Tanailandu, Mawasangka, Buton Tengah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11:
Di wilayah Pale Sukanayo, Menteri Peropa mengepalai beberapa wilayah salah satunya Ballo di Distrik Kabaena (termasuk wilayah Talaga saat ini), Menteri Gundu-Gundu mengepalai Kooe dan Kantolobea (Distrik Mawasangka), Menteri Melai mengepalai Boneoge (Distrik Gu), Menteri Lanto di Lalibo (Distrik Mawasangka), Menteri Wajo di Wajo (Distrik Gu), Menteri Tanailandu di Wasindoii (Distrik Mawasangka). Selanjutnya Lakina Boneoge di Boneoge, Madongka, Tanga, dan Matanayo (Distrik Gu), Lakina Baruta di Baruta (Distrik Gu), Lakina Mone di Lambale dan Wakuru (Distrik Gu), Lakina Lolibu di Lipumalangan II dan Tongkuno (Distrik Gu), dan Lakina Inulu di Lamena, Lagili, dan Wakengku (Distrik Mawasangka)
Asal usul desa Tanailandu berawal dari Komunitas Kakaha Yang Dipimpin oleh Seorang Kolaki yang bernama La Ode Dhawudu (Ma Wa Tanggiri). Dimasa kepemimpinan Kolaki Kakaha bergantung pada sistem pertanian berpindah-pindah tempat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Sehingga suatu ketika penduduk liwu Kakaha berpindah dan membentuk suatu perkampungan ke Wasindoli dan dipipimpin oleh seorang Bonto yang bernama La Ynse (Maangkuta) dan sampai pada akhir hayatnya kemudian digantikan Oleh Bonto berikutnya Yang Bernama La Rani ( Ma Wele) dan sampai pada akhir hayatnya pula Bonto La Rani ( Ma Wele) di gantikan oleh Bonto Hasimu.
Seiring dengan perkembangan waktu, komunitas suku Wasindoli menyebar dan mendiami daerah-daerah dataran rendah disekitarnya, sebagian besar bermukim di Perkampungan yang biasa disebut dengan dhana (Wae Dhana) kata dhana berarti alang-alang yakni di ambil dari nama tumbuhan yang tumbuh mendominasi wilayah pemukiman baru (Kampo Baru) dan masih dipimpin oleh Bonto Hasimu.
Setelah terbentuknya pemukiman baru, Kampo Baru menjadi lumbung pangan. Sehingga kampo baru dikenal dengan kesuburan tanaman dan tanahnya. Sehingga pasca kepemimpinan Bonto Hasimu sampai terbentuk suatu desa secara adminisratif di beri nama Desa Tanailandu ( Desa Tanah Yang subur).
Berikut Adalah Nama-Nama Kepala Desa Tanailandu secara administratif :
Bapak Samuli
Bapak Usman Hasan
Bapak Suruhi Bidi
Bapak La Didi
Bapak La Haya
Bapak La Patola
Bapak Suruhi Bidi
Bapak Harisu
Bapak Darman M.
'''Keadaan Fisik/Geografis'''
Baris 60 ⟶ 70:
Dengan [[penduduk]] sekitar 1136 jiwa, yang seluruhnya ber[[agama Islam]], mata pencaharian penduduknya adalah sebagai [[petani]] dan [[nelayan]]. Komoditas yang dihasilkan antara lain; jambu mete, rumput laut, ubi, jagung, rumput laut, dll.
Fasilitas Pendidikan: TK Sangia Jampaka (TK Negeri), SDN Tanailandu, SMPN 3 Mawasangka dan SMKN 1 Mawasangka . Fasilitas ibadah satu buah Masjid, yaitu Masjid Babuttaqwa, Fasilitas lain PDAM yang merupakan bantuan dari LSM Internasional (Jerman) yang berasal dari sumber mata air alam yang sangat jernih di dalam goa di hutan sekitar 10 km dari kampung, yang juga melayani di desa sekitarnya; desa Banga, keluarahan Mawasangka, Polindu, Tampunawau, dll. Fasilitas kesehatan berupa puskesmas, Penerangan PLN 24 jam. jembatan
Tokoh-tokoh Tanailandu
|