Megastenes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 262:
Para pujangga dari masa-masa yang lebih kemudian semisal [[Arrianos]], [[Strabo]], [[Diodoros]], dan [[Plinius yang muda|Plinius]] menjadikan ''Indika'' sebagai rujukan dalam penyusunan karya-karya tulis mereka. Di antara para pujangga ini, Arrianoslah yang sangat menghargai keterangan Megasthenes, sementara Strabo dan Plinius tidak begitu menghargainya.
 
Pujangga Yunani abad pertama, Strabo, menyebut Megasthenes dan duta penggantinya, [[Deimakhos]], sebagai para pendusta, dan menyatakan bahwa "sama sekali tidak ada yang dapat dipercaya" dari tulisan-tulisan mereka.{{sfn|Dahlaquist|1996|p=28}} ''Indika'' sendiri memuat banyak kisah fantastis tentang orang-orang yang berkaki terbalik, yang bertelinga cukup lebar untuk dijadikan alas tidurnya, yang tidak bermulut, atau pun yang memiliki bentukkeganjilan-bentukkeganjilan tubuh anehfisik lainnya. Strabo secara langsung membantah keterangan-keterangan ini, dan meyakinkan sidang pembacanya bahwa kisah-kisah Megasthenes beserta keterangannya tentang didirikannya India oleh Herakles dan Dionisos, hanyalah mitos yang hanya sedikit atau sama sekali tidak berdasarkan kenyataan.<ref>Strabo, Geography, Buku XV, Bab 1</ref>
 
Menurut Paul J. Kosmin, ''Indika'' menggambarkan India pada masa hidup Megasthenes sebagai sebuah wilayah yang tak tertaklukkan, dengan maksud untuk membenarkan keputusan [[Seleukos I Nikator|Seleukos]] untuk mundur dari India. Megasthenes mencoba berkilah bahwa Dionisos mampu menaklukkan India, karena sebelum invasi yang dilakukannya, India hanyalah sekelompok masyarakat pedesaan yang masih primitif. Urbanisasi India yang dilakukan Dionisos telah membuat India menjadi sebuah bangsa yang kuat dan tak terkalahkan. Penguasa berikutnya — Sang [[Herakles Megasthenes|Herakles India]] — ditampilkan sebagai seorang pribumi India, sekalipun memiliki kemiripan dengan [[Herakles|Herakles Yunani]]. Hal ini, menurut Kosmin, disebabkan karena kini India ditampakkan tak tertaklukkan.{{sfn|Kosmin|2013|p=98-100}} Megasthenes menegaskan bahwa tidak pernah ada bala tentara asing yang sanggup menaklukkan India (sesudah Dionisos) dan bahwa orang-orang India pun tidak pernah menginvasi negeri lain. Representasi India sebagai sebuah negeri yang terasing dan tak terkalahkan ini adalah suatu upaya untuk membenarkan perjanjian damai yang disepakati oleh Seleukos dan Kaisar India.{{sfn|Kosmin|2013|p=103-104}}