baris 71:
* "Topeng Monyet" oleh Ki [[Enthus Susmono]] ( 1999 )
=== Lagu Tegalan Modern ===
* "Kondangan Wurung" (2001)
* "Aja Onggrongan" (2001)
Baris 113:
{{end-col}}
== Perhatian Pemerintah ==
Sebagai musik asli Tegal, Pemerintah mewajibkan semua stasiun radio di seluruh penjuru Karesidenan Pekalongan memutar lagu-lagu tegalan untuk mendukung kemajuan yang sedang dialami saat ini. Meskipun musik yang satu ini masih kalah dengan musik Tarling, yang menjadi rujukan adalah kesadaran masyarakat yang mulai ada ketika mereka sudah seharusnya mencintai budaya & kesenian mereka sendiri.
|