Kongres Bahasa Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: atmosfir → atmosfer, removed stub tag using AWB
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 32:
Namun, dewasa ini ”debit mata air” itu semakin mengecil. Bahasa Jawa sudah tidak banyak memunculkan nilai-nilai baru yang dapat “mengaliri” budaya nasional. Hal ini tidak boleh dibiarkan dan masyarakat Jawa harus mau ''cancut tali wanda'' untuk ber''-triwikrama.''
 
Makna ''triwikrama'' dapat ditafsirkan secara filosofis sebagai kemampuan untuk mengerahkan segala pikiran, perasaan, dan tenaga untuk mengubah diri sendiri menjadi sosok baru di luar kekuatan apapun dari yang dipikirkan atau dirasakan sebelumnya.
''Triwikrama'' dapat dimaknai sebagai gerakan reformasi. Melalui Kongres Bahasa Jawa VI, masyarakat Jawa harus mampu membangunkan segala kekuatan untuk mereformasi permasalahan yang dihadapi masyarakat Jawa berkaitan dengan kondisi bahasa Jawa yang selama ini telah mengecilkan “''debit''” budaya Jawa. Tiga hal yang perlu direformasi adalah (a) bagaimana mereformasi bahasa Jawa agar terus berkembang dan mampu memperbesar “''debit”'' budaya Jawa?, (b) bagaimana mereformasi bahasa Jawa agar tetap terjaga kelestariannya dan tidak punah dari kehidupan masyarakat Jawa?, dan (c) bagaimana mereformasi pendidikan bahasa Jawa agar dapat dilaksanakan dan diwariskan kepada generasi muda? Tiga pemikiran baru itulah masyarakat Jawa harus ''cancut tali wanda''  memfokuskan Kongres Bahasa Jawa VI agar terisi dengan pemikiran baru.
 
Baris 40:
# Kebijakan pengembangan bahasa dan sastra Jawa berkaitan dengan pergeseran penduduk dari perdesaan ke perkotaan  untuk mendukung pengembangan kota cerdas dan kehidupan “generasi Y” di tengah-tengah era teknologi informasi dan era digitalisasi.
# Menggali nilai-nilai bahasa dan sastra Jawa di desa budaya sebagai akar budaya Jawa untuk memperkuat kebudayaan nasional
# Pemetaan penutur bahasa Jawa di lingkungan masyarakat perbatasan  propinsi dalam rangka penataan bahan ajar dan penggiatan kiprah Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
# Pemetaan pemakaian BJ di daerah perkotaan untuk mewujudkan kota cerdas
# Pengembangan istilah BJ untuk mendukung perkembangan kota cerdas sebagai ''branding'' produk-produk lokal untuk memasuki pasar MEA
# Perubahan sikap keluarga muda masyarakat Jawa di perkotaan terhadap BJ di Indonesia dengan menciptakan atmosfer kejawaan di lingkungannya Peran wanita (terutama ibu-ibu muda) dalam mengoptimalkan pemakaian dan pengembangan bahasa dan sastra Jawa di lingkungan umum (seperti Posyandu dan Puskesmas).
* '''Pelestarian'''
# Pengoptimalan pemakaian BJ di kantong-kantong budaya Jawa sebagai wahana pelestarian bahasa dan sastra Jawa.
# Model pendampingan masyarakat dalam ber-BJ untuk membangun kota cerdas sebagai wahana pelestarian BJ.
# Model pelestarian BJ di tempat-tempat umum untuk memberi paparan berkadar nilai kejawaan.
# Pengoptimalan peranan desa budaya dalam pelestarian bahasa Jawa melalui kegiatan kejawaan.
# Pengoptimalan penulisan lagu-lagu campursari menggunakan diksi bernilai rasa halus.
# Pengoptimalan pelestarian BJ melalui penulisan cerita berbasis budaya modern.
# Pengoptimalan aksara Jawa dan Penyebarluasannya
* '''Pendidikan'''
# Kebijakan pendidikan BJ di sekolah  untuk membangun kota cerdas
# Pengoptimalan peran Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) BJ dalam pembelajaran bahasa dan sastra Jawa.
# Strategi pembelajaran BJ untuk membangun kota cerdas di era teknologi informasi dan digitalisasi
# Pembelajaran BJ berbasis BJ krama di jenjang pendidikan dasar dan menengah
# Pembelajaran di PAUD dan SD kelas rendah (kelas I-III) di daerah perkotaan dengan pengantar  bahasa Jawa.
# Pengembangan materi pembelajaran BJ ''krama alus'' untuk membangun kota cerdas di zaman modern.
Baris 62:
 
=== Pemakalah ===
# '''Pemakalah kunci:'''
#* '''Prof. Dr. Anis Rasyid Baswedan''' (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI)
#* '''Topik''': Kebijakan Pemerintah dalam Pengoptimalan Peran Kebudayaan Daerah untuk Memperkuat Kebudayaan Nasiona
# '''Pemakalah utama:'''