Dioda pemancar cahaya organik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: piranti → peranti (12) using AWB
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 37:
 
== Kelebihan ==
Kehadiran teknologi OLED dengan proses pembuatannya yang unik menggeser posisi teknologi LCD.
* Tampilan OLED baru dan menarik. Layar terbuat dari gabungan warna dalam kaca transparan sangat tipis sehingga ringan dan fleksibel.
* Kemampuan OLED untuk beroperasi sebagai sumber cahaya yang menghasilkan cahaya putih terang saat dihubungkan dengan sumber listrik.
Baris 49:
Teknologi OLED di Indonesia pada umumnya masih terbatasi oleh beberapa faktor sehingga harus dikembangkan lebih lanjut.
* Masalah teknis OLED yaitu masa bertahan bahan organik yang terbatas, sekitar 14.000 jam dibandingkan layar datar lain yang bisa mencapai 60.000 jam atau bahkan 100.000 jam. Pada tahun 2007, masa bertahan OLED dikembangkan menjadi 198.000 jam.
* Kelembaban dapat memperpendek umur OLED. Bahan kandungan organik di dalam OLED dapat rusak jika terkena air.
* Pengembangan proses segel (''improved sealing process'') dalam praktik pembuatan OLED dapat membatasi masa bertahan tampilan.
* Dalam peranti OLED multi-warna yang ada sekarang, [[intensitas cahaya]] yang dihasilkan untuk warna tertentu belum cukup terang.
Baris 70:
* Shinar, Joseph (Eds.), ''Organic Light-Emitting Devices: A Survey'', NY: Springer-Verlag, 2004.
* Nalwa, Hari Singh (Eds.), ''Handbook of Luminescence, Display Materials and Devices, vol. 1 : Organic Light-Emitting Diodes'', American Scientific Publishers, Los Angeles 2003.
* Brauman, J.I. & Szuromi, P, ''Science, vol. 273'', 16 Agustus 1996, hal. 878.
* R. H. Friend, R. W. Gymer, A. B. Holmes, J. H. Burroughes, R. N. Marks, C. Taliani, D. D. C. Bradley, D. A. Dos Santos, J. L. Bredas, M. Logdlund, W. R. Salaneck, ''Electroluminescence in Conjugated Polymers'', Nature 1999, hal. 121, 397.