Paremono, Mungkid, Magelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
paremono
Baris 12:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Paremono''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Mungkid, Magelang|Mungkid]], [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].Berdasarkan cerita leluhur nama Paremono diambil dari kata '''"wis ono pari"''', yang dapat diartikan sudah ada padi, kata itu pertama kali di ucapkan oleh Kyai Ageng Karotangan, sewaktu Babat alas Kedhu di sisi barat gunung Merapi, kemudian berubah nama menjadi '''"Pari Ono"''', berubah lagi menjadi '''"Parimono"'''. Pada tahun 70an berubah lagi menjadi '''"Paremono"''' Di paremono, tepatnya di dusun Trojayan terdapat makam Kyai Ageng Karotangan / Kyai Ageng Pagergunung 1, beliau adalah murid dari Sunan Ampel,Kalijogo dan beliau juga mengamalkan ajaran dari sunan ampel dengan ajarannya yaitu mohlimo, Kyai Ageng Karotangan juga sebagai wali nukhba atau wali penerus pada abad ke 15, di samping itu beliau adalah adik pendiri Kerajaan Mataram Kyai Ageng Pemanahan.
 
Pada masa babat alas Mentaok, Kyai Ageng Karotangan di tugasi oleh kakaknya Kyai Ageng Pemanahan untuk membuka alas sebelah barat gunung Merapi (Babat Alas Kedhu), pada akhirnya di suatu tempat di daerah kedhu beliau menemukan hamparan padi, daerah tersebut sekarang yang namanya desa Paremono. waktu terus berjalan beliau akhirnya menetap di desa Paremono dan menyebarkan agama islam di daerah Magelang.