Model hiperpersonal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sheila Rizkia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Widyanindita (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Model komunikasi hiperpersonal''' adalah model komunikasi interpersonal yang menunjukkan bahwa [[komunikasi bermediasi komputer]] dapat menjadi hiperpersonal karenadikarenakan jenis komunikasi ini 'melebihi interaksi tatap muka', yangmodel olehkomunikasi karena ituini mampu untuk memberikan pengirim pesan sejumlah keuntungan komunikatif yang melebihi interaksi tatap muka secara tradisional . Apabila dibandingkan situasidengan interaksi tatap muka pada umumnya, seorang pengirim pesan hyperpersonal mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk secara strategis mengembangkan dan memperbaiki caranya dalam mempresentasikan diri, memungkinkan juga untuk perepresentasian diri satu individu terhadap individu lain secaramenjadi lebih selektif dan optimal.<ref name="WaltherWalther2">Walther, J. B. (1996). </ref>
 
Model komunikasi hiperpersonal mampu menentukan kondisi spesifik yang menguntungkan dalam interaksi impersonal maupun interpersonal. Model komunikasi hiperpersonal membahas tiga pertanyaan: 1) kapan suatu interaksi impersonal dimediasi; 2) kapan komunikasi bermediasi komputer dianggap interpersonal; dan 3) kapan komunikasi bermediasi komputer menjadi hyperpersonalhiperpersonal?
 
Komunikasi hiperpersonal menurut Walther adalah sesuatu yang secara sosial lebih kita inginkan dibandingkan dengan apa yang biasa kita rasakan dalam suatu interaksi tatap muka. Kombinasi dari atribut media, fenomena sosial, dan proses psikologi-sosial dapat mengawali masuknya komunikasi bermediasi komputer untuk menjadi 'hiperpersonal', yaitu untuk melebihi komunikasi tatap muka. Perspektif ini menunjukkan bahwa pengguna komunikasi bermediasi komputer berkemungkinan untuk mengalami tingkat keakraban/intimasi yang lebih besar, dan rasa persatuan serta ketertarikan yang lebih kuat dalam suatu kelompok dibandingkan dalam interaksi tatap muka yang biasa.
 
Joseph Walther seorang profesor komunikasi berkontribusi dalam pengembangan dari teori ini pada tahun 1996, setelah penelitian yang berkepanjangan terhadap komunikasi bermediasi komputer.
 
== Impersonal, interpersonal, dan hiperpersonal ==
Berdasarkan atas hasil penelitian Walther(1996), penelitian mengenai komunikasi bermediasi komputer melewati tiga fase : dari impersonal, menjadi interpersonal, dan akhirnya menjadi hperpersonal.
 
Pertama-tama, dikarenakan komunikasi bermediasi komputer tidak menunjukan adanya [[Komunikasi nonverbal|isyarat nonverbal]], sebagian berargumen bahwa komunikasi bermediasi komputer lebih berorientasikan kerja apabila dibandingkan dengan jenis komunikasi tatap muka. Alasannya adalah :
# Konsentrasi dari konten komunikasi tidak akan terdistraksi oleh pengaruh sosial maupun emosional, sehingga komunikasi bermediasi komputer dapat 'mempromosikan rasionalitas dengan memberikan esensi kedisiplinan'.<ref name="WaltherWalther3">Walther, J. B. (1996). </ref>
# Komunikasi bermediasi komputer juga memiliki keuntungan dalam hal pembuatan keputusan dalam suatu kelompok, dikarenakan melalui komunikasi ini menghindarkan kita dari tekanan status dan hasutan orang lain.
# Komunikasi bermediasi komputer mampu memfasilitasi kerja kelompok secara efisien, karena jenis komunikasi ini menghemat waktu seiring dengan menurunnya pengaruh interpersonal yang tidak relevan.
# Anggota kelompok dapat menikmati susana yang lebih 'demokratis' dalam komunikasi bermediasi komputer dibanding dengan komunikasi tatap muka. Selain itu muncul juga suatu ke-anonimus-an yang dapat menimbulkan kebebasan bagi para anggota untuk berpendapat tanpa adanya rasa tertekan dari anggota lain dengan status lebih tinggi, fitur ini yang kemudian dianggap sebagai fitur utama dalam komunikasi bermediasi komputer.<ref name="WaltherWalther3">Walther, J. B. (1996). </ref>
Kelompok penelitian awal dari komunikasi bermediasi komputer menyarankan bahwa kelompok-kelompok komunikasi bermediasi komputer lebih baik dalam interaksi yang berorientasikan tugas daripada rekan-rekan komunikasi tatap muka mereka. Dalam situasi yang berorientasi tugas, di mana interaksi interpersonal yang terlampau pribadi tidak diinginkan, maka interaksi impersonal adalah jenis interaksi yang tepat, hal ini dikarenakan pertukaran komunikasi yang yang terjadi lebih terfokus pada tugas kelompok. Misalnya, tim teknologi yang tersebar secara geografis ditugasi untuk memecahkan sebuah bug dari aplikasi perangkat lunak akan menjadi lebih produktif ketika komunikasi fokus pada tugas dibandingkan dengan fokus terhadap hubungan interpersonal. Ini tidak berarti bahwa semua komunikasi bermediasi komputer adalah impersonal, namun hanya menunjukkan bahwa konteks yang lebih spesifik mungkin lebih cocok dalam interaksi impersonal daripada pertukaran personal.<ref name="WaltherWalther3">Walther, J. B. (1996). </ref>
 
