Galai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 97:
===Dayung===
[[File:Trireme cut-fr.svg|thumb|right|Rekonstruksi modern penampang sebuah triremis Yunani kuno, memperlihatkan tiga tataran pendayung.]]
Mendayung kapal pada Zaman Kuno dilakukan dari posisi tempat duduk yang tetap, yakni posisi mendayung yang paling efektif, dengan pendayung menghadap ke ke arah buritan. Para sejarawan terdahulu memperkirakan bahwa galai didayung dengan gerakan merengkuh yang mengandalkan kekuatan baik dari otot kaki maupun otot lengan, namun tidak ada bukti konklusif yang mendukung perkiraan ini. Eksperimen-eksperimen praktis yang dilakukan pada galai rekonstruksi berskala penuh, ''Olympias'', justru menunjukkan adanya keterbatasan ruang gerak, sementara tempat duduk yang dapat bergerak atau beringsut sangat tidak praktis untuk dibuat dengan metode-metode kuno.<ref>Morrison, Coates & Rankov, ''The Athenian Trireme'', hal. 246–47; Shaw (1995), hal. 168–169</ref> Para pendayung galai-galai perang kuno didudukkan di geladak utama dengan keleluasaan yang terbatas untuk meninjau keadaan sekelilingnya. Oleh karena itu keselarasan gerak dayung diatur oleh para pengawas dengan menggunakan peluit atau aba-aba berlagu ritmis.<ref>Morrison, Coates & Rankov, ''The Athenian Trireme'', hal. 249–52</ref> Galai sangat gesit berolah gerak, dapat berputar haluan pada porosnya dan bahkan didayung mundur, tetapi olah gerak yang sedemikian gesitnya memerlukan awak yang mahir dan berpengalaman.<ref name="Morrison, Coates pp. 246-47">Morrison, Coates & Rankov, ''The Athenian Trireme'', hal. 246–47</ref> Di galai-galai dengan tatanan tiga orang tiap dayung, seluruh pendayung bekerja pada posisi duduk, tetapi pendayung yang terjauh dari lambung kapal harus melakukan gerak merengkuh sambil berdiri dan duduk, yaitu bangkit berdiri untuk mendorong batang dayung ke muka dan kemudian duduk kembali untuk melakukan gerakan merengkuh.<ref name="Morrison, Coates pp. 246-47"/>
Semakin cepat sebuah kapal meluncur, semakin besar pula daya yang digunakannya. Untuk mencapai kecepatan yang tinggi diperlukan daya yang tidak dapat dihasilkan oleh kapal bertenaga manusia. Sistem dayung menghasilkan daya yang sangat rendah untuk propulsi (hanya sekitar 70 W per pendayung) dan ambang batas untuk mendayung dalam posisi tetap adalah sekitar 10 knot.<ref>Coates 1995, hal. 127–28</ref> Menurut para sejarawan, jenis galai perang kuno yang digunakan bangsa Yunani pada Zaman Klasik adalah jenis galai yang paling hemat daya dan yang paling cepat dari antara seluruh rancangan galai yang pernah ada sepanjang sejarah. Replika berskala penuh dari sebuah [[trireme|triremis]] abad ke-5 SM, ''[[Olympias (triremis)|Olympias]]'', dibuat pada 1985–87 dan beberapa kali diuji coba guna mengukur kinerjanya. Hasil uji coba mebuktikan bahwa laju jelajah sebesar 7-8 knot dapat dipertahankan selama sehari penuh. Laju tercepat sampai dengan 10 knot dapat saja dicapai, tetapi hanya mampu bertahan selama beberapa menit dan akan menguras tenaga para awak dengan cepat.<ref>Shaw (1995), hal. 169</ref> Galai-galai kuno dibuat sangat ringan dan galai-galai triremis yang asli diperkirakan tak terkalahkan dalam soal laju.<ref>Shaw (1995), hal. 163</ref> Galai-galai Zaman Pertengahan diyakini lebih lamban, terutama sejak galai tidak lagi dibuat dengan memperhitungkan taktik-taktik penubrukan. Laju jelajah telah diperkirakan tidak lebih dari 2-3 knot. Laju tercepat sampai dengan 7 knot dapat saja dicapai dan dipertahankan selama 20–30 menit, tetapi berisiko menguras seluruh tenaga para pendayung.<ref>Guilmartin (1974), hal. 210–211</ref>
Mendayung galai menentang arah angin atau ketika laut sedikit bergelora cukup sukar dan melelahkan.<ref>Morrison, Coates & Rankov, ''The Athenian Trireme'', hal. 248</ref> Di laut lepas, galai-galai kuno dapat membentangkan layar sehingga mampu melaju mengikuti arah angin. Galai-galai ini sangat rentan terhadap gelombang tinggi, dan dapat saja tak terkendali jika kerangka dayung (''apostis'') lepas dan hanyut. Dalam keadaan yang cukup layak, galai-galai Zaman Kuno dan Zaman Pertengahan diperkirakan hanya mampu berlayar dengan laju 8-9 knot pada saat arah angin kurang lebih mengarah ke buritan.<ref>Pryor (1992), hal. 71–75</ref>
===Budak galai===
===Layar===
|