Galai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 66:
Di kawasan barat Laut Tengah dan Atlantik, terpecahnya [[Kekaisaran Karoling]] pada penghujung abad ke-9 menghasilkan suatu kurun waktu yang penuh instabilitas. Perompakan dan penyergapan di Laut Tengah meningkat, khususnya yang dilakukan oleh para penyerang Muslim yang merupakan pendatang baru di kawasan itu. Keadaan makin diperburuk dengan kedatangan para penyerang [[Viking]] dari Skandinavia yang menggunakan kapal-[[kapal panjang]], yakni kapal-kapal yang dalam banyak hal sangat dekat dengan galai dari segi rancangan serta pemanfaatannya, dan juga menggunakan taktik-taktik tempur yang sama. Untuk menanggulangi ancaman ini, para pemimpin setempat mulai membuat kapal-kapal dayung berukuran besar, beberapa di antaranya memiliki sampai 30 pasang dayung, yakni kapal-kapal yang lebih besar, lecih cepat, dan berlambung lebih tinggi dari pada kapal-kapal Viking.<ref>Unger (1980), hal. 80</ref> Ekspansi bangsa Skandinavia, termasuk penyerbuan-penyerbuan yang mereka lakukan di Laut Tengah, baik terhadap kaum Muslim Iberia maupun terhadap Konstantinopel, mereda pada pertengahan abad ke-11. Pada waktu itu, stabilitas yang lebih besar dalam lalu-lintas niaga dapat dicapai berkat bangkitnya kerajaan-kerajaan Kristen seperti Perancis, Hongaria, dan Polandia. Sekitar waktu yang sama, bandar-bandar dan negara-negara kota Italia, seperti [[Republik Venesia|Venesia]], [[Republik Pisa|Pisa]], dan [[Kadipaten Amalfi|Amalfi]], bangkit di pinggiran Kekaisaran Bizantium tatkala kekaisaran itu tengah berkutat dengan ancaman-ancaman dari timur.<ref>Unger (1980), hal. 75–76</ref>
Sesudah kemunculan Islam dan terjadinya [[penaklukan Islam|penaklukan-penaklukan oleh kaum Muslim]] pada abad ke-7 dan ke-8, perekonomian Laut Tengah yang telah terbina selama berabad-abad itu pun runtuh, dan volume perniagaan merosot dengan tajam.<ref>Pirenne, ''Mohammed and Charlemagne''; tesis ini muncul dalam bab 1–2 dari ''Medieval Cities'' (1925)</ref> [[Kekaisaran Romawi Timur]] (Bizantium) mengabaikan peluang untuk menghidupkan kembali jalur-jalur niaga darat, dan tetap berupaya menjaga keterbukaan jalur-jalur pelayaran yang mereka andalkan demi mempertahankan keutuhan kekaisaran. Perniagaan komoditas curah terpuruk pada 600-750 sementara perniagaan komoditas mewah mengalami peningkatan. Kapal-kapal galai masih tetap dioperasikan, terutama dalam kegiatan niaga barang-barang mewah, agar laba yang diperoleh cukup besar untuk menutupi biaya perawatannya yang tinggi.<ref>Unger (1980), hal. 40, 47</ref> Pada abad ke-10, pembajakan meningkat pesat sehingga orang mulai membuat kapal-kapal yang lebih besar dan berawak lebih banyak. Sebagian besar kapal-kapal jenis baru ini dibuat oleh negara-negara kota Italia yang tumbuh sebagai kekuatan-kekuatan bahari dominan, termasuk [[Republik Venesia|Venesia]], [[Genova]], dan [[Pisa]]. Mengikuti rancangan kapal warisan Bizantium, galai-galai niaga yang baru ini serupa bentuknya dengan kapal-kapal [[dromon]], hanya saja tidak diperlengkapi senjata-senjata berat, berlayar lebih cepat, dan lebih lebar ukurannya. Kapal-kapal ini dapat berawak sampai dengan 1.000 orang, dan dimanfaatkan baik untuk niaga maupun untuk perang. Faktor berikutnya yang mendorong pengembangan galai-galai niaga berukuran besar adalah lonjakan jumlah peziarah Eropa Barat yang berangkat ke Tanah Suci.<ref>Unger (1980), hal. 102–4</ref>
[[File:Konrad von Grünenberg - Beschreibung der Reise von Konstanz nach Jerusalem - Blatt 05v-06r.jpg|thumb|320px|Galai agung [[Republik Venesia|Venesia]] dengan tiga layar mengangkut para [[Peziarahan Kristen|peziarah]] menuju Yerusalem ([[Conrad Grünenberg]] 1486/7).]]
Di Eropa Utara, kapal-[[kapal panjang|kapal panjang Viking]] berikut turunannya, kapal-kapal [[knorr]], mendominasi perdagangan dan pengiriman barang, meskipun berkembang sendiri di luar lingkup tradisi galai Laut Tengah.
Di Eropa Selatan, galai-galai tetap dimanfaatkan untuk kepentingan niaga meskipun kapal-kapal layar telah memiliki bentuk lambung dan peralatan yang lebih efisien; karena galai dapat menepi di pantai dan tetap mampu berlayar sekalipun tanpa dukungan angin, sehingga masih sangat diandalkan. Titik zenit dalam perancangan galai-galai niaga dicapai dengan kemunculan ''galai-galai agung'' milik negara di [[Republik Venesia]], yang pertama kali dibuat pada era 1290-an. Kapal-kapal ini digunakan dalam kegiatan niaga komoditas mewah yang berlaba besar dari dunia Timur semisal rempah-rempah, sutra, dan ratna mutu manikam. Kapal-kapal ini dari segala segi jauh lebih besar dari pada galai-galai perang pada zamannya (mencapai 46 m) serta lebih dalam [[sarat kapal|sarat]]nya, dengan ruang yang lebih luas untuk menampung kargo (140-250 ton). Dengan jumlah pendayung berkisar dari 150 sampai 180 orang, yang semuanya mampu mempertahankan kapal bilamana diserang, galai-galai agung ini juga merupakan moda angkutan laut yang paling aman. Keistimewaan ini menciptakan usaha angkutan para peziarah yang mengalir deras ke Tanah Suci, dengan tempo perjalanan paling cepat 29 hari untuk rute Venesia-[[Jaffa]], meskipun harus beberapa kali untuk beristirahat dan mengisi kembali cadangan air atau pun untuk menunggu sampai cuaca buruk berlalu.<ref>Casson (1995), hal. 123–126</ref>
===Perkembangan galai sejati===
|