Riau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Bramasurya2020 (bicara | kontrib)
Baris 82:
==== Kesultanan Siak ====
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Sultan van Siak met rijksgroten in de afdeling Bengalis oostkust van Sumatra TMnr 60012313.jpg|left|thumb|256px|Sultan Siak bersama para tetua adat di ''afdeling'' Bengkalis pada 1888. Siak menyerahkan Bengkalis kepada Belanda pada tahun 1873.]]
[[Kesultanan Siak Sri Inderapura]] didirikan oleh [[Raja Kecil]] dari [[KerajaanYang Dipertuan Besar Pagaruyung|PagaruyungSiak]] pada tahun 1723.<ref name="Andaya2">Leonard Y. Andaya (1972). ''[http://www.jstor.org/discover/10.2307/41492060?uid=2134&uid=2&uid=70&uid=4&sid=21102792685163 RAJA KECHIL AND THE MINANGKABAU CONQUEST OF JOHOR IN 1718]''. ''Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society'', Vol. 45, No. 2 (222), pp. 51-75</ref> Siak segera saja menjadi sebuah kekuatan besar yang dominan di wilayah Riau: atas perintah Raja Kecil, Siak menaklukkan [[Rokan]] pada 1726 dan membangun pangkalan armada laut di [[Pulau Bintan]].<ref name="Barnard">Barnard, T. P., (2003), ''[http://www.jstor.org/discover/10.2307/3351340?uid=2134&uid=2&uid=70&uid=4&sid=21102792685163 Multiple centres of authority: society and environment in Siak and eastern Sumatra, 1674-1827]'', KITLV Press, ISBN 90-6718-219-2.</ref> Namun keagresifan Raja Kecil ini segera ditandingi oleh orang-orang Bugis pimpinan Yang Dipertuan Muda dan Raja Sulaiman. Raja Kecil terpaksa melepaskan pengaruhnya untuk menyatukan kepulauan-kepulauan di lepas pantai timur Sumatera di bawah bendera Siak, meskipun antara tahun 1740 hingga 1745 ia bangkit kembali dan menaklukkan beberapa kawasan di [[Semenanjung Malaya]].<ref>{{Citation | author1=Ryan, N. J. (Neil Joseph) | title=The making of modern Malaysia and Singapore : a history from earliest times to 1966 | URL= http://books.google.co.id/books/about/The_making_of_modern_Malaysia_and_Singap.html?id=naJuAAAAMAAJ&redir_esc=y | publication-date=1969 | publisher=Oxford University Press | edition=4th ed., rev | isbn=978-0-19-638120-6 }}</ref>
 
Di akhir abad ke-18, Siak telah menjelma menjadi kekuatan yang dominan di pesisir timur [[Sumatera]]. Pada tahun 1761, [[Sultan Abdul Jalil Syah III]] mengikat perjanjian ekslusif dengan [[Belanda]], dalam urusan dagang dan hak atas kedaulatan wilayahnya, serta bantuan dalam bidang persenjataan. Walau kemudian muncul dualisme kepemimpinan di dalam tubuh kesultanan yang awalnya tanpa ada pertentangan di antara mereka, Raja Muhammad Ali, yang lebih disukai Belanda, kemudian menjadi penguasa Siak, sementara sepupunya Raja Ismail, tidak disukai oleh Belanda, muncul sebagai ''Raja Laut'', menguasai perairan timur Sumatera sampai ke [[Laut Cina Selatan]], membangun kekuatan di gugusan [[Pulau Tujuh]].<ref name="Barnard1">Barnard, T.P., ''[http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract;jsessionid=5365E9E69F47A7FB44C03D5C80572F47.journals?fromPage=online&aid=90305 Texts, Raja Ismail and Violence: Siak and the Transformation of Malay Identity in the Eighteenth Century]'', Journal of Southeast Asian Studies, Vol. 32, No. 3 (Oct., 2001), pp. 331-342.</ref> Tahun 1780, Siak menaklukkan daerah [[Langkat]], termasuk wilayah [[Deli]] dan [[Serdang]]. Di bawah ikatan perjanjian kerjasama mereka dengan [[VOC]], pada tahun 1784 Siak membantu tentara Belanda menyerang dan menundukkan [[Selangor]], dan sebelumnya mereka telah bekerjasama memadamkan pemberontakan [[Raja Haji Fisabilillah]] di [[Pulau Penyengat]].
Baris 124:
 
=== Suku Bangsa ===
Penduduk provinsi Riau terdiri dari bermacam-macam suku bangsa. [[Suku Melayu]] merupakan masyarakat terbesar dengan komposisi 37,74% dari seluruh penduduk Riau. Mereka umumnya berasal dari daerah pesisir di Rokan Hilir, Dumai, Bengkalis, Kepulauan Meranti, hingga ke Pelalawan, Siak, Inderagiri Hulu dan Inderagiri Hilir. Suku bangsa lainnya yaitu [[Suku Jawa|Jawa]] (25,05%), [[Suku Minangkabau|Minangkabau]] (11,26%), [[Suku Batak|Batak]] (7,31%), [[Suku Banjar|Banjar]] (3,78%), [[Tionghoa]] (3,72%), dan [[Suku Bugis|Bugis]] (2,27%). Ada juga masyarakat asli[[Melayu Riau|Melayu bersuku rumpun Minangkabau terutama yangRiau berasalDaratan]] dari daerah Rokan Hulu, Kampar, Kuantan Singingi, dan sebagian Inderagiri Hulu. Juga masyarakat Mandailing di Rokan Hulu, yang lebih mengaku sebagai Melayu daripada sebagai Minangkabau ataupun Batak.<ref>Tsuyoshi Kato, Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah, Balai Pustaka</ref>
 
Abad ke-19, masyarakat [[Suku Banjar|Banjar]] dari [[Kalimantan Selatan]] dan [[Suku Bugis|Bugis]] dari [[Sulawesi Selatan]], juga mulai berdatangan ke Riau. Mereka banyak bermukim di [[Kabupaten Indragiri Hilir]] khususnya [[Tembilahan]].<ref>Majalah Prisma, Masalah 1-8, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial, 1990</ref> Di bukanya perusahaan pertambangan minyak [[Chevron Pacific Indonesia|Caltex]] pada tahun 1940-an di [[Rumbai, Pekanbaru]], mendorong orang-orang dari seluruh Nusantara untuk mengadu nasib di Riau.