Tragedi Benteng Kuta Reh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
jalannya pertempuran |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3:
== Ekspedisi G.C.E van Daalen<ref>http://seputaraceh.com/read/8768/2012/06/13/kuta-reh-108-tahun-lalu</ref> ==
Pembantaian di Kuta Reh itu bermula dari keinginan Gubernur Militer Belanda di Aceh, Van Huetsz untuk menaklukkan seluruh Aceh
Keberingasan marsose itu berdampak pada penyerangan-penyerangan selanjutnya ke berbagai daerah operasi. Mereka menjadi pasukan yang di luar kendali dan bertindak brutal. Mulai dari penyerangan ke Gayo Laut, Gayo Deret, sampai kemudian Van Daalen dan pasukannya pada 9 Maret 1904 menyerang Gampong Kela sebuah daerah terpencl di Gayo Lues pada masa itu. Mulai dari kampung itulah penaklukan demi penaklukan dilakukan Van Daalen, dimulai dari benteng pasir (16 Maret 1904), Gemuyung (18,19,20 Maret 1904), Durin (22 Maret 1904), Badak (4 April 1904), Rikit Gaib (21 April 1904), Penosan (11 Mei 1904), Tampeng (18 Mei 1904). Hampir seluruh isi benteng dimusnahkan dan yang luka-luka tertawan akhirnya dibunuh. Menurut catatan Keempes dan Zentegraaf hampir 4000 rakyat Gayo dan Alas gugur, termasuk pejuang Gayo seperti Aman Linting, Aman Jata, H Sulaiman, Lebe Jogam, Srikandi Inen Manyak Tri, Dimus dan lain-lain.
Setelah menaklukkan Gayo Lues pasukan Belanda kemudian menuju Tanah Alas. Mereka baru kembali lagi ke Gayo Lues pada tahun 1905 untuk menyusun pemerintahan. Belanda kemudian membentuk Pemerintahan Sipil yang disebut Onder Afdeling (Kabupaten).
|