Kepercayaan tradisional Tionghoa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 8:
Penghormatan leluhur adalah penghormatan kepada nenek moyang yang merupakan intisari dalam kepercayaan tradisional Tionghoa. Ini dikarenakan pengaruh ajaran Konfusianisme yang mengutamakan bakti kepada orang tua termasuk leluhur jauh.
=== Penghormatan dewa-dewi ===
Penghormatan dewa-dewi dalam kepercayaan tradisional Tionghoa tak terhitung jumlahnya, ini tergantung kepada popularitas sang dewa atau dewi. Mayoritas dewa atau dewi yang populer adalah dewa-dewi yang merupakan tokoh sejarah, kemudian dikultuskan sepeninggal mereka karena jasa yang besar bagi masyarakat Tionghoa pada zaman mereka hidup. Sehingga, sebenarnya, leluhur yang dihormati baik semasa hidupnya maupun setelah meninggal, dipercaya karena kekuatan sifat baiknya yang suka menolong semasa hidupnya, setelah meninggal, mendapat penghargaan dan gelar dari penguasa langit. Orang yang memperoleh gelar dari langit inilah yang kemudian disebut sebagai Dewa/Dewi. Hal ini tercermin dalam buku kuno yang bernama "Feng Shen Yen Yi", Kisah penganugrahan atas jasa jasa selama hidupnya.
Dengan demikian, dapat ditemui di hampir seluruh kelenteng kepercayaan tradisional Tionghoa yang ada di Indonesia, terutama di kelenteng umat Agama Konghucu, leluhur yang di sebut "Kongco" (Lelaki) atau "Makco" (Perempuan) juga identik dengan sosok yang disebut Dewa/Dewi. Sosok yang sama, juga di puja oleh penganut ajaran Taoisme di Indonesia.
== Galeri ==
|