Kawasan serbaguna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 5:
== Pola ruang dan bentuk kota yang berkelanjutan sebagai kota kompak (compact city) telah menjadi isu penting. Perhatian besar saat ini, fokus pada hubungan antara bentuk kota dan keberlanjutannya, Kota kompak ini memang digagas tidak sekadar untuk menghemat konsumsi energi, tetapi juga diyakini lebih menjamin keberlangsungan generasi yang akan datang dalam konteks pembangunan. ==
== Superblok/mixed use pada dasarnya adalah suatu kawasan urban yang dirancang secara terintegrasi (integrated development), dengan kepadatan bangunan yang cukup tinggi dan merupakan kombinasi fungsi lahan yang bersifat campuran (mixed used), dimana kunci terpenting dalam keberhasilannya adalah berjalannya fungsi mekanisme kontrol yang merupakan implementasi dari regulasi-regulasi pengembangan kawasan superblok itu sendiri. ==
Baris 13 ⟶ 11:
Standar luasan suatu kawasan disebut superblok atau bukan, sampai dengan saat ini belum ada. Akan tetapi beberapa kawasan mega superblok, sebagai contoh, yang sudah dibangun di Jakarta adalah kawasan SCBD seluas 47 ha, Mega Kuningan seluas 44 ha, serta Rasuna Epicentrum seluas 53 ha. Dalam ol;/skala yang lebih kecil beberapa gedung atau lot bangunan yang saling terintegrasi dalam satu konsep master plan dapat juga disebut sebagai superblok, misalnya CBD Pluit, Central Park, dll.
=== Di kota Semarang saat ini sedang mengembangkan superblok/mixed use yang dikenal sebagai Sentraland Semarang, Mengusung konsep The New Lifestyle in Town, yang menggabungkan fungsi-fungsi perkantoran, apartemen, hotel/kondotel serta retail komersial. Branding/ciri khusus ini dapat pula kita sejajarkan dengan superblok di Ropongi Hill Tokyo yang mengusung tema Lifestyle Superblock atau Suntec City Singapore yang mengusung tema Business & Trade Superblock. ===
|