Kemudian, Walther menyatakan bahwa komunikasi bermediasi komputer tidak selalu impersonal; melainkan, ini juga dapat menghasilkan suatu hubungan sosial. Meskipun, dalam komunikasi bermediasi komputer terjadi pertukaran informasi personal yang lebih sedikit dikarenakan tidak adanya isyarat nonverbal, seiring dengan meningkatnya waktu berkomunikasi, pertukaran informasi yang terjadi pun turut mengalami peningkatan. Dalam antisipasi komunikasi di masa depan, terdapat kemungkinan bahwa komunikator akan lebih fokus dalam mencari informasi tentang orang lain. Mekanisme ini mengarah pada urgensi yang serupa, kesamaan, penguasaan diri, dan tingkat penerimaan yang sama dengan komunikasi tatap muka. Namun, terdapat juga kekurangan. Dikarenakan konsensus komunikasi bermediasi komputer membutuhkan waktu, apabila waktu dari komunikasi bermediasi komputer terbatas, maka pertukaran informasi yang terjadi akan lebih sedikit apabila dibandingkan komunikasi tatap muka, yang juga nantinya berdampak pada tingkat efisiensi dalam suatu kelompok.<ref name="WaltherWalther3">Walther, J. B. (1996). </ref>
 
Pada akhirnya, Walther membawamerumuskan konsep hiperpersonal komunikasi yang menunjukkan bahwa "'komunikasi bermediasi komputer adalah jenis interaksi sosial yang cenderung lebih kita inginkan untuk alami dibandingkan dengan interaksi tatap muka secara paralel'." Walther mengusulkan bahwa pengguna komunikasi bermediasi komputer telah mengambil bagian dalam komunikasi hiperpersonal. Pengirim dan penerima terlibat dalam proses presentasi yang diseleksi secara mandiri melalui pesan yang mereka buat dan kirim. Hal ini dapat menyebabkan idealisasi dari pengirim dengan penerima didasarkan pada atribusi pembuatan dari isyarat paralingual yang tersedia yang ditemukan dalam pesan. Proses ini disempurnakan dengan pertukaran asinkronis, membiarkan masing-masing pengirim dan penerima mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan pesan yang mereka kirim dan terima.
 
Interaksi hiperpersonal dapat menjadi berlebihan atau di atas interaksi pribadi yang normal. Dengan kata lain, hubungan virtual dapat berkembang menjadi hiperpersonal yang terlalu pribadi. Ketika pengguna mengalami kesamaan dan kesadaran diri, secara fisik dipisahkan, dan berkomunikasi melalui sebuah media dengan isyarat terbatas, mereka dapat secara selektif mempresentasikan diri mereka dan mengubah cara komunikasi mereka, memungkinkan mereka untuk membangun dan membalas pernyataan dari mitrapasangan komunikasi mereka dan menciptakan hubungan tanpa gangguan dari lingkungan realitas.
 
Komunikasi hiperpersonal dapat didefinisikan sebagai interaksi bermediasi komputer yang lebih menarik daripada pengalaman interaksi tatap muka pada posisi yang sama. Model komunikasi hyperpersonalhiperpersonal dapat dipahami dengan melihat proses terjalinnya komunikasi yang meliputi pengirim, penerima, saluran, dan umpan balik. Pengirim menggunakan proses presentasi diri yang selektif; hal ini mengacu pada kemampuan pengguna komunikasi bermediasi komputer yang mampu mengelola citra virtual mereka. Memiliki kemampuan menyensor diri sendiri dan memanipulasi pesan yang mungkin untuk dilakukan dalam konteks komunikasi bermediasi komputer, halkemampuan ini beberapa tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan interaksi tatap muka biasa, sehingga individu memiliki kontrol lebih besar atas isyarat apa yang mereka kirim.
 
DiaWalther membuat argumen mengenai empat aspekunsur dari proses komunikasi, yaitu: penerima, pengirim, karakteristik saluran, dan proses umpan balik.<ref name="WaltherWalther3">Walther, J. B. (1996). </ref>
 
== Unsur ==
 
=== Penerima ===
Walther berpendapat bahwa penerima memiliki sebuah "persepsi ideal" dari pengirim pesan di dalam komunikasi bermediasi komputer. Dia mengatakan bahwa model identitas sosial dari efek deindividuasi memprediksi bahwa konteks isyarat yang halus memiliki nilai yang kuat dalam komunikasi bermediasi komputer. Tidak adanya isyarat-isyarat yang ada dalam komunikasi tatap muka, mengarahkan kita kepada fakta bahwa penerima mungkin sangat sensitif terhadap isyarat kepribadian maupun soasial yang halus yang terjadi di dalam komunikasi bermediasi komputer. Komunikasi dengan cara ini, memungkinkan pasangan dalam komunikasi bermediasi komputer membangun citra dan persepsi satu sama lain didasari dengan isyarat yang minim. Dengan sedikit isyarat yang menjadi dasar persepsi mereka, penerima harus "mengisi kekosongan" dengan pemahaman mereka sendiri atas pengguna lainnya dan lebih sering mengasumsikan karakteristik positif atas citra mereka. Dengan kata lain, tanpa adanya isyarat yang ada dalam komunikasi tatap muka untuk memediasi suatu interaksi, peserta mungkin menganggap pasangan mereka adalah "orang yang lebih baik" dari mereka yang sebenarnya.