Komunikasi lintas budaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 19:
''Occulesics'' adalah bentuk dari kinesics yang melibatkan kontak mata dan penggunaan mata untuk menyampaikan pesan
''Proxemics'' menyangkut kepada kedekatan serta tempat dari proses komunikasi (misalnya: ruang pribadi atau tata letak kantor ).
''Paralanguage'' mengacu pada bagaimana sesuatu dikatakan bukan isi dari apa yang dikatakan, misalnya kecepatan nada bicara, perubahan suara, suara-suara lain, tawa, menguap, dan keheningan
Objek bahasa atau kebudayaan material mengacu pada cara kita berkomunikasi melalui bahan artefak—misalnya, arsitektur, desain kantor dan perabotan, pakaian, mobil, kosmetik, dan waktu. Pada ''monochronic'' budaya, waktu dialami secara linear dan sebagai sesuatu yang harus dihabiskan, disimpan, dibuat, atau disia-siakan. Orang-orang cenderung untuk berkonsentrasi hanya pada satu hal dalam suatu waktu. Pada ''polychronic'' budaya, orang-orang mentolerir banyak hal-hal yang terjadi secara bersamaan dan menekankan keterlibatan dengan orang lain. Dalam budaya ini, orang-orang sangat mudah teralihkan, fokus pada beberapa hal sekaligus, dan sering merubah rencana.
Baris 65:
* D3 – Ideologi dan jarak nilai: perbedaan dalam D3A: nilai-nilai inti, inti keyakinan, ideologi, pandangan dunia; D3B: perbedaan dalam sikap dan keyakinan periferal
* D4 –Jarak referensial (sejarah pribadi); D4A: pengalaman yang berbeda dengan objek dari dunia luar, pengalaman fisik; D4B: sensasi internal dunia, perbedaan emosional masa lalu dan masa kini.
Model tersebut memungkinkan penelitian dan pemantauan tentang bagaimana interaksi lintas budaya mengalami pergeseran waktu dari "jarak" dengan "kedekatan", atau sebaliknya, dari empati konflik, dan dari entropi untuk kejelasan mengenai variabel tertentu, dan dalam rangka untuk mempersiapkan intervensi tertentu untuk dapat mengurangi jarak yang tidak diinginkan, konflik dan miskomunikasi. Mengidentifikasi persepsi tersembunyi, peran, kode, dan nilai-nilai substansial untuk menentukan efektivitas negosisasi lintas budaya,<ref>Trevisani, Daniele (2005), "Negoziazione Interculturale: Comunicazione oltre le barriere culturali", Milano, Franco Angeli (Translated title: "Intercultural Negotiation: Communication Beyond Cultural Barriers".</ref> dan kunci utama dari hasil lintas budaya sebagai keterlibatan dalam operasi menjaga perdamaian.<ref>Commander’s Handbook for Strategic Communication and Communication Strategy, US Joint Forces Command, 24 June 2010</ref> Model tersebut telah digunakan untuk menganalisis insiden kritis dalam komunikasi lintas budaya bagi kru di [[Stasiun Luar Angkasa Internasional|Stasiun luar Angkasa Internasional]],<ref>Stene, Trine Marie; Trevisani, Daniele; Danielsen, Brit-Eli (Dec 16, 2015). </ref>
=== Negosiasi Identitas atau manajemen ===
Baris 90:
=== Kompetensi lintas budaya ===
Komunikasi lintas budaya kompeten ketika ia menyelesaikan tujuan dengan cara yang sesuai dengan konteks dan hubungan. Komunikasi lintas budaya menjadi kebutuhan untuk menjembatani dikotomi antara kesesuaian dan efektivitas:<ref name="Lustig & Koester, 2010">(Lustig & Koester, 2010)</ref> yang tepat pada sarana komunikasi lintas budaya dan mengarah ke 15% penurunan miskomunikasi.<ref name="CC"><cite class="citation web">[http://www.culturalcandor.com/ "Facts and Figures"]. </cite></ref>
* '''Kesesuaian'''. Menghargai aturan-aturan, norma-norma, dan harapan dari hubungan tidak dilanggar secara signifikan
* '''Efektivitas'''. Menghargai tujuan atau imbalan (relatif terhadap biaya dan alternatif) yang dicapai.
Baris 117:
* Pemahaman bahasa pragmatik: bagaimana menggunakan strategi kesopanan dalam membuat permintaan dan cara menghindari dalam memberikan terlalu banyak informasi
* Menjadi sensitif dan menyadari pola komunikasi non verbal dalam budaya lain
* Menyadari gerakan yang dapat menyinggung atau memiliki arti yang berbeda dalam berbagai budaya
* Pemahaman budaya kedekatan dalam ruang fisik dan paralinguistik suara untuk menyampaikan makna yang dimaksud.<ref name="Intercultural Communication">(Intercultural Communication)</ref>
Baris 134:
* Penekanan pada frase tertentu
* Volume suara
Cara pesan diterima tergantung pada faktor-faktor ini karena mereka memberikan interpretasi yang lebih besar bagi penerima dan seperti apa yang dimaksudkan oleh pesan. Dengan menekankan frase tertentu dengan nada suara, hal ini menunjukkan bahwa hal tersebut penting dan harus lebih terfokus pada hal itu.
Selain atribut-atribut ini, komunikasi verbal ini juga disertai dengan isyarat non-verbal. Isyarat ini membuat pesan menjadi lebih jelas dan memberikan indikasi kepad pendengar mengenai cara informasi yang harus diterima.<ref>Hinde, R. A. (1972). </ref>
Baris 150:
* Ekspresi wajah dan gerak tubuh
* Pakaian
* Gerakan
* Postur tubuh
* Kontak mata<ref>Akmajian Adrian, Demers Richard, Farmer Ann, Harnish Robert. 2001. </ref>
Bila tindakan ini dipasangkan dengan komunikasi verbal, maka pesan dibuat dan dikirim. Bentuk komunikasi nonverbal adalah perilaku kinesik. Perilaku kinesik adalah komunikasi melalui gerakan tubuh—misalnya, postur, gerak tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata. Makna dari perilaku tersebut bervariasi antar negara dan mempengaruhi komunikasi lintas budaya. Bentuk komunikasi nonverbal secara kinesik adalah kontak mata dan menggunakan mata untuk menyampaikan pesan. Secara keseluruhan, komunikasi nonverbal memberikan petunjuk untuk apa yang dikatakan secara verbal dengan penggambaran fisik.
[[Berkas:Visual_Nonverbal_Communication.png|jmpl|Teknik komunikasi nonverbal yang digunakan di seluruh dunia dan di beberapa budaya.]]
Baris 179:
* Bhawuk, D. P. & Brislin, R. (1992). "The Measurement of Intercultural Sensitivity Using the Concepts of Individualism and Collectivism", International Journal of Intercultural Relations(16), 413–36.
* Ellingsworth, H.W. (1983). "Adaptive intercultural communication", in: Gudykunst, William B (ed.), ''Intercultural communication theory'', 195–204, Beverly Hills: Sage.
* Fleming, S. (2012). "Dance of Opinions: Mastering written and spoken communication for intercultural business using English as a second language" ISBN 979-1-09-137000-4
* Graf, A. & Mertesacker, M. (2010). "Interkulturelle Kompetenz als globaler Erfolgsfaktor. Eine explorative und konfirmatorische Evaluation von fünf Fragebogeninstrumenten für die internationale Personalauswahl", Z Manag(5), 3–27.
* Griffin, E. (2000). A first look at communication theory (4th ed.). Boston, MA: McGraw-Hill. n/a.
|