Defisit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 6:
'''Defisit''' secara harfiah berarti adalah kekurangan dalam kas ke[[uang]]an. Defisit biasa terjadi ketika suatu [[organisasi]] (biasanya [[pemerintah]]) memiliki pengeluaran lebih banyak daripada penghasilan. Lawan dari defisit adalah [[surplus]].
Hal pertama yang harus dicatat adalah, munculnya kekurangan dalam pendanaan di banyak negara merupakan hal yang klasik. Pemerintah di banyak negara juga mengenal defisit anggaran, bahkan sebelum penemuan istilah anggaran umum. Dulu, negara meminjam dari pedagang dan rentenir saat dalam kondisi membutuhkan, khususnya untuk membiayai perang, seremoni dan festival kerajaan, dan menanggulangi bencana.
Sunnah menunjukkan bahwa Nabi Saw. membutuhkan pendanaan dalam menjalankan roda pemerintahan. Dia juga pernah beberapa kali meminjam kepada sejumlah Sahabat dan yang lainnya. Hal tersebut menunjukkan, pinjaman-pinjaman tersebut tidak dilakukan Rasulullah Saw. melainkan untuk kepentingan umat. Tidak sepeser pun dan sedikit pun dari pinjaman itu untuk kepentingan pribadinya. Tercatat, dia pernah meminjam sejumlah 40 ribu dirham, dan meminjam baju besi dari Shafwan meskipun dalam hadis “baju besi” ini terdapat periwayat yang dicurigai kredibilitasnya.
 
Perlu juga dipaparkan, terjadinya defisit anggaran diakibatkan oleh beberapa faktor penting: adakalanya ia terjadi karena anggaran yang memang kurang, dan adakalanya pula cara atau metode pembiayaan yang mengakibatkan defisit. Defisit berarti, pemerintah mengkonsumsi lebih dari jumlah pendapatannya yang kemudian biaya kekurangannya itu diambilkan dari pendapatan individu. Ini artinya, total permintaan terhadap barang dan jasa berlebih jika dibandingkan dengan total penawaran. Pengertian ini dengan asumsi bahwa masyarakat terhalangi dari perdagangan luar negeri yang menyebabkan seluruh konsumsi individu harus ditekan untuk memberi ruang bagi konsumsi pemerintah yang berlebih.