Galai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 26:
Para pembuat kapal, kemungkinan besar [[bangsa Fenisia]], sebuah bangsa bahari yang mendiami pesisir selatan dan timur Laut Tengah, adalah orang-orang pertama yang menciptakan galai bergeladak dua yang kelak termasyhur dengan sebutan Yunaninya, ''diērēs'', atau [[bireme]].<ref>Casson (1995), hal. 57–58</ref> Meskipun [[bangsa Fenisia]] terhitung di antara peradaban-peradaban bahari terpenting pada permulaan [[Era Klasik|Zaman Antik]], baru sedikit bukti yang telah ditemukan terkait jenis-jenis kapal yang mereka pergunakan. Penggambaran-penggambaran terbaik yang sudah ditemukan sejauh ini adalah gambar-gambar kecil yang sudah sangat distilisasi pada stempel-stempel yang menggambarkan kapal-kapal berbentuk sabit bertiang satu dan memiliki sebaris dayung. Fresko-fresko beraneka warna yang terdapat di pemukiman-pemukiman [[Peradaban Minoa|Minoa]] di [[Santorini]] (ca. 1600 SM) memuat gambar-gambar yang lebih rinci dari kapal-kapal dengan tenda-tenda seremonial di geladak yang berlayar beriringan. Beberapa kapal ini didayung, tetapi selebihnya dikayuh oleh orang-orang yang membungkuk penuh semangat di sepanjang pagar-pagarnya. Gambar-gambar kapal yang dikayuh itu menurut penafsiran kemungkinan besar adalah tindakan ritual untuk memperagakan kembali kapal-kapal dari jenis yang lebih kuno, sebagai pengingat akan masa lampau sebelum penemuan teknik dayung, tetapi di lain pihak hanya sedikit yang diketahui tentang penggunaan dan rancangan kapal-kapal Minoa.<ref>Wachsmann (1995), pp. 13–18</ref>
Pada masa-masa awal keberadaan galai, tidak ada perbedaan tegas antara kapal-kapal niaga dan kapal-kapal perang selain pemanfaatannya. Perahu-perahu sungai hilir-mudik di jalur pelayaran Mesir Kuno pada Zaman Kerajaan Lama (2700–2200 SM) dan kapal-kapal serupa galai tercatat mengangkut barang-barang mewah dari seberang Laut Merah pada masa pemerintahan Firaun Hatshepsut. Pemasangan pelantak-pelantak tubruk pada linggi haluan kapal-kapal sekitar abad ke-8 SM menyebabkan kapal-kapal perang memiliki ciri tersendiri sekaligus terbedakan dari kapal-kapal niaga, setidaknya bilamana digunakan dalam perang laut. Bangsa Fenisia mempergunakan galai sebagai alat angkut. Galai Fenisia ini tidak terlampau panjang, jumlah dayungnya lebih sedikit, dan lebih bergantung pada layar. Bangkai-bangkai galai Kartago dari abad ke-3 atau abad ke-2 SM yang ditemukan di lepas pantai Sisilia memiliki perbandingan panjang dan lebar sebesar 6:1, yakni proporsi yang berada di antara 4:1 pada galai-galai niaga dan 8:1 atau 10:1 pada galai-galai perang. Galai-galai niaga di Laut Tengah pada zaman kuno dibuat dengan maksud untuk digunakan mengangkut kargo berharga atau barang-barang mudah rusak yang perlu dikirim secepat mungkin dengan aman
===Galai bersenjata api===
|