Bahan bakar nuklir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 4:
Tidak semua bahan bakar nuklir digunakan dalam reaksi fissi berantai. Sebagai contoh, [[Pu|<sup>238</sup>Pu]] dan beberapa unsur ringan lainnya digunakan untuk menghasilkan sejumlah daya nuklir melalui proses [[peluruhan radioaktif]] dalam [[generator radiothermal]], dan [[baterai atom]]. Isotop ringan seperti <sup>3</sup>H ([[tritium]]) digunakan sebagai bahan bakar [[fussi nuklir]]. Bila melihat pada [[energi ikat]] pada isotop tertentu, terdapat sejumlah energi yang bisa diperoleh dengan memfusikan unsur-unsur dengan nomor atom lebih kecil dari besi, dan memfisikan unsur-unsur dengan nomor atom yang lebih besar dari besi.
 
[[Berkas:Binding energy curve - common isotopes.svg|rightka|thumbjmpl|250px|Grafik yang membandingkan [[nomor nukleon]] dengan [[energi ikat]].]]
 
== Bahan bakar nuklir untuk reaksi fissi ==
Baris 20:
==== Bahan bakar oksida ====
[[Berkas:Pellet rod.jpg|200px|jmpl]]
[[Berkas:Radioisotope thermoelectric generator plutonium pellet.jpg|thumbjmpl|200px|Sebuah pelet plutonium bercahaya-panas yang adalah sumber listrik generator termoelektrik radioisotop probe]]
[[Konduktivitas panas]] dari uranium dioksida sangat rendah, hal ini dipengaruhi oleh [[porositas]] and proses pembakaran (burn-up). Burn-up menghasilkan [[produk fissi]] dalam bahan bakar (seperti [[lantanida]]), penyisipan produk fissi seperti [[palladium]], pembentukan gelembung gas fissi seperti [[xenon]] dan [[kripton]] dan kerusakan bahan bakar akibat radiasi. Rendahnya konduktivitas panas dapat berakibat pada pemanasan berlebih pada pusat pellet bahan bakar. Porositas berakibat pada penurunan konduktivitas panas dan pengembangan bahan bakar ketika digunakan.