Ali Ghazaly: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nineteenboy (bicara | kontrib) |
Nineteenboy (bicara | kontrib) |
||
Baris 1:
= Ali Ghazaly =
{{Infobox_Person|honorific-prefix=[[Kyai|K.]][[Haji (gelar)|H.]]|name=Ali Ghazaly|residence=|other_names=Ustadz Ali, Ustadz Ghazaly|image=KH-Ali-Ghazaly.jpg|imagesize=125px|caption=KH. Ali Ghazaly (Alm.)|birth_name=|birth_date={{negara|Indonesia}} [[Kabupaten Cianjur]], [[08 Agustus]] [[1935]]|birth_place=[[Kabupaten Cianjur]], [[Jawa Barat]]|death_date={{negara|Indonesia}} [[7 September]] [[2005]]|death_place=[[Kabupaten Cianjur]], [[Jawa Barat]]|death_cause=|known=Pendiri [[Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur]]<br />Ilmuwan Hisab/Falak|occupation=Ilmuwan Hisab/Falak, Guru|title=[[Kyai|K.]][[Haji (gelar)|H.]]|salary=|term=|predecessor=|successor=|party=|boards=|religion=Islam|spouse=E Kursiyah|partner=|children=Hilman Saukani<br /> E. Khaeruman<br /> Ayi Zaini Dahlan<br /> Nyinyi Naqiyyah<br /> Sahlan Fauzi<br /> Elis Wardah Latifah<br />|relations=|website=|footnotes=|employer=[[Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur]]<br />Dewan Hisab PP Persis|height=|weight=}}
'''Ali Ghazaly''' (dikenal sebagai ustadz Ali; 1935-2005) adalah tokoh ahli
= Kehidupan Ali Ghazaly =
Ali Ghazaly, akrab dipangil Ustad Ali atau Ustad Ghazaly<ref>Dadan Wildan A. 1998. Yang da’I yang politikus. Bandung: Rosdakarya</ref>, lahir dikeluarga yang agamis serta taat beribadah. Ali Ghazaly sejak kecil telah memulai hidupnya dengan mandiri. Beliau mulai menekuni perdagangan sejak masih kecil, yaitu dengan berjualan
== Riwayat Pendidikan ==
Baris 21:
g. 1957-1959 : Mu’allimien Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung.
Menginjak usianya yang ketujuh tahun, tepatnya pada tahun 1942 Ghazaly mulai memasuki jenjang pendidikan [[Sekolah Rakyat]] (setingkat SD) di Bojong Herang sampai tahun 1947. Merasa tidak puas di [[Sekolah Rakyat]], Ghazaly kecil mulai berminat belajar ilmu agama di Madrasah Mu’awanah Cianjur. Disekolah ini beliau berkenalan dengan berbagai pengetahuan agama.
Tahun 1950-1952, Ghazaly menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyyah al-I’anah Cianjur. Kemudian beliau melanjutkan ke Tajhijiyyah pada tahun 1952-1953. Setamat Tajhijiyyah, beliau merantau ke Bandung, melanjutkan ke Tsanawiyah pada tahun 1953-1957 di Pesantren Persis Pajagalan. Dan pada tahun 1957-1959 melanjutkan ke Mu’alimien di Pesantren yang sama.
Belajarnya Ali Ghazaly di Pesanteren Persis Pajagalan merupakan langkah strategis perjuangan pada waktu itu. Karena selain di Cianjur memerlukan seorang kader yang faqih terhadap agama, juga tantangan yang dihadapi jauh lebih berat. Oleh karena itu tak heran jika keberangkatan beliau ke Pesantren Persis Pajagalan adalah hasil musyawarah ayahnya dengan sejumlah tokoh Persis Cianjur dan di bawah tangung jawab [[KH. E. Abdurahman]].
== Hidup dan besar bersama KH. E. Abdurrahman ==
Selama Ali Ghazaly belajar disana, beliau tinggal di rumah [[KH. E. Abdurahman]]. Disanalah beliau lebih luas lagi mendalami ilmu agama dan disana pulalah beliau menemukan jati dirinya
Selama tinggal di Rumah [[KH. E. Abdurahman]], beliau di amanahi untuk menjaga dan merawat perpustakan [[KH. E. Abdurahman]]. Oleh karena itu beliau tahu persis kitab apa saja yang sering jadi kajian para santri, juga kitab-kitab yang kerap kali digunakan gurunya. Dan dengan demikian beliaupun sering mengkaji ulang kitab-kitab tesebut.
