Djamiat Dalhar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Clean up, replaced: cidera → cedera using AWB |
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 9:
Pada tahun 1974, [[PSSI]] menunjuk Djamiat Dalhar (mantan bintang timnas dan Persija Jakarta era 50 dan 60an). Untuk menggantikan tempat Suwardi Arland, PSSI pun juga dipusingkan dengan ketidakhadiran kapten dan bintang utama timnas saat itu [[Iswadi Idris]] yang tidak diberi izin klubnya Sydney Western Suburb (Australia) untuk pulang memperkuat timnas Indonesia melawan [[Tim nasional sepak bola Uruguay|Uruguay]].
Tanggal 19 april 1974, hari pertandingan tiba, timnas Uruguay yang datang dengan kekuatan terbaik masuk kelapangan, diiringi sorak sorai sekitar 80.000 penonton yang memenuhi Senayan. Uruguay memulai pertandingan dengan santai, seakan ingin menjajaki dulu kekuatan Indonesia, entah meremehkan,
Aksi [[Jacob Sihasale]] (Persebaya) yang bagai penyeimbang serangan di tengah makin membuat Uruguay kesulitan, apalagi Abdul Kadir (Persebaya) dan Waskito (Persebaya) menyayat dengan tajam dari sayap, serta aksi Risdianto (Persija Jakarta) yang lincah, makin membuat pertahanan kukuh defender-2 Uruguay terpancing bermain sedikit beringas.
Seperti tersentak oleh kemampuan pemain-pemain indonesia, uruguay pun mulai bermain kesetanan, berulang kali "jugador-jugador" los celeste mengobrak abrik pertahanan "pasukan garuda",
Rasa malu kubu uruguay terbukti saat pimpinan rombongan dan manajer tim uruguay serta pelatih kepala tim uruguay Roberto Porta meminta pertandingan ulang, meskipun itu tidak ada dijadwal, rupanya uruguay geram dengan kekalahan tersebut dan ingin membikin pembalasan, akhirnya PSSI menyetujui keinginan kubu uruguay ini, tepatnya 2 hari kemudian 21 April 1974, Uruguay kembali menantang indonesia di senayan, dan kali ini los celeste bermain forced dan total untuk menaklukkan Indonesia di hadapan 100.000 suporter setianya. Bahkan bermain sedikit keras menjurus kasar, yang tentu saja cukup dilayani pemain Indonesia yang terbiasa dengan tipikal permainan PSMS Medan tersebut di kompetisi lokal. Kebetulan, barisan belakang Indonesia saat itu diperkuat punggawa-punggawa 'Ayam Kinantan' PSMS Medan - yang jagonya main keras seperti Nobon, Yuswardi dan Anwar Ujang. Namun, dengan perjuangan berat, akhirnya Uruguay mampu melakukan revans atas Indonesia 3-2.<ref name="Indonesia 2-1 Uruguay">{{Cite news|title=Indonesia 2-1 Uruguay|url=http://id-id.facebook.com/notes/cocomeo-news/36-tahun-lalu-tim-piala-dunia-uruguay-dipermalukan-indonesia-di-senayan-sekarang/155099957858344|publisher=facebook.com|accesdate=2010-8-7}}</ref>
|