Thamrin Muhammad Thabrie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angkhira212 (bicara | kontrib)
manambahkan referensi
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{norefpemastian}}
'''Thamrin Muhammad Thabrie'''(lahir: {{lahirmati|[[Batavia]], |10 September |9|1860}}) merupakan Ayahorang tua dari [[Mohammad Husni Thamrin|Muhammad Husni Thamrin]]. Tokoh yang pernah berhubungan dengan [[Tirto Adi Suryo]] yangini dikenal sebagai Bapak Pers Indonesia yang keduanya tergabung dalam [[Syarikat Priyayi]] di tahun 1906.
{{wikify}}
{{kembangkan}}
'''Thamrin Muhammad Thabrie'''(lahir: [[Batavia]], 10 September 1860) merupakan Ayah dari [[Mohammad Husni Thamrin|Muhammad Husni Thamrin]]. Tokoh yang pernah berhubungan dengan [[Tirto Adi Suryo]] yang dikenal sebagai Bapak Pers Indonesia yang keduanya tergabung dalam [[Syarikat Priyayi]] di tahun 1906.
 
==Biografi Kehidupan ==
'''Thamrin Muhammad Thabrie''' lahir di Batavia (sekarang: [[Jakarta]]) pada tanggal 10 September 1860. MerupakanIa merupakan anak dari Ort, seorang pengusaha inggrisInggris di Batavia dengan ibu seorang ''[[nyai]]'' bernama noerainiNoeraini.<ref>Bob Hering, M.H. Thambrin and His Quest for Indonesian Nationhood (1917-19421917–1942), ab. Harsono Sutedjo, M.H. Thamrin Membangun Nasionalisme Indonesia, Jakarta, Hasta Mitra, 2003. h. 14.</ref>
 
Thamrin disayangi oleh ayahnya dan diperkenalkan kepada mitra kerjanya ayahnya sebagai pewaris tunggal atas usaha dan kekayaannya. Dalam upaya melegalkan status anak dari "nyai" nya, Ort akan membawa Thamrin ke Inggris. Hal itu tidak terjadi karena ayah Thamrin meninggal di usianya yang 10 tahun.
Baris 11 ⟶ 9:
Kemudian Thamrin diasuh oleh Muhammad Thabrie, paman dari pihak ibunya yang belum memiliki anak. Kemudian Thamrin dikenal sebagai Thamrin Muhammad Thabrie yang terus melekat dalam pers.
 
Thamrin kemudian menjadi pegawai pangreh praja. Ditahun 1894 saat kelahiran putranya Husni Thamrin, Thamrin telah menjabat sebagai ''Adjund Hoofd Djaksa'' (Wakil Kepala Jaksa) di ''Laandraad'' (pengadilan untuk pribumi) distrik Batavia.
 
Melalui harta warisan ayahnya, Thamrin menjadi keluarga yang kaya. Karenanya, Thamrin serta Abdillah Thamrin, adik dari Husni Thamrin berangkat haji serta menuntut ilmu di Mekkah selama sebelas tahun. Thamrin mewakafkan tanahnya untuk masjid dimana Abdillah ditunjuk sebagai pengelola.
 
pada tahun 1906, Tirto Adi Suryo bertemu dengan R.M Prawirodiningrat dan mengusulkan bertemu Thamrin yang sedang menjabat sebagai ''commandant district'' Mangga Besar. Dari hasil pertemuan tersebut, berdirilah Sarikat Priyayi dimana Thamrin menjadi anggotanya. <ref>Pramodya Ananta Toer, 1985, ''Jejak Langkah'', Jakarta: Hasta Mitra hal. 290-292</ref><ref>{{Cite web|url=https://sejarawanmuda.wordpress.com/2011/04/10/tirtoadhisoerjo-pergerakannasional/|title=Tirto Adhi Soerjo dan Pergerakan Nasional|last=Muda|first=Sejarawan|date=2011-04-10|website=Sejarawan Muda|access-date=2016-09-04}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{indo-bio-stub}}