Bouraq Indonesia Airlines: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 25:
}}
 
'''Bouraq Indonesia Airlines''' adalah [[maskapai penerbangan]] [[swasta]] Indonesia yang pernah beroperasi. Maskapai yang berdiri dari seorang pengusaha yang bernama Jerry A Sumendap ini jatuh bangun dalam mendirikan maskapai ini, putra [[Manado]] yang sebelumnya menghabiskan waktu untuk berbisnis kayu ini adalah pengagas transportasi udara di [[Kalimantan]] yang ingin membawa kekayaan sumber daya minyak dan hasil alam yang nantinya bisa meningkatkan cadangan devisa negara, di mana saat itu Indonesia berada pada masa pembangunan di era [[Orde Baru]] yang dipimpin oleh [[Soeharto|Presiden Soeharto]].
 
Nama [[Buraq]] sendiri diambil dari nama "kendaraan" [[Nabi Muhammad SAW]] saat peristiwa suci dalam [[Islam]], [[Isra Mi’raj]]. Dengan pengambilan nama itu pula, menjadikan nama tersebut sebagai harapan untuk menjadi maskapai tercepat baik dari segi perkembangan usaha maupun ketepatan waktu waktu terbang.<ref>http://bisnis.liputan6.com/read/710126/bouraq-air-maskapai-legenda-yang-kandas-setelah-35-tahun?p=2</ref>
Baris 35:
[[Berkas:H.S. 748 Srs 2A G-BCDM Bouraq BRO 08.06.74 edited-3.jpg|thumb|right|HS 748 Bouraq Indonesia Airlines berada di Chesterhire, [[Inggris]].]]
 
Setelah hampir satu dekade berdiri, Bouraq makin menghiasi langit Indonesia. Maskapai ini makin berkembang dengan pesat di dekade 1980an dengan ditunjang oleh empat armada pesawat [[Vickers Viscount|Vickers VC-843 Viscount]], tiga buah [[CASA C 212|CASA NC-212]] dan enam belas [[Hawker Siddley HS 748]] seri 2A dan 2B, membuat armada Bouraq makin gencar untuk menerbangi penrbangan ke seluruh Indonesia, tidak hanya itu saja, Maskapai Bouraq pun memperkuat keberadaan Bali Air dengan menambahkan dua armada [[Britten-Norman Islander|Britten Norman Islander]] dan empat buah [[Britten-Norman Trislander|Britten Norman Trislander]] untuk jarak pendek dan penerbangan perintis. Bouraq pun akhirnya memasuki masa puncaknya pada 1990-an, Bouraq berhasil mendapat predikat sebagai perusahaan penerbangan swasta dengan ''on-time'' performance terbaik untuk penerbangan domestik. Tidak hanya kata "'''selamat'''" yang datang, tetapi juga kata "'''kok bisa'''" pun juga keluar terkait dengan armada yang digunakan oleh Bouraq, yang secara samar dilihat sudah tua, membuat maskapai ini mendapat komentar pedas dari para pesaing yang sudah menguasai pasar domestik terlebih dahulu.<ref>http://bisnis.liputan6.com/read/710126/bouraq-air-maskapai-legenda-yang-kandas-setelah-35-tahun?p=4</ref>
 
[[Berkas:Bouraq Boeing 737-200 MRD-1.jpg|thumb|right|Salah satu armada Boeing 737-200 Bouraq Indonesia Airlines yang dibeli dari MAS.]]
Baris 43:
Pada tahun [[1995]] menjadi hari duka bagi seluruh Bouraq. Sang pendiri, Jerry Albert Sumendap, wafat dalam usia 69 tahun. Bouraq pun memasuki babak baru dengan masuknya Danny Sumendap pada akhir 1995. Bermodalkan tekad besar untuk mempertahankan eksistensi Bouraq, Danny melakukan restrukturisasi besar pada perusahaan demi bersaing dengan perkembangan zaman. Namun banyaknya loyalis dari Bouraq membuat keputusan drastis tersebut tak berjalan lancar sepenuhnya. Perlahan-lahan, upaya resrtukturisasi organisasi akhirnya mampu menyelamatkan Bouraq dari ketatnya persaingan bisnis penerbangan. Namun rasa nyaman ini hanya bertahan sementara. Bouraq harus berhadapan dengan persoalan yang jauh lebih besar, [[Krisis finansial Asia 1997]]. Krisis keuangan yang melanda [[Asia]] dan berdampak pada Indonesia ini terbukti telah menghempaskan sejumlah maskapai penerbangan. Namun, Bouraq tak menyerah begitu saja. Berbagai strategi disusun untuk tetap mempertahankan keberlangsungan Bouraq. Efisiensi pun terpaksa ditempuh dengan mengurangi pesawat dan pilot/kopilot.
 
Dalam kondisi ini, Bouraq ibarat kapal karam yang menunggu waktu untuk tenggelam. Tekanan yang makin kuat, membuat maskapai Bouraq lama kelamaan makin menyusut, baik jumlah armada maupun awak kabin. Jelang akhir hayatnya, Bouraq hanya menyisakan sebuah pesawat Boeing B737-200. Kejayaan sebagai maskapai yang memiliki puluhan pesawat berakhir dengan tragis jelang tutupnya Bouraq dengan disahkannya sertifikat pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada tanggal [[25 Juli]] [[2005]]. Akhirnya, pada hari penetapan itu, maskapai yang berlogo "B" yang diselimuti oleh hijau toska yang selama ini menghiasi langit nusantara pun akhirnya "berpulang" ke "jurang kehancuran bisnis" dan tidak tampak lagi.<ref>http://bisnis.liputan6.com/read/710126/bouraq-air-maskapai-legenda-yang-kandas-setelah-35-tahun?p=6</ref>
 
== Armada ==