Suku Dayak Banjar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 77:
Berdasarkan sensus penduduk [[2010]] orang Banjar berjumlah 4,1 juta jiwa. Sekitar 2,7 juta orang Banjar tinggal di Kalimantan Selatan dan 1 juta orang Banjar tinggal di wilayah Kalimantan lainnya serta 500 ribu orang Banjar lainnya tinggal di luar Kalimantan.
 
Suku bangsa Banjar berasal dari [[daerah Banjar]] yang merupakan pembauran masyarakat beberapa [[daerah aliran sungai]] yaitu [[Sungai Bahan|DAS Bahan]], [[Sungai Barito|DAS Barito]], [[Sungai Martapura|DAS Martapura]] dan DAS Tabanio. Dari daerah pusat budayanya ini suku Banjar bergerak melakukan migrasi secara sentrifugal. Secara genetika suku Banjar kuno sudah adaterbentuk ribuan tahun yang lalu dan telah melakukan migrasi keluar pulau Kalimantan sekitar 1.200 tahun yang lalu menuju [[Madagaskar]] dan wilayah lainnya. Sekitar tahun 1526, ketika raja Banjar menerima dan memeluk Islam maka diikuti seluruh kalangan suku Banjar untuk melakukan konversi massal ke agama Islam, sehingga kemunculan suku Banjar dengan ciri keislamannya ini bukan hanya sebagai konsep etnis tetapi juga konsep politis, sosiologis, dan agamis.
 
Pada jaman dahulu, suku Banjar termasuk masyarakat bahari atau berjiwa kemaritiman. Perjanjian tanggal 18 Mei 1747 antara Sultan Banjar Tamjidillah I dengan VOC-Belanda tentang monopoli perdagangan oleh VOC-Belanda di Kesultanan Banjar diantaranya mengatur bahwa orang Banjar tidak boleh berlayar ke sebelah [[timur]] sampai ke [[Bali]], [[Sumbawa]], [[Lombok]], batas ke sebelah [[barat]] tidak boleh melewati [[Palembang]], [[Johor]], [[Malaka]] dan [[Belitung]].<ref name="Bandjermasin">{{id}} Bandjermasin (Sultanate), Surat-surat perdjandjian antara Kesultanan Bandjarmasin dengan pemerintahan2 V.O.C.: Bataafse Republik, Inggeris dan Hindia- Belanda 1635-1860, Penerbit Arsip Nasional Republik Indonesia, Kompartimen Perhubungan dengan Rakjat 1965</ref> Sejak itu kehidupan maritim orang Banjar mulai merosot, namun masih terlihat jejaknya pada kehidupan masyarakat di daerah perairan Kalimantan Selatan.