Kaisar Go-Daigo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Clean up, replaced: dekrit → dekret using AWB |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
||
Baris 48:
Di atas permukaan, Restorasi Kemmu berusaha menghidupkan kembali kejayaan zaman kuno. Kekuasaan sepenuhnya berada di tangan kaisar. Pemerintahan dijalankan bangsawan istana, sedangkan kalangan samurai dihapus. Kebijakan pemerintah menyebabkan ketidakpuasan rakyat di daerah, khususnya kalangan samurai. Penyebabnya antara lain adalah pembaruan yang dilakukan tergesa-gesa, ketidakpuasan atas tanggapan pemerintah mengenai tuntutan hak atas tanah, ketidakadilan dalam pembagian hadiah balas jasa, dan rencana pembangunan istana baru untuk kaisar. Di Kyoto terjadi aksi corat-coret bernada protes yang menjelek-jelekkan kaisar dan pemerintah. Corat-coret tersebut dipasang di daerah Nijō yang terletak di tepian [[Sungai Kamo]], dekat istana kaisar.
Pada tahun [[1335]], [[Ashikaga Takauji]] berangkat untuk memadamkan [[Pemberontakan Nakasendai]] walaupun tidak mendapat izin kaisar. Setelah selesai, Takauji menduduki Kamakura dan menolak perintah kaisar untuk pulang. Dengan caranya sendiri, Takauji menyita tanah milik klan Nitta di wilayah Kanto. Tanah tersebut dibagi-bagikan sebagai hadiah bagi samurai anak buahnya. Kaisar Go-Daigo lalu mengirim Nitta Yoshisada dan pasukannya untuk menghabisi Takauji,
Setelah berdamai dengan pihak Ashikaga, Kaisar Go-Daigo menyerahkan [[Tiga Harta Suci]] kepada Kaisar Kōmyō. Setelah itu, Kaisar Go-Daigo melarikan diri dari Kyoto. Istana Selatan (Nanchō) didirikannya di [[Yoshino, Nara|Yoshino]] sebagai tandingan dari Istana Utara (Hokuchō) yang ada di Kyoto. Masa kekaisaran terbelah dua menjadi Istana Selatan dan Istana Utara disebut [[zaman Nanboku-cho]].
|