Wilhelmus van Bekkum: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 43:
== Karya ==
Van Bekkum ditahbiskan menjadi [[imam]] [[Serikat Sabda Allah]] pada 18 Agustus 1935 dalam usia 25 tahun. Pada tahun 1936, ia menuju Indonesia dengan mengarungi laut selama lima pekan, kemudian tiba di Jakarta. Ia ditugaskan di Ende lalu ditugaskan kembali di Ruteng dan tiba pada tahun 1937.
Pada 8 Maret 1951, ia ditunjuk menjadi [[Vikaris Apostolik]] pertama Ruteng dengan gelar Uskup Tituler [[Tigias]]. Hal ini bersamaan dengan Vikariat Apostolik Ruteng. Ia kemudian ditahbiskan menjadi Uskup pada [[13 Mei]] [[1951]]. [[Keuskupan Agung Ende|Vikaris Apostolik Emeritus Kepulauan Sunda Kecil]], [[Heinrich Leven]], S.V.D. yang bergelar Uskup Tituler Arca di Armenia menjadi Penahbis Utama, dengan didampingi [[Keuskupan Larantuka|Vikaris Apostolik Larantuka]] bergelar Uskup Tituler Alinda, [[Gabriel Wilhelmus Manek]], S.V.D. dan [[Keuskupan Agung Ende|Vikaris Apostolik Endeh]], [[Antoine Hubert Thijssen]], S.V.D. yang bergelar Uskup Tituler Nilopolis. Bersama dengan R.P. Leo Perik, S.V.D. dan para misionaris lainnya, ia membidani lahirnya Seminari Pius XII Kisol, yang mulai defenitif dengan aktivitas belajar mengajar pada 8 September 1955.<ref>{{cite web|url=http://www.floresa.co/2015/09/10/hanya-781-persen-alumni-yang-jadi-imam-sanpio-gagal/|title=Hanya 7,81 Persen Alumni yang Jadi Imam: Sanpio Gagal?}}</ref>
Baris 59 ⟶ 61:
Ia menjabat sampai mengundurkan diri pada tanggal 10 Maret 1972. Kepemimpinan Keuskupan Ruteng dilanjutkan oleh Mgr. [[Vitalis Djebarus]], [[S.V.D.]] yang ditunjuk pada tahun 1973.
=====================================================================
Di tengah kesibukanya melakukan penelitian tentang adat dan budaya Manggarai itu, beliau diinternir oleh tentara Jepang ke daerah Sulawesi bersama beberapa misionaris lainya. Pada bulan September 1945 setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya, misionaris mudah wilhelmus Van Bekkum SVD bersama beberapa misionaris lainya kembali ke Manggarai dan melanjutkan penelitianya yang sempat di tinggal selama 3 tahun. Pada bulan januari 1946 pater Wilhelmus Van Bekkum SVD di angkat dan di lantik menjadi Deken wilayah Manggarai. Pada tahun 1951 pater Van Bekkum (begitu sapaan beliau oleh masyarakat Manggarai), menjadi Warga Negara Indonesi dan pada tahun yang sama pula pater Van Bekkum SVD di tunjuk menjadi Vikaris Apostolik Ruteng Manggarai. Saat status Vikariat Apostolik Ruteng ditingkatkan menjadi Keuskupan, Ia ditunjuk menjadi Uskup pertama di Keuskupan Ruteng. Diangkat sebagai Uskup Ruteng pertama: 3 Januari 1961. Peristiwa pengangkatan ini bersamaan dengan peningkatan status Vikariat Apostolik menjadi Keuskupan Ruteng, yang menandai pendirian dan pengakuan Hirarki Gereja Katolik di Indonesia oleh Takhta Suci melalui Konstitusi Apostolik Quod Christus Adorandus yang dipromulgasikan Paus Yohanes XXIII.
Setelah perang dunia kedua (PD II) pater Van Bekkum SVD yang masih mengemban tugas sebagai Vikaris Apostolik Ruteng Manggarai, mulai mengalihkan perhatianya dari persoalan pendidikan (SD) ke persoalan pembaharuan liturgi katolik di daerah misi dan dari daerah misi Manggarai, pater Van Bekkum SVD banyak membahas masalah pembaharuan liturgi gereja katolik dan hal tersebut mendapatkan banyak perhatian dari para peserta kongres besar internasional terutama kongres liturgy di Asisi Roma.
|