Pangeran Kornel: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yusrintaufiqul (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Yusrintaufiqul (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
Seperti yang diceritakan oleh para sesepuh Sumedang, peristiwa Cadas Pangeran berasal dari pertemuan Pangeran Kusumadinata IX atau disebut juga Pangeran Kornel dengan Gubernur Daendels ditengah berlangsungnya proses pembangunan jalan raya tersebut. Diceritakan, Pangeran Kusumadinata IX melakukan jabat tangan dengan sang Gubernur menggunakan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan sang pangeran kornel ini siap dengan memegang keris pusaka. Tindakan tersebut membuat Daendels sangat terkejut.
 
AdeganPeristiwa heroik itu kiniini diabadikan secara visual pada sebuah patung di pertengahan jalur Bandung-Sumedang. Peristiwa ituini juga yang kini dijadikan nama jalan tersebut, yakni jalan Cadas Pangeran. Jadi, istilah Cadas Pangeran bagi sebagian kalangan merefleksikanmengartikan watak keras atau ‘cadas’ dari sang Pangeran Sumedang. Namun ada pula maknaarti lainnya, yakniyaitu daerah tersebut memang memiliki areal yang berbukit cadas. Bukit cadas itulah yang diubah menjadi bagian dari jalur yang dibangunmembangun jalan Daendels tersebut. Pekerjaan itu lah yang merubah sebuah bukit cadas yang berliku dan terjam menjadi jalan raya itulah yang mendatangkan penderitaan hebat bagi rakyat Sumedang, yang direkrut menjadi pekerja paksa (rodi) dan memicu kemarahan Pangeran Kusumadinata IX selaku penguasa Sumedang.
 
Selain memprotes secara simbolik, menurut cerita, Pangeran Kornel juga menantang Gubernur Daendels duelbertarung satu lawan satu. Pangeran Kornel berkata bahwa dirinya adalah selaku adipati Sumedang lebih baik berkorban sendiri daripada harus mengorbankan rakyat Sumedang.
Mendengar hal tersebut, Daendels pun terpaksa merubah siasatsiasatnya. Daendels pun berjanji pada sang Pangeran bahwa tentara Zeni Belanda lah yang akan mengambil alih pekerjaan pembuatan jalan. Sedangkan rakyat Sumedang dipersiapkan sebagaiuntuk tenaga cadangan saja.
 
Namun, Daendels tengah bermuslihat. Beberapa hari kemudian, Gubernur yang dijuluki ‘Mas Galak’ oleh rakyat Jawa itu membawa ribuan pasukan Belanda dengan tujuan untuk menumpas perlawanan dari Pangeran Kornel dan rakyat Sumedang. Rakyat Sumedang dibawah pimpinan Pangeran Kornel beserta segenap pembesar Sumedang lainnya melawan dengan gigih tentang penindasan Belanda tersebut. Karena kekuatan Belanda yang tangguh dan kurangnya persenjataan dari rakyat sumedang itu sendiri, akhirnya pemberontakan Pangeran Kornel berhasil dipadamkan. Pangeran Kornel dan ratusan rakyat Sumedang gugur dibantai oleh pasukan Belanda.