Salah satu kajian yang ia minati adalah kajian ilmu Hisab. Beliau tekun mempelajarinya. Hingga pada suatu saat gurunya, KH. E. Abdurahman menemukan catatan kecil beliau yang terselip dalam sebuah kitab. Dengan kejadian itu,[[KH. E. Abdurahman]] berkesimpulan bahwa muridnya yang satu ini mempunyai potensi untuk mengembangkan Ilmu Hisab.
Melihat potensi ini [[KH. E. Abdurahman]] tidak menyia-nyiakannya. Secara khusus beliau memberikan materi ke hisaban, serta memberikan mandat kepada Ali Ghazaly untuk berguru kepada ulama profesional dalam bidang hisab di Cibarusah, [[Kota Bogor]]. Atas biaya gurunya, Ali Ghazaly berangkat dan belajar
== Karir Ali Ghazaly ==
Ali Ghazaly adalah sosok ulama yang kharismatik dan mempunyai suluk yang Zuhud. Suatu saat beliau menemukan kelas yang kotor dan tidak tertata rapi. Tanpa rasa gengsi, bahwa beliau seorang Pimpinan [[Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur]], beliau membersihkannya dengan tenang tanpa beban. Setamat Mu’alimein Ali Ghazaly terjun dan mengabdikan diri di masyarakat. Ibtidaiyah dan Diniyah, inilah tempat mengabdi beliau yang pertama.
Tahun 1999 beliau pernah memberikan kuliahan di STAI al- ‘Ianah di Cianjur namun hal itu tak berlangsung lama, karena kesibukan beliau.
Baris 47:
Karena kepiawaiannya di bidang hisab, beliau pernah diberi penghormatan oleh pihak Institut Teknologi Bandung (ITB), serta oleh Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia (DDII). Dan dengan kepiawaiannya beliau sering diundang oleh Universitas-universitas ternama. Sebut saja Universitas Ibnu Khaldun Fakultas Agama Islam Bogor, pernah mengundang beliau dalam acara seminar ilmiah dengan tema: “Rukyat dan Hisab dalam tinjauan Astronomi dan Fuqaha”, yang dilaksanakan pada tanggal 28 November 1999.
Dan karena kepiawayaannya juga beliau pernah di undang oleh lembaga-lembaga yang memiliki popularitas tinggi, seperti
=== Pengalaman organisasi ===
Selama menjadi santri Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung, ia tinggal di rumah K.H. E. Abdurrahman selaku ketua umum PP [[Persatuan Islam]] (PERSIS), juga selaku pimpinan pesantren Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung yang tentu saja banyak memiliki kesempatan untuk langsung belajar dengan beliau secara privat, termasuk mempelajari ilmu hisab.▼
▲Selama menjadi santri Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung, ia tinggal di rumah K.H. E. Abdurrahman selaku ketua umum PP Persatuan Islam (PERSIS), juga selaku pimpinan pesantren Pesantren Persatuan Islam 1 Bandung yang tentu saja banyak memiliki kesempatan untuk langsung belajar dengan beliau secara privat, termasuk mempelajari ilmu hisab.
{| class="wikitable"
|a.
Baris 95 ⟶ 94:
Dalam pandangan Ali Ghazaly, Akidah merupakan perjanjian antara mahluk dengan khalik (Allah) yang diekspresikan dengan kata-kata dan tindakan, berupa keteguhan hati dalam menyembah Allah. Langkah-langkah tersebut bisa ditempuh dengan pembersihan jiwa dari yang mengotorinya<ref>Ali Ghazaly, Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Materi khutbah ‘idul fitri 1419 H. di Pesantren Persatuan Islam 04 Cianjur</ref>.
Pemikiran tersebut sesuai dengan firman Allah QS [[Al-Baqoroh 256]] yang berbunyi:
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
''Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu, siapa yang mengingkari Thaghut dan mengimani Allah, sesungguhnya ia telah berpegang pada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Allah maha mendengar lagi maha mengetahui''. (QS. [[Al-
Pemikiran beliau terkait akidah ini banyak tertuang dalam materi-materi khutbah dan artikel yang ditulis. (Referensi tersedia dibawah)
== Masalah Hisab ==
Hisab artinya perhitungan. Ilmu Hisab ialah ilmu yang mempelajarai perhitungan posisi benda-benda langit secara
Salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi ummat Islam adalah ilmu hisab atau ilmu falak. Ilmu hisab ini sangat berkaitan dengan ibadah penting yaitu shalat, puasa dan haji. Dengan ilmu hisab, waktu shalat fardhu dapat ditentukan dengan memahami pergerakan matahari. Sementara pergerakan matahari itu sendiri telah ditentukan posisinya.
Baris 114 ⟶ 113:
“''Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan''.” (Ar-Rahman:5)
Dalam bidang ini, Ali Ghazaly merupakan ahli yang dikenal banyak orang, karena selama hayatnya beliau berhasil menemukan berbagai metode baru secara otodidak terkait ilmu hisab ini. Seperti permasalahan ''Hilal'' (bulan baru). Departemen Agama berpendapat bahwa hilal tidak bisa diketahui oleh kasat mata, tetapi Ali Ghazaly membantahnya, bahwa ternyata ''hilal'' itu bisa diketahui melalui bilangan/angka (''ra’a bil ilm'') melalui cabang ilmu tersebut. Perbedaan pandangan dalam mengartikan kata ''ra’a'' diatas merupakan titik awal perbedaan fiqih yang digunakan beliau dan
Awal mula pendalaman ilmu hisab beliau dimulai ketika KH. E. Abdurrahman masih menjabat sebagai ketua umum Persatuan Islam, bahkan beliau sendiri yang fokus menangani hisab ini. Akan tetapi ketika beliau melihat Ali Ghazaly sering mencatat materi hisab secara lengkap, bahkan sering membuat rumusan-rumusan baru didalamnya, akhirnya KH. E. Abdurrahman memfokuskan dan mengarahkan Ali Ghazaly untuk belajar Hisab secara privat dan dikirim khusus kepada ahli hisab lainnya untuk memperdalam ilmu tersebut.
Pandangan pemahaman Ali Ghazaly dalam ilmu hisab ini diarahkan melalui berbagai tulisan beliau yang fokus pembahasannya mengenai cara menghitung waktu sholat, arah kiblat, dan menentukan posisi matahari dan bulan<ref name=":0">Basuki, Asep. ''Menelusuri Pemikiran Keagamaan KH. A. Ghazaly''. 2004. Cianjur
== Masalah pendidikan ==
Dalam pandangannya, Ali Ghazaly berpendapat bahwa setiap anak seyogyanya memiliki kesempatan yang sama untuk belajar, mengenyam pendidikan tanpa memandang status sosial apapun. Namun pada saat itu kondisi
Sadar akan hal tersebut, Ali Ghazaly berinisiatif mengadakan jalur pendidikan secara non-formal, yakni mengadakan semacam kursus/privat langsung ke rumahnya untuk setiap anak yang menginginkan belajar.
Baris 129 ⟶ 128:
Dengan didaftarkannya pesantren persis ke departemen agama, maka pesantren persis Cianjur khususnya akan disetarakan dengan sekolah lain yang akan berdampak pengakuan legal formal ketika para kader, santri, dan asatidz berbaur dengan masyarakat yang lebih luas.
Dengan kerja keras beliau dan rekan-rekan seperjuangan, serta para aghniya untuk mengembangkan pesantren persis di Cianjur, Alhamdulillah saat ini
== Masalah dakwah ==
Gerakan dakwah yang beliau lakukan semasa hidupnya tertuang melalui ajakan-ajakan beliau dalam mimbar ataupun tulisan yang dimuat dalam berbagai media cetak.
=== Karya-karyanya<ref name=":0" /> ===
Tulisan Ali Ghazaly kebanyakan tersebar dalam artikel-artikel yang dimuat dalam majalah Islamyah, Risalah, serta dalam diktat-diktat yang belum dicetak, diantaranya:
· Diktat Ilmu Hisab Seri Mabadi (untuk tingkat Dasar)
· Diktat Ilmu Hisab seri A, Tabel [[Astronomical of the Sun]], [[Moon and Planets]].
· Diktat Ilmu Hisab seri C, Menurut Sistem Khulashatul Wafiyah
Baris 147 ⟶ 146:
· Diktat Ilmu Hisab, mengenai gerhana Matahari dan bulan, Menurut Sistem Nurul Anwar
· Diktat Ilmu Hisab seri NC, menurut Sistem
· Waspada dari tiga bahaya, meteri Khutbah pada hari Ahad Iedul Fithri 1417 H/9 Pebruari 1997
Baris 215 ⟶ 214:
· Hari Arafah hari Jum’at, Risalah No. 6 Th XXIX/Oktober 1991
=
* Amien, Shidiq. 2001. Kumpulan keputusan dewan hisbah. Bandung: Persis Press.
* Azyumardi Azra. 1998. Ulama timur tengah dan kepulauan Nusantara abad ke XVII-XVIII. Bandung: Mizan
Baris 223 ⟶ 222:
* Rosyana, Dede. 1999. Kajian hukum dewan hisbah. Jakarta: Logos
* <nowiki>https://ppi04cjr.sch.id/profil-pesantren/biografi-kh-ali-ghazaly/</nowiki>
----
|