Alkitab: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 650:
Adapun pandangan umum [[Islam]] yang menyatakan bahwa Taurat dan Zabur yang eksis pada saat ini bukanlah Taurat dan Zabur yang otentik, dalam arti bahwa kitab-kitab Taurat dan Zabur yang ada sekarang telah mengalami banyak perubahan, yang mengakibatkan perubahan redaksi dan esensi, baik dalam permasalahan yang prinsipil atau yang tidak prinsipil dimuat di antaranya dalam surat al Baqarah ayat 79: {{Cquote|''Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari [[Allah]]", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.''}}
 
Pada dasarnya pernyataan [[alAl Qur'an]] ini sejalan dengan pandangan para [[teolog]] Yahudi dan Kristen itu sendiri yang memandang bahwa seluruh kitab dalam Perjanjian Lama, termasuk di dalamnya Taurat dan Zabur tidak disusun sekali jadi oleh seorang penulis atau oleh sekelompok orang di bawah bimbingan seseorang. Melainkan seluruh kitab tersebut tersusun dari sumber-sumber yang banyak dan ditulis oleh orang-orang yang banyak pula, yang berasal dari berbagai negeri dan berbagai generasi, di mana masing-masing penulis selain berfungsi sebagai penyalin, juga berfungsi sebagai penyunting dan menambahkan gagasan-gagasan baru ke dalam naskah yang telah ada karena motif tertentu yang tidak selamanya negatif.
 
Perbedaan sudut pandang alAl Qur'an dengan pandangan para teolog terutama dalam menyikapi proses dan hasil penyuntingan dan perubahan tersebut, di mana alAl Qur'an memandang perubahan yang terjadi sebagai sebuah bentuk distorsi yang tidak layak dilakukan terhadap firman Allah, sehingga hasil yang didapatkan bukan lagi firman Allah yang murni karena telah terkontaminasi pikiran dan kehendak manusia. Sementara para teolog memandang proses penyuntingan dan perubahan yang mengikuti tradisi Yahudi ini sebagai bagian dari inspirasi Allah untuk menghasilkan suatu naskah final yang standar.
 
Ada pendapat bahwa seluruh kitab-kitab suci Yahudi yang oleh orang Kristen juga dijadikan sebagai bagian kitab suci, dimusnahkan raja [[Babilonia|Babel]] [[Nebukadnezar]] pada penaklukan bangsa Yahudi oleh bangsa Babel, sehingga kitab-kitab yang ada sekarang ada merupakan penulisan ulang oleh orang Yahudi yang tidak mengetahui dan mengalami masa penurunan Wahyu, tetapi hal ini tidak terbukti, karena kitab-kitab itu telah dibawa oleh umat Yahudi, terutama para [[imam]], ke tempat pengasingan. Nabi [[Daniel]] dicatat tekun mempelajari kitab-kitab suci tersebut selama tinggal di Babel.
 
Sedangkan Kitab [[Perjanjian Baru]] ditulis oleh orang-orang yang menyaksikan sendiri kematian dan kebangkitan [[Yesus Kristus]].
 
== Lihat pula